Babak Dua: Langkah mundur yang berarti banyak

Mulai dari awal
                                    

"Kau tahu Joey? Aku sangat suka dengan model rambut barumu." Jelas Jackson samba terkikih.

Aku menarik nafas panjang, "Dengar, apa kita harus melakukan ini? Maksudku, mengapa kita harus melakukan ini jika kita sekarang bisa pergi begitu saja. Aku sama sekali tak merasakan apapun untuk belajar hari ini-semangat... pffttt tidak ada sama sekali."

"Tidak, karena sehabis kita pulang berkemah nanti... itu adalah hari persiapan kita sebelum menuju lomba di hari Sabtu. Kita harus berlatih, setidaknya bersama untuk team ini dan di antara kami berdua bukan rahasia lagi bahwa kau sangat menyedihkan." Jelas Jackson.

"Apa maksud dari perkataanmu itu?" Tanyaku sambil mengeritkan dahiku.

Jackson tertawa pelan dan selama perjalanan kami, aku hanya memikirkan bagaimana cara untuk tidak ikut kelompok belajar mickey mouse ini. Kami berhenti di depan dorm milik Devonna. Jackson menepuk punggungku pelan sembari tersenyum. "Lagi pula sudah lama kan kau tak main ke rumahku." Tukas dia. "DEVONNA AYO, BAWA KEMARI BOKONGMU YANG MALAS ITU!" Seru Jackson dan itu mengingatkan aku kepada ibunya.

Sedetik kemudian Devonna muncul dari balik pintu di depan sana. Sama seperti biasa, dia memakai celana jeans, sepatu convers putih, t-shirt bergambar band-band rock yang terkenal dan aku yakin dia tidak tahu sama sekali lagu mereka, kemudian jaket denim yang dia selalu pakai. Devonna berjalan ke arah kami dan berdiri di sebelah Jackson.

"The queen itself!" Tukas Jackson dengan semangat. "Aku tak sabar belajar bersama, bahkan saking senangnya aku memberi tahu ibuku dan dia sudah membuat makanan spesial. Aku bisa mencium aroma lezatnya dari sini!" Serunya semangat.

"Baru kali ini aku melihat ada orang yang sangat antusias dalam belajar." Kikih Devonna dan kemudian dia terbatuk beberapa kali. "Maafkan aku, aku tak bermaksud menularkan virus kepada kalian." jelasnya sembari tersenyum.

"Kau tidak sekolah karena batuk?" Tanyaku. "Lemah sekali."

Devonna hanya melihatku terdiam sambil tersenyum saja. Kami terus berjalan menuju rumah Jackson yang tidak begitu jauh dari sekolah. Selama di perjalanan Jackson tak bisa berhenti berbicara dengan Devonna, mereka membicarakan sesuatu yang menyangkut pautkan dengan atom ataupun subatom, matematika, kimia, fisika yang mana bisa aku lihat Devonna sedikit tak tertarik dengan topik pembicaraan itu. Melihat mereka berbicara tanpa henti ataupun tanpa kehabisan topik sama sekali, membuatku mengingat masa lalu, aku dan Jackson suka sekali berbicara apapun ketika kami pulang sekolah terutama ketika kami berjalan kaki bersama ke rumahnya untuk main dan menikmati makanan mama Jackson yang nikmat tidak tertolong.

"Selamat datang di rumahku!" Seru Jackson.

"Kau harus bersiap." Ucapku kepada Devonna.

"Mengapa?"

Jackson membuka pintu dan dengan sekejap anjingnya menggongong sambil berlari ke arah Jackson. Dia mengendus dan menjilat Jackson yang tampak kegirangan juga di sambut oleh anjingnya, lalu anjingnya beralih kepadaku dan hal pertama yang ia lakukan adalah mengendus sepatuku.

"Ayolah, Reggie kau sudah tak mengenal Uncle Joey lagi?" tanyaku lalu mengelus kepalanya dan di saat itulah ia langsung kegirangan dan meloncat kesana kemari sambil menggonggong. Aku tertawa pelan dan bermain sebentar dengannya kemudian aku melihat Devonna yang ada di sampingku. "Kau ingin bermain bersamanya?" tanyaku.

"Um, apa dia menggigit?" Tanya dia dengan nada sedikit takut.

"Apa kau melihat kami digigit dia?" jawabku sarkastik. "Reggy, bermainlah dengan Devonna." Jelasku merentangkan tanganku ke arah Devonna.

Devonna segera berjongkok dan melihat Raggie yang duduk di depannya. "Hallo Rag-ah... ." Devonna tertawa ketika Raggie mulai menjilat wajahnya beberapa kali. Raggie terlihat senang, dia mengendus tubuh Devonna, memutarinya dengan ekor yang melambai cepat sekali, dia tampak girang dan bersemangat.

Why Don't We? [alternative version NKOTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang