Aku merasakan ada yang membopongku dan memasukkanku kedalam mobil mereka, kemudian mobil inipun melaju.

"Ya Allah lindungi lah aku" doaku terus-meneru, jantungku berdetak keras dan aku mulai menangis karena ketakutan. Beberapa menit kemudian aku merasa mobil inipun berhenti. Lalu mereka mulai menarikku lagi aku tetap memberontak namun tenaga mereka lebih kuat dibandingkan dengan tenagaku.

Mereka terus menarikku dan mendudukanku disebuah kursi lalu mereka membuka bekap-an dimulutku.

"Siapa kalian?" Tanyaku karena aku masih tak bisa melihat mereka. Namun mereka hanya diam lalu aku merasa ada yang membuka ikatan tangaku dari belakang.

Setelah ikatan dikedua tanganku terlepas aku lalu membuka kain yang menutup mataku.

"Suprise" teriak mereka saat aku membuka mataku.

***

Author pov

"Suprise" Karin terkejut mendengar teriakan keluarganya berserta sahabat-sahabatnya.

Saat membuka matanya Karin melihat ada mamanya, papanya, Roland, Resky, Nevy, Alexa, Navy, dan Royal. Ternyata sekarang ia ada di sebuah pantai yang sudah di siapkan untuk memberikan kejutan untuk Karin.

Karin tersenyum haru melihat kejutan yang disiapkan untuknya. Yah hari ini adalah tepat hari ulang tahunnya yang ke 24 tahun. Dan sekarang bukan hanya keluarganya tapi semua sahabat-sahabatnya juga ada disini.

"Selamat ulang tahun anak mama dan papa" ujar mama Karin sambil memeluk Karin diikuti oleh papa Karin.

"Happy birthday Rin" ujar Resky, Nevy, dan Alexa bersamaan sambil memeluk Karin setelah pelukan Karin dan kedua orang tuanya terlepas.

"Gue kira kalian semua udah lupa sama gue" ujar Karin mulai menangis.

"Duh Rin, lo itu sahabat terbaik kita jadi mana mungkin kita lupa sama lo" ucap Nevy.

"Iya bener, oh yah rencana penculikan ini sebenarnya ide dari kakak lo tuh" jelas Alexa sambil menunjuk Roland yang berdiri di samping Karin.

"Iya Rin" tambah Resky.

Karin menoleh kearah Roland yang menatapnya tanpa rasa bersalah karena sudah membuat Karin ketakutan.

"Dasar kakak durhaka lo, tadi tuh gue takut banget tau. Untung gue gak punya riwayat penyakit jantung." ujar Karin sambil menatap Roland tajam.

"Hehehe,, gue kan cuman pengen bikin kejutan buat lo" ujar Roland sambil cengegesan.

"Kejutan sih kejutan tapi gak juga kayak gitu kali" ucap Karin.

"Hehehe,, iya deh gue minta maaf. Btw selamat ulang tahun yah dek" ujar Roland lalu memeluk Karin yang dibalas oleh Karin.

"Oh yah Rafael kok gak ada?" Tanya Karin saat sadar bahwa ia tak melihat Rafael sedari tadi. Apakah Rafael lupa dengan hari ulang tahunnya?. Tapi biasanya Rafael lah orang pertama yang mengucapkan.

Karin menatap Keluarga dan para sahabatnya dengan bingung pasalnya dari mereka tak ada yang menjawab pertanyaannya tapi mereka malah menatap ke arah belakangnya sambil tersenyum-senyum.

Karena penasaran Karinpun menoleh dan tiba-tiba jantungnya berdebar-debar saat melihat Rafael yang sedang berdiri dibelakangnya sambil memegang kertas yang bertuliskan.

"Happy birthday Karina Oliver Henzu" Rafael lalu memindahkan kertas yang didepan. Lalu terlihat lagi kertas yang bertuliskan.

"Semoga panjang umur dan sehat selalu"

"Karirnya di lancar dan makin sukses"

"Tetap jadi cewek yang tegar dan mandiri"

"Tetap jadi cewek yang baik dan penyayang"

"I wish you all the best" Rafael terus memindahkan kertas-kertas tersebut.

"Oh yah makasih juga buat semuanya" ujar Rafael sambil mendekat kearah Karin.

"Makasih buat apa?" Tanya Karin.

"Makasih karena lo udah mau kasih gue kesempatan buat jadi yang pertama untuk hapus semua air mata lo saat lo sedih, makasih juga udah kasih gue kesempatan buat jadi tempat curhatan lo." Ucap Rafael. Rafael tiba-tiba menggenggam tangan Karin erat.

"Gue tahu, gue gak akan pernah bisa gantiin posisi Lian dihati lo. Tapi gue bakal bikin tempat tersendiri di hati lo tanpa harus gantiin posisi Lian. Jadi will you marry me Karina Oliver Henzu" ucap Rafael sungguh-sungguh sambil duduk dengan bertumpu pada salah satu kakinya dan tangan kanannya menyodorkan sebuah cincin yang indah namun sederhana.

Karin terdiam mendengar ucapan Rafael, dadanya bergejolak bahagia. Mungkin Rafael memang tak bisa menggantikan posisi Lian tapi jauh sebelum disadari Karin, Rafael sebenarnya sudah menempati posisinya sendiri yang lebih tinggi.

Keluarga Karin dan sahabatnya harap-harap cemas karena Karin hanya terdiam tanpa menjawab pernyataan Rafael. Begitupun Rafael ia sudah bersusah payah untuk mengumpulkan keberaniannya menyatakan perasaannya kepada Karin.

Jika Karin menolakpun Rafael sudah memutuskan untuk tetap memperjuangkan Karin, karena ia sadar Karin adalah wanita yang pantas untuk diperjuangkan.

"Yes I will" 3 kata yang di ucapkan Karin membuat keluarga Karin dan sahabatnya bersorak gembira begitupun Rafael. Rafael dengan senyum bahagianya berdiri lalu memasangkan cincin di jari Karin lalu ia memeluk Karin dengan perasaan lega sekaligus bahagia. Karin juga membalas pelukan Rafael dengan sama bahagianya.

Selesai

RAFAELKARINA [COMPLETED]✅Where stories live. Discover now