"Uhm.. Thanks, Do," ucap Kinara sembari tersenyum simpul.

Aldo mengangguk, setelah itu, ia kembali menggandeng tangan Kinara, dan membawanya menuju parkiran.

"Eh, sorry, Kin," kata Aldo begitu dia baru menyadari kalau ia menggandeng tangan Kinara.

Kinara mengangguk kecil. Setelah itu, ia masuk ke dalam mobil Aldo yang sudah dibukakan pintu olehnya.

"Do," panggil Kinara lagi ketika mobil sudah keluar dari lingkungan sekolah.

Aldo menoleh sejenak sembari melemparkan tatapan bertanya 'apa?'

"Makasih, ya," lanjut Kinara sedikit malu.

"Buat?"

"Yang tadi. Padahal gue minta tolongnya sama Debi," jawab Kinara sambil menunduk. Sumpah. Siapapun tolong Kinara. Sangat memalukan.

"Ohh, itu. Iya. Gak apa-apa. Tadi si Debi minta tolong, pas gue balik, dia udah pulang. Ya udah gue anter aja ke lo. Lagian, lo pasti butuh banget, kan?"

"Gue tahu lo pasti malu banget beli begituan kan?" ujar Kinara lagi membuat Aldo kembali menoleh sembari tersenyum.

"Sempet malu sih. Tapi, pas ada mbak-mbak yang bilang 'ini buat pacarnya ya? Baik bangett..' Gue jadi malah seneng." Kinara mengernyit.

"Maksud?" tanya Kinara yang masih tidak mengerti.

"Seneng aja. Jadi gue berasa jadi seorang cowok yang rela berkorban membeli barang itu untuk seorang cewek yang disayanginya," jawaban Aldo membuat Kinara membeku.

Deg!

"Tapi sayangnya ceweknya itu lo.." lanjut Aldo lagi membuat Kinara mencebik kesal.

"Bego! Udah main baper aja! Mana mungkin lo itu orang yang dia sayang!"  gumam Kinara dalam hatinya merutuki dirinya sendiri yang sudah secepat itu baper terhadap Aldo.

"Rese!" Hanya itu yang keluar dari mulut Kinara.

"Eh, tapi ternyata dugaan gue bener, ya.." ucap Aldo lagi membuat Kinara menoleh dan tatapan mereka bertemu singkat.

"Dugaan?" ulang Kinara bingung.

"Yang tadi pagi."

"Apa sih? Jawab aja gitu. Bingung gue," sahut Kinara kesal karena ia tidak mengerti.

"Tentang lo yang lagi... PMS." Aldo mengecilkan suara ketika menyebutkan kata 'PMS'

"Pantesan lo marah-marah terus. Cewek emang gitu ya?" lanjutnya dengan volume seperti biasa lagi.

"Ya iya. Makanya lo jangan cari masalah. Gue telen lo entar!" sahut Kinara sebal.

"Kalau lo telen, nyangkutnya di hati lo sih gak apa-apa," celetuk Aldo tanpa menoleh.

"Hah?"

"Iya. Biar gue bisa lihat juga. Nama siapa yang ada di hati lo. Siapa tahu nama gue, kan?" lanjutnya lagi sembari tersenyum jahil.

"Sayangnya bukan tuh," sahut Kinara dengan sombongnya.

"Iyalah. Mana mungkin lo, Do. Mikir kali. Lo sama dia aja sering berantem," omel Aldo dalam hatinya sembari tertawa menatap Kinara. Tawa palsu. Yang didalamnya tersimpan beribu, bahkan berjuta kepedihan.

"Elah. Itu jendela diliatin mulu. Lama-lama gue pasang muka gue disitulah. Biar bisa lo liatin terus," celetuk Aldo lagi dengan wajah datarnya.

"Kalau ada muka lo di sini, jendelanya langsung gue pecahin, Do," sahut Kinara tanpa menoleh.

Ketos VS Waketos [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now