"Kalau gitu, Kinara mandi dulu ya. Bye," ucapnya sambil mencium singkat pipi Papa dan Mamanya lalu beranjak ke atas.

"Gue gak dicium??" tanya Didit yang merasa dilewati.

"Gak! Lo pikir gue gak tahu lo juga belum mandi?!" sahut Kinara setengah berteriak dari tangga membuat Didit mencibir.

Kinara masuk ke dalam kamar dengan perasaan berbeda sebelum ia turun tadi. Ia benar-benar senang melihat Papanya pulang. Setelah berbulan-bulan papanya tidak pulang, dan akhirnya kini ia melihat Papanya pulang.

Waktu itu Papanya memang bilang, ingin fokus mengurus kantor cabang yang ada di Surabaya dulu. Tapi tetap saja. Kinara merindukan Papanya, walau ia tahu itu semua demi keluarganya.

Baru saja Kinara ingin masuk ke dalam kamar mandi, ponselnya berdering. Kinara mengambil ponsel yang terletak di atas tempat tidurnya itu. Membuat Kinara mengurungkan niatnya untuk mandi.

"Halo?"

"Kinnnnnn..." panggil sang penelepon yang tidak lain adalah Debi dengan nada seperti ingin menangis.

"Ehh? Lo kenapa? Nangis?" tanya Kinara panik.

"Gue.... gabut, Kin..." jawabnya masih dengan nada yang sama.

"Ah, elah. Kalau itu mah gue juga. Makanya jangan jomblo. Biar ada yang ngajak jalan," sahut Kinara dengan nada mengejeknya.

"Woi! Nyadar! Situ juga jomblo! Jomblo ngomong jomblo!" sahut Debi tak kalah mengejek.

"Lo gak tau emangnya? Gue habis ditembak kemarin. Oh iya. Gue belum cerita. Sorry.." ujar Kinara dengan nada pelupanya.

"Hah? Serius? Sama siapa?! Jahat lo gak cerita! Siapa, siapa?!" tanya Debi mulai heboh. Kinara hanya cekikikan mendengar sahabatnya yang terus marah-marah sendiri ini.

"Maaf, gue lupa. Kemarin tuh gue habis ditembak sama Shawn Mendes." Di seberang sana, Kinara mendengar Debi mengumpat kesal.

"Sumpah! Gue kirain lo beneran laku! Ternyata khayalan doang!" Setelah itu, terdengar suara tawa Kinara dan Debi.

"Omongan kan doa. Aminin ajaa," jawab Kinara santai disusul tawanya.

"Iyain, Kin. Iyain," sahut Debi disela tawanya.

"Eh, Kin," panggil Debi setelah tawanya berhenti.

"Hmm?"

"Bosen gak sih liburan kita gini-gini doang?"

"Ya iyalah. Setiap hari cuman bangun, mandi, makan, main game, baca novel, makan, tidur. Gitu doang sirkulasi hidup gue kalau libur," jawab Kinara yang memang merasa liburannya sangat membosankan.

"Gimana kalau kita liburan?" usul Debi membuat Kinara sedikit berpikir.

"Boleh tuh. Tapi, berdua doang?"

"Ya enggaklah. Ramein aja. Ajak siapa gitu?"

"Siapa? Aldo sama Jojo?"

"Kenapa nama itu? Dan kenapa harus itu?" tanya Debi terdengar tidak suka.

"Yah, itung-itung, menjalin tali persaudaraan. Supaya gak berantem terus juga," jawab Kinara apa adanya.

"Alika sama Heni gimana? Mau diajak juga gak?"

"Boleh tuh. Andrenya sekalian."

"Eh, gue lupa. Gue baru inget. Si Heni gak bisa. Dia ama keluarganya udah liburan duluan ke rumah neneknya yang di bandung."

Ketos VS Waketos [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now