part 17

156 9 0
                                    

Elang pov

Hari ini aku betul-betul geram melihat tingkah laku kedua anak itu Dimas dan raya. Berangkat dari rumah tadi aku niatnya mengajak raya buat jalan, aku ingin membuat Dimas cemburu dengan berpura-pura jadian dengan raya. Kenapa aku lakukan seperti itu, biar Dimas mau mengakui perasaannya. Ku lihat dari sorot mata Dimas ada harapan buat raya. Hanya saja mereka terlalu gengsi buat mengetahui perasaan masing-masing.

Tapi dengan melihat kejadian tadi ku urungkan rencana ku yang sudah aku sepakati bersama raya waktu dibandung.

Saat aku membuka pintu apartemen dimas, suasana sangat sepi. Tak seperti biasanya, raya yang biasanya bangun sebelum sholat subuh dan menyiapkan sarapan juga belum nampak di dapur

"Ah...mungkin raya lelah karena perjalanan semalam" gumamku

Aku menaiki tangga berniat untuk menuju kamar Dimas

Cklek

Aku terkejut dan mematung depan pintu kamar melihat pemandangan di depanku. Ya ... Mereka tak menyadari kebaradaanku. Aku melihat mereka berdua masih bergelung dalam selimut dan posisi Dimas menindih raya. Ku lihat Dimas mencumbu seluruh bagian wajah raya dan beralih ke lehernya. Ku lihat Dimas mengisap bagian leher raya dan raya yang menikmati aksi Dimas

"Oh astaga ini tak bisa dibiarkan. Apa yang mereka lakukan sudah keterlaluan. Mereka bukan suami istri" lirih ku

Ku tendang pintu kamar Dimas

BrakK

Mereka berdua terkejut tapi belum berpindah posisi, masih dalam posisi Dimas menindih raya

"Apa-apaan kalian ini" teriakku

Pikiranku mulai campur aduk, jangan-jangan mereka dalam posisi naked makanya mereka tak mau bergerak sedikitpun

Aku langsung menuju ranjang Dimas dan menarik selimutnya untuk memastikan ada apa dibalik selimut ini

Dimas segera bangun dari posisinya yang menindih raya

"Ya tuhan Dimas" aku semakin marah melihat Dimas hanya berbalut bokser dan untung saja pakaian raya masih lengkap

Aku masih berkacak pinggang dengan sorot mata yang tajam. Raya langsung berdiri ingin keluar dan Dimas masih bersandar didinding ranjang.

Sebelum raya keluar aku menahan lengannya. Aku terkejut melihat noda saprei dibekas tempat raya tadi tidur

"Tunggu dulu, kalian berdua harus jelaskan kenapa ada noda darah disaprei, dan jangan bilang kalau kalian melakukan nya semalam dan melanjutkannya lagi pagi ini"

"...." mereka berdua hanya terdiam tak mampu untuk menjawab. Aku semakin curiga

Tak adapun dari mereka yang bisa menjelaskan. Saat aku menatap Dimas ku lihat juniornya yang sudah menegang

"Kamu Dimas kenapa itu berdiri" sambil ku tunjuk kebagian sensitif dimas

Dimas langsung menutupinya dan raya yang melihat itu wajah langsung memerah dan mengalihkan pandangannya

"Kak elang... Itu tidak seperti kak elang pikirkan" raya berusaha menjelaskan apa yang terjadi padaku

"Aku melihatnya sendiri.....aaaagrhhhh" aku sangat marah

"Kalian berdua aku tunggu dibawah, Sekarang tidak pake lama" tegasku. Dan keluar dari kamar Dimas

Sudah 20 menit aku duduk diruang tamu ini tapi tak satupun yang turun. Aku mulai berpikir macam-macam jangan sampai mereka melakukannya lagi. Sebelum aku menyusul mereka di atas, kulihat mereka berdua menuruni tangga dan berjalan ke arahku. Dan duduk di sofa yang sama denganku

MAAF MENCINTAIMU ✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang