PART 22

2.4K 79 1
                                    

"Gue baru pertama kali jatuh cinta dan ternyata itu tidak seindah yang gue kira"
~Rafael Aditya Revaldi

🐼🐼🐼

"Lo udah kenal sama pacar gue?" Tanya Lian sambil merangkul Karin. Rafael terkesiap mendengar ucapan sahabatnya.

Rafael dan Lian memang bersahabat sejak kecil karena mereka dulu adalah tetangga dan orang tua Rafael adalah rekan bisnis orang tua Lian. Tapi semenjak keluarga Lian pindah ke Amerika mereka sudah jarang lagi berhubungan.

"Gimana cantikkan. Kenalin Rin ini sahabat gue namanya Rafael dan Rafael ini pacar gue namanya Karin" ucap Lian lagi.

"Karina Oliver Henzu" ujar Karin sambil menyodorkan tangannya sedangkan Rafael hanya memandang kosong pada tangan Karin. Rafael tidak menyangka bahwa Karin adalah pacar dari sahabatnya.

"Rafael Aditya Revaldi" ucap Rafael sambil membalas uluran tangan Karin.

"Rin kita ke kantin yuk laper nih. Lo mau ikut Raf?" Ucap Lian sambil menatap Rafael. Rafael yang sedang termenung pun langsung mengalihkan pandangannya kearah Lian.

"Kalian deluan aja, gue masih ada urusan sama kepsek" ujar Rafael bohong. Karin yang sedari tadi menunduk pun mendongak memandang Rafael yang ternyata Rafael juga sedang menatapnya.

"Ya udah kita deluan yah bro" ucap Lian sambil menepuk pelan pundak Rafael lalu segera menggenggam tangan Karin membawanya kekantin.

"Apa gue terlambat Rin?" tanya batin Rafael sedih sambil menatap Lian dan Karin.

***

Karin sedang duduk didalam kelas sambil membaca novel kesayangannya setelah dari kantin tadi bersama dengan Lian.

Tak jauh dari tempat duduk Karin, ada seorang siswa yang sedari tadi memperhatikan Karin tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Karin.

Dia adalah Rafael, Rafael terus memperhatikan Karin yang baru ia ketahui sekarang bahwa Karin adalah pacar dari sahabatnya.

"Rin" panggil Rafael pelan. Karin yang merasa namanya dipanggil pun menoleh dan langsung bertatapan dengan Rafael tak lama kemudian Karin langsung mengalihkan pandangannya pada novel yang dipegangnya sedari tadi.

"Hmm.." gumam Karin singkat.

"Lo masih marah sama gue?" Tanya Rafael sambil menarik kursi dan duduk disamping Karin.

"Marah karena apa, Emang lo pernah punya salah sama gue?" Tanya Karin ketus. Novel yang sedari tadi dibacanya sekarang tidak lagi dibaca dan hanya dipegang.

"Marah karena sikap gue dulu sama lo" Rafael lalu mengambil novel yang Karin pegang dan diletakan diatas meja lalu Rafael menggenggam kedua tangan Karin.

"Maafin gue Rin, gue tau gue salah" lanjut Rafael. Karin berusaha melepaskan genggaman Rafael namun Rafael malah mempererat genggamannya pada tangan Karin.

"Gue udah maafin lo dari dulu jadi mending sekarang lo pergi ketempat duduk lo, bentar lagi udah mau bunyi bel" ucap Karin.

"Tap-" ucapan Rafael terhenti oleh suara bel sekolah yang menandakan bahwa jam pelajaran selanjutnya akan dimulai. Dengan terpaksa Rafael pun duduk ditempat duduknya yang berada dibelakang tempat duduk Karin.

"Kayaknya lo udah kenal Karin dari dulu" bisik suara yang ada disamping Rafael. Rafael tak menoleh kearah Jefrael yang sedang menatapnya.

"Hmm" gumam Rafael.

"Lo suka sama Karin?" Pertanyaan Jefrael membuat Rafael menolehkan kepalanya dan menatap Jefrael lalu tak lama Rafael menghembuskan napasnya kasar.

"Gue sama Karin satu sekolahan waktu di Indonesia" jelas Rafael.

"Kayaknya kalian lagi ada masalah, kalau lo mau cerita gue mau jadi pendengar buat lo bro" ujar Jefrael sambil menepuk bahu Rafael. Tak lama guru yang akan mengajar dikelas pun datang.

"Kalau lo mau cerita lo bisa datang dirumah gue nanti gue kirim alamat rumah gue tapi kalau lo maunya ditempat lain no problem" ujar Jefrael pelan  yang dibalas anggukan dari Rafael.

***

Kringg..kringg..

Bel pulang sekolah terdengar diseluruh penjuru sekolah, seluruh siswa dan siswi Johnson High School berlomba-lomba untuk pulang kerumahnya masing-masing.

Sama halnya dengan Karin dan Resky, mereka sedang memasukan semua barang-barangnya kedalam tas masing-masing.

"Masih lama?" Tanya Lian yang sudah berada didepan meja Karin.

"Eh nggak kok ini udah selesai, pulang yuk" ucap Karin lalu Lian menggandeng tangan Karin.

"Res duluan yah" ujar Karin lalu merekapun keluar kelas. Rafael yang melihat itupun hanya bisa menghela nafas berat.

"Sabar yah bro!" Ucap Jefrael sambil menepuk pundak Rafael kemudian pergi keluar kelas.

"Ternyata buat perjuangin lo nggak semudah yang gue kira" ucap Rafael lirih lalu ia berjalan keluar kelas. Resky yang sedari tadi mendengar lirihan Rafaelpun hanya bisa berdoa agar Karin diberikan kebahagiaan entah itu dengan Lian ataupun Rafael.

"Lo nanti harus memilih Lian atau Rafael, dan gue cuman bisa berharap apa yang lo pilih nanti bisa bikin lo bahagia Rin" ucap batin Resky lalu ia pun ikut keluar kelas.

***

"Hei!!" Ujar Lian sambil menjentikkan jarinya kearah Karin yang sedang melamun sedari tadi, pasalnya sejak tadi Lian mengajak Karin mengobrol tapi malah tidak ditanggapi oleh Karin.

"Eh ada apa?" Tanya Karin terkejut.

"Kamu dari tadi aku ajak ngobrol nggak direspon" ucap Lian pura-pura jengkel.

"Oh maaf aku nggak tau kalau kamu ajak aku ngobrol" ucap Karin merasa bersalah. Saat ini mereka sedang makan disebuah cafe.

"Makanya jangan melamun, ngelamunin apa sih?" Tanya Lian penasaran.

"Ah aku nggak melamun kok" ucap Karin menyangkal.

Tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka, masing-masing sibuk dengan pemikirannya sendiri Karin yang sibuk dengan pemikirannya tentang alasan Rafael pindah kesekolahnya dan Lian yang sibuk memikirkan sifat Karin yang mulai pendiam sedari tadi. Lian curiga ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Karin dan Lian akan mencari tahu.

"Eh udah sore nih, pulang yuk" ajak Karin yang dibalas anggukan Lian. Lalu merekapun pergi setelah Lian membayar makan siang mereka berdua. Sesampainya diparkiran motor, Lian langsung memasangkan helm untuk Karin.

"Kalau kamu ada masalah nggak usah sungkan-sungkan buat cerita sama aku, aku kan pacar kamu" ujar Lian masih sambil memasangkan helm berwarna pink untuk Karin lalu tersenyum.

"Iya sayang" ucap Karin sambil mencubit kedua pipi Lian.

"Aww, sakit tau" ucap Lian meringis.

"Hahaha biarin" ucap Karin sambil tertawa lepas.

"Udah ketawanya? sekarang ayo naik" ucap Lian yang sudah naik kemotornya.

"Mau dipeluk?" Tanya Karin pada Lian sesaat Karin naik keboncengan Lian.

"Biar aku nggak jawab kamu pasti tau jawabannya" ujar Lian lalu menarik kedua tangan Karin agar memeluknya lalu ia mulai menstater motornya kemudian melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

Selama perjalanan pulang Karin merasa bersalah pada Lian pasalnya disaat ia sedang dengan Lian masih sempat-sempatnya juga ia memikirkan Rafael. Karin merasa telah mengecewakan Lian.

"Maafin aku Lian" ucap Karin pelan seperti berbisik lalu mengeratkan pelukannya pada Lian sambil memejamkan matanya dan bersandar pada punggung Lian. Lian yang merasa Karin mengeratkan pelukannya pun tersenyum lalu salah satu tangannya memegang tangan Karin yang sedang memeluk perutnya.

***

RAFAELKARINA [COMPLETED]✅On viuen les histories. Descobreix ara