PART 26

2.1K 74 9
                                    

"Hei laki-laki, jangan pernah kau tunjukan kelemahanmu di hadapan wanita!! Karena seharusnya kaulah yang harus menjadi penguat wanita bukan malah sebaliknya"

🐼🐼🐼

Sudah 3 hari semenjak peristiwa Lian yang memutuskan Karin tanpa alasan dan sudah 3 hari pula Karin selalu mencari tahu alasan mengapa  Lian memutuskannya.

"Kantin yuk" ujar Resky pada Karin sambil membereskan bukunya yang tadi digunakan untuk mencatat tulisan yang diberikan guru fisikanya.

Resky terkejut saat ia menoleh ke arah Karin, ia melihat Karin yang sedang melamun tapi bukan itu yang membuatnya terkejut melainkan karena air mata Karin yang ada di kedua pipinya.

Resky langsung menghapus air mata Karin membuat Karin yang sedang melamun tersentak kaget.

"Lo lagi ada masalah Rin?" Tanya Resky pelan. Karin tidak menjawab ia malah langsung memeluk Resky sambil menangis, Resky yang mendapat pelukan Karin hanya bisa mencoba menenangkan Karin sambil mengelus punggung Karin. Untungnya kelas mereka sekarang sedang sepi karena semua siswa dan siswi sedang mengisi perut mereka di kantin.

"Apa salah gue Res" tanya Karin sambil melepaskan pelukannya.

"Gue nggak ngerti kenapa dia tiba-tiba mutusin gue tanpa alasan yang jelas" tambah Karin lagi.

"What? Maksudnya Lian mutusin lo" pekik Resky terkejut yang dibalas anggukan pelan Karin.

"Gue nggak tahu setelah seminggu dia nggak ada kabar dia tiba-tiba datang dan bilang ada yang dia mau omongin dan katanya gue cukup dengar dan terima. Gue nggak tahu kalau ternyata dia malah mutusin gue" cerita Karin yang tanpa sadar air matanya keluar.

"Lo yang sabar Rin, Lian pasti punya alasan. Setahu gue Lian nggak mungkin sengaja nyakitin lo dia itu cinta dan sayang sama lo" ujar Resky.

"Kalau dia cinta dan sayang sama gue dia gak akan mutusin gue tanpa ada alasan yang jelas" ucap Karin lemah.

"Lo tenang aja gue pasti bantu nyari tahu alasan Lian mutusin lo. Ya udah dari pada lo nangis kek gini mending kita ke kantin." ucap Resky lalu mereka berdua pergi ke kantin.

Karin dan Resky jalan berdampingan menuju ke kantin, sesampainya di kantin Karin tiba-tiba menghentikan langkahnya. Resky yang merasa Karin menghentikan langkahnya pun ikut menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Karin.

Dilihatnya Karin yang sedang menatap kearah depan, Resky ikut menatap kemana arah mata Karin melihat.

Tes

Air mata Karin perlahan turun satu persatu, lalu dengan segera Karin berbalik kemudian lari sekuat-kuatnya tak perduli dengan siswa atau siswi yang ia tabrak. Sedangkan Resky mengepalkan tangannya kemudian dengan cepat berjalan kearah alasan dari kesedihan Karin.

Plakk

"Dasar brengsek" ujar Resky setelah menampar Lian.

"Maksud lo apa nampar gue" ujar Lian tak terima.

"Lo tanya maksud gue apa? Harusnya lo nyadar lo udah buat sahabat gue sedih dengan tiba-tiba kemarin lo mutusin dia dan sekarang lo malah mesra-mesraan sama cewek lain" omel Resky sambil menunjuk cewek yang dilihatnya tadi sedang bermesraan dengan Lian namanya Citra.

"Gue nggak ada hubungan apa-apa lagi sama Karin, jadi gue berhak lakuin apapun" ujar Lian sambil tersenyum sinis kearah Resky.

Plakk

"Hei lo nggak berhak nampar Lian" ujar Citra tak terima karena untuk kedua kalinya Resky menampar Lian.

"Diam lo gue nggak ada masalah sama lo" bentak Resky marah pada Citra.

"Dan untuk lo enak banget hidup lo cuman bilang putus terus besoknya bisa mesra-mesraan sama cewek lain, gue bersyukur lo udah putus sama sahabat gue. Ingat tamparan dari gue tadi masih ringan ketimbang rasa sakitnya sahabat gue ngelihat mantan yang mutusin dia tanpa alasan yang jelas mesra-mesraan sama cewek lain. Lagian sebenarnya gue heran kenapa Karin bisa cinta sama cowok brengsek kayak lo yang kelakuannya lebih rendah dari binatang. Kebaikan lo hanya menjadi topeng dan tameng untuk menutupi sifat asli lo yang brengsek" ujar Resky sadis lalu ingin pergi mengejar Karin.

"Bilangin sama sahabat lo, nggak usah deket ataupun ngatur hidup gue karena sejak kemarin kita udah putus" ujar Lian santai yang membuat Resky yang tadinya ingin mengejar Karin melupakan niatnya lalu berbalik menghadap Lian.

"Gue kira lo itu beda sama cowok yang lain, gue kira lo cowok yang baik yang bisa bikin sahabat gue bahagia  ternyata pemikiran gue salah lo sama aja brengseknya kaya cowok-cowok yang lain" ujar Resky sadis lalu berlari mencari Karin meninggalkan Lian yang memandang sendu kearah perginya Resky.

***

Karin yang sedang berlari tak tentu arah tiba-tiba menabrak seseorang membuatnya langsung terjatuh dilantai, untungnya ia sekarang berada di koridor yang sedang sepi karena beberapa menit yang lalu bunyi bel tanda pelajaran selanjutnya dimulai telah terdengar diseluruh penjuru sekolah.

Bruk..

"Ma-maaf" ujar Karin sambil menunduk.

"Karin lo kenapa?" tanya cowok yang ditabrak sama Karin sambil membantu Karin berdiri. Karin merasa familiar dengan suara tersebut saat ia mendongak ternyata cowok yang ditabraknya tadi adalah Rafael.

"Gue kenapa?" Tanya Karin pura-pura tidak mengerti. Rafael yang mengerti Karin sedang berpura-pura tidak mengerti dengan pertanyaannyapun langsung menghela napasnya.

"Ikut gue" ujar Rafael sambil menarik lembut pergelangan tangan Karin.

"Mau kemana?" Tanya Karin bingung.

"Ikut aja, ada yang mau gue omongin sama lo" ujar Rafael.

"Tapi guru fisika pasti udah di kelas, masa kita mau bolos sih" ucap Karin sambil memberontak namun Rafael tak menghiraukannya.

Rafael membawa Karin ke rooftop sesampainya di rooftop Rafael baru melepaskan genggaman tangannya pada Karin.

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Karin to the point.

"Lo kenapa tadi lari-lari?" Tanya Rafael.

"Bukan urusan lo" ucap Karin ketus. Jujur saja ia memang sudah memaafkan Rafael tapi entah kenapa ia merasa masih belum menerima perlakuan Rafael dulu padanya.

"Apa ini ada kaitannya sama berita yang beredar kalau lo sama Lian udah putus?" Tanya Rafael sambil menatap Karin.

"Kalau iya emang kenapa? Gue mau cabut lagian nggak ada gunanya gue disini buang-buang waktu berharga gue" ujar Karin.

"Kalau lagi ada masalah jangan lari seperti seorang pengecut, lo harus selesaiin masalah lo baik-baik. Gue tau lo cewek yang kuat lo pasti bisa lawan masalah lo bukan malah lari dari kenyataan." Ucap Rafael menasihati Karin.

"Gak usah sok suci dan sok bijak, lebih baik lo ngomong sama kaca." ujar Karin telak. Melihat Rafael yang diam tak membalas ucapannya membuat Karin malah tersenyum sinis.

"Kenapa diam aja?" Tanya Karin sinis.

"Lebih baik gue diam dari pada menambah masalah" ujar Rafael.

"Lo bisa bagi masalah lo sama gue" lanjut Rafael.

Karin diam ia tiba-tiba teringat kejadian tadi saat ia melihat Lian sedang berciuman dengan Citra. Tak terasa bulir demi bulir air matanya jatuh. Rafael yang melihat Karin menangispun langsung memeluk gadis yang sampai sekarang masih dicintainya tersebut.

"Nangis aja sepuasnya Rin, keluarin semua beban lo." Ucapan Rafael membuat tangisan Karin mengeras.

"Kalau kek gini gue jadi lebih ikhlas ninggalin lo karena gue tahu ada seseorang yang tepat yang bisa gantiin tugas gue buat jagain lo Karina Oliver Henzu" batin seseorang yang sedari tadi mengikuti Karin dan Rafael. Lelaki tersebut tersenyum sendu lalu membalikkan badannya untuk pergi dari rooftop.

***

Jangan jadi silent reader💕

RAFAELKARINA [COMPLETED]✅Where stories live. Discover now