SEVEN

24K 998 0
                                    

Pagi ini, Nina menggantikan tugas Anna menyiapkan sarapan. Dia percaya dengan penjelasan Alex kalau dirinya mabuk dan Anna yang menggantikan pakaiannya. Separuh dari penjelasan Alex adalah kebohongan, karena dialah yang mengganti pakaian Nina.

Nina sesekali bersenandung sambil mengangkat masakannya. Dia menata telur sunny side yang setengah matang lalu meletakkan dua buah sosis dan tomat. Setelahnya Nina meletakkan beberapa potong garlic bread pada piring lainnya dan menghidangkannya.

Ada rasa gugup ketika Alex meminum kopi buatannya. Alex hanya melirik Nina singkat lalu mulai menyantap sarapannya. "Garlic bread nya terlalu asin. Kau menambahkan garam?"

Nina mengangguk sekali lalu menjawab, "Aku terlalu banyak memasukkan lada hitam karena itu aku menambah garam untuk menyeimbanginya. Maaf seharusnya aku mengukurnya terlebih dahulu. Kalau terlalu asin, kau tidak perlu memaksa untuk..."

"Aku akan memakannya," potong Alex. "Kau sudah membuatnya, khusus untukku. Aku akan memberi kritik agar berikutnya masakanmu lebih baik."

Wajah Nina memerah tersipu malu dan juga senang. Dia merasa bangga bisa mendapatkan pujian atas hasil kerja kerasnya. Sedikit demi sedikit, Nina berjanji akan menjadi lebih baik sehingga dikemudian hari tidak menyusahkan Alex.

"Sayang." Alex menggenggam sebelah tangan Nina dan menatapnya penuh harap. "Nanti siang, apa kau akan datang lagi?"

Nina membalas tatapan Alex dengan pandangan tidak percaya. "A-aku boleh menemuimu lagi di kantor?" tanya Nina ragu-ragu.

"Tentu saja, sayang. Kau bebas menemuiku kapanpun. Kau adalah istriku." Alex mencium punggung tangan Nina dan menciptakan sensasi aneh disekujur tubuhnya.

Sejenak Nina membayangkan bagaimana jika Alex menciumnya. Mengingat dulu pernah mencium rahang Alex membuat wajahnya semakin memerah. Tanpa sadar, Nina menyentuh bibirnya dan mengusapnya. Dia tidak sadar kalau Alex mengamati setiap gerak-geriknya.

"Ada apa sayang? Kenapa mengusap bibirmu?" Alex sengaja beretanya dan ingin mengetahui reaksi Nina selanjutnya.

Nina sontak menghentikan gerakannya dan meminum jus jeruk yang baru dibuatnya. "A-aku hanya haus. Iya, hanya haus," jawabnya kikuk.

Alex mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum nakal. "Jadi, nanti siang apa kau akan datang?"

"Tentu saja! Aku akan datang!" jawab Nina cepat lalu menundukkan wajahnya karena malu.

Alex tertawa mendengarnya. Ini adalah tawanya yang pertama setelah Nina bangun. Rasa lega menjalari seluruh tubuhnya karena tidak pernah selepas ini. "Aku akan menunggumu dan juga bekal makan siang kita."

Nina lantas mendongakkan wajahnya dan bertatapan dengan Alex yang memandangnya penuh gairah. Dia tersenyum kecil sebelum kembali melanjutkan sarapannya.

***

"Ini adalah rancangan yang telah disetujui. Kami sudah memeriksa struktur bangunan mereka dan menyesuaikannya dengan bahan-bahan yang akan dipakai nanti. Untuk pelunasan, mereka meminta agar bisa dilakukan 3 kali dengan 40% tanda jadi dan 30% untuk pembayaran selanjutnya hingga pelunasan."

Alex menyimak penjelasan yang diberikan oleh managernya. Perusahaannya mendapatkan sebuah proyek untuk membangun taman dan air mancur milik sebuah hotel. Mengerjakan proyek hotel bukanlah pertama kali baginya. Hotel yang sekarang menjadi kliennya adalah sebuah hotel baru, berbeda dengan hotel-hotel sebelumnya yang rata-rata telah berbintang lima.

"Perhatikan laporan keuangan dan arus transaksi mereka. Periksa juga pembayaran hutang, apakah lancar atau tidak. Aku tidak mau jika kita mengerjakan proyek kosong dan mereka lari begitu saja."

Only youWhere stories live. Discover now