PART 18

2.6K 81 1
                                    

"Kamu akan merasakan manisnya kebahagiaan setelah kamu merasakan pahitnya penderitaan karena roda kehidupan akan terus berputar orang yang awalnya dikejar akan balik mengejar"

🐼🐼🐼

Karin bangkit dari duduknya hendak pergi meninggalkan kantin. Namun Karin tiba-tiba berhenti saat lengannya ditahan oleh Lian.

"Kenapa lo nggak terima gue Rin? Gue tahu gue nggak sempurna tapi gue akan berusaha jadi yang terbaik buat lo" ujar Lian mantap.

"Sorry Li, gue takut lo cuman main-in gue atau bahkan gue cuman di jadiin bahan taruhan lo" ujar Karin sambil berusaha melepas pegangan Lian dari lengannya.

"Pliss kasih gue kesempatan buat nunjukin ke lo kalau gue nggak main-main. Gue serius sama lo" ujar Lian.

"Tap-" ucapan Karin terhenti saat Lian memeluknya erat.

"Pliss Rin, kasih gue kesempatan" ucap Lian terdengar lirih di pendengaran Karin.

"Oke gue bakal kasih lo kesempatan, tapi dengan satu syarat" ujar Karin. Lian lalu melepas pelukannya dan menatap Karin penuh kebahagiaan.

"Syarat apa?" Tanya Lian.

"Syaratnya gue kasih lo waktu satu bulan buat lo nunjukin keseriusan lo dan buat gue jatuh cinta sama lo kalau lo berhasil kita bakal tetap jadian begitupun sebaliknya kalau lo gagal maka kita bakal putus dan jangan pernah ganggu gue lagi" ucap Karin mantap.

"Oke gue terima syarat lo" ucap Lian lalu memeluk Karin lagi. Suara siulan dan tepukan tangan dari seluruh penghuni kantin tak dihiraukan Lian. Karin tak membalas pelukan Lian ia masih ragu dengan keputusannya.

                                       ***

Karin duduk dengan headset yang menyumpal kedua lubang telinganya tak menghiraukan keributan di kelasnya karena guru yang akan mengajar pada jam terakhir berhalangan hadir karena sedang kurang sehat. Sudah dua minggu semenjak insiden Lian yang menembaknya dikantin, sejak saat itu hubungan Karin dengan Lian sudah mulai dekat.

Biasanya disaat seperti ini dia akan menunggu bel pulang sekokah di temani dengan Resky. Mereka akan menunggu bel sambil bercerita tentang banyak hal, namun tadi Resky izin pulang lebih awal karena tidak ada yang menjaga ibunya yang sedang sakit.

Tempat duduk Karin yang berada disamping jendela membuat Karin melamun sambil mendongak menatap langit yang sedang mendung sepertinya akan segera turun hujan yang lebat.

Bel pulang sekolah sudah terdengar di segala penjuru sekolah namun Karin yang sedang melamun pun tak menyadari bahwa bel pulang sekolah sudah berbunyi.

Karin terkejut saat seseorang sedang membereskan buku serta peralatan menulisnya dan memasukannya kedalam tasnya. Saat Karin mendongak matanya lansung bertubrukan dengan mata Lian.

"Nggak pulang?" Tanya Lian setelah membereskan peralatan menulis Karin.

"Emang udah bel pulang yah?" Tanya Karin tak menghiraukan pertanyaan Lian.

"Makanya jangan melamun mulu. Udah dari 5 menit yang lalu bel berbunyi loh" ujar Lian sambil mengacak rambut Karin lembut.

"Ohh!!" Ujar Karin.

"Yuk balik udah mau hujan nih" ujar Lian sambil menggandeng tangan Karin.

Karin melihat disegala penjuru sekolah yang sudah sepi hanya pengurus osis saja yang masih terlihat dikoridor sekolah ternyata cukup lama Karin duduk melamun dikelas tadi.

"Gue bisa pulang sendiri kok" ucap Karin.

"Buat apa lo punya pacar kalau pulang aja nggak dianter" ucap Lian.

RAFAELKARINA [COMPLETED]✅Where stories live. Discover now