part 5

318 23 0
                                    

Dimas POV

Hari ini aku mengajak raya untuk pulang bersama. Semuanya dikarenakan aku tak tahan lagi menutupi kepura-puraan ku. Aku kangen padanya.

Kangen kebersamaan ku dulu. Wanita yang banyak membantuku, memahami ku, tempatku berkelu-kesah.

Flashback on

Dulu sewaktu kelas XI di saat aku tak memahami beberapa mata pelajaran apalagi kalau matematika, fisika, kimia, yang selalu membuatku frustasi, raya selalu bersedia mengajariku ... Semacam private pribadi gitu.
Sepulang sekolah raya selalu menghabiskan waktu bersamaku dirumahku dan raya menjadi tentorku untuk beberapa mata pelajaran exact. Dengan penuh kesabaran raya membimbing ku. Entah kenapa jika Raya mengajariku, aku cepat memahaminya. Sehingga nilai-nilaiku disekolah lumayan tinggi.

Rumahku dijadikannya rumah kedua bagi raya, sampai-sampai sebagian pakaiannya dipindahkan ke rumahku. Raya sudah seperti adik bagiku, orang tua kami juga saling mengenal tapi tidak cukup dekat.

Mulai dari urusan disekolah dan urusan pribadi dengan gadis-gadisku, aku selalu melibatkan raya. Aku akui aku memang tipe bad boy disekolah.kerjaanku hanya mempermainkan gadis-gadis disekolah. Paling lama seminggu aku pacarin mereka terus aku bosan ku putuskan lagi.
Pernah suatu hari raya terluka akibat kelakuan gadis-gadis ku yang kerjain.

"Hiks...hiks ...hikss..."
Ku dengar suara tangisan dari dalam gudang. Saat aku membuka gudang itu yang ada hanya kegelapan, aku berusaha mencari asal suara tangisan itu... Dan dipojok lemari aku melihat seorang gadis yang duduk dilantai sambil memeluk lututnya

"Astagfirullah... Raya, siapa yang melakukan ini?" Tanganku terkepal marah
Segera kupeluk raya dan berusaha untuk menenangkannya. Bajunya basah dan kotor, bau air comberan. Sepertinya raya habis dikerjain dengan air comberan. Segera ku tuntun raya menuju mobilku yang terparkir dihalaman sekolah dan membawanya pulang ke rumahku. Aku takut untuk membawa kerumahnya, bisa-bisa papa raya berpikir ini hasil perbuatannya

Akhirnya disinilah kami, dirumahku

"Ya ampun raya, kamu kenapa nak" sahut mamaku dan segera menghampiri raya untuk masuk bersamanya kedalam rumah

Raya hanya terdiam

"Ma... Biarkan raya membersihkan tubuhnya dulu"
Mama hanya mengangguk dan menarik tangan raya menuju kamar mandi

Beberapa menit kemudian, raya sudah selesai membersihkan tubuhnya

"Kamu kenapa?, Cerita ke aku?" aku terus saja mendesaknya agar raya mau menceritakan kejadian itu

Akhirnya mengalirlah cerita tentang kejadin itu, raya menceritakan semuanya padaku, ternyata semuanya perbuatan mantan-mantan pacarku yang tak mau melihat raya dekat denganku

Dan semenjak kejadian itu, aku berjanji akan selalu menjaga dan melindunginya sebisa ku

Flashback off

__****__

Saatnya jam pulang kantor tiba 17.00, hari ini aku tidak lembur. Aku bergegas keluar dari ruangan ku menuju kubikel raya, ku lihat raya merapikan barang-barangnya.

"Hemmm...." Aku berdehem saat aku melewati kubikelnya, raya menatap ke arahku dan memberinya kode untuk mengikuti ku. Raya mengangguk, nampaknya raya mengerti maksudku.
Aku tak enak jika jalan bersamanya, tak enak pada staff lainnya. Apalagi raya masih baru dikantor ini.

Aku menuju tempat parkir, dan berdiri samping mobilku menunggu raya. Ku lihat raya berjalan menuju arahku, segera ku bukakan pintu mobil buatnya.

Akhirnya aku menyetir mobilku menuju hotel tempat raya tinggal. Sepanjang perjalanan ku lihat raya nampak canggung dan hanya menatap ke arah jalanan.

"Kok diam aja, mikirin apa?" aku berusaha memecahkan kecanggungan ini

Raya hanya menggeleng

"Sariawan ya Bu?" Candaku

"Gak... Cuma gak tau mau ngomong apa?" Ketusnya

"Belum dapat tempat tinggalkan dijakarta?. Mau aku cariin gak?. Voucher hotel kamu kan hanya 7 hari". Aku tahu apa yang dipikirkan, kedekatan kami dulu membuatku banyak tahu tentang raya dari raut wajahnya dan gestur tubuhnya

"Mau, cariin yang Deket kantor aja kalau ada" ucapnya dengan datar

30 menit kemudian, kami tiba di hotel tempat raya nginap, kuparkirkan mobilku. Dan mengikuti raya masuk. Raya terkejut disaat aku mengikutinya.

"Dimas, kenapa ikut masuk?" Tanyanya dan mengernyitkan dahinya seolah-olah dia bingung melihat sikapku

Aku hanya diam dan memegang pergelangan tangannya menuju lift.

"Aku mau istirahat bentar.aku sedikit lelah" jawabku saat kami berada dalam lift

"Oh... Kamar Dimas dilantai berapa?"

"Istirahat dikamar kamu"

Langsung saja raya melototi ku dan menaikkan nada suaranya 1 oktaf "apa????.gak salah???. Ihhhh....kenal saja baru beberapa hari. Pulang sana,... Jangan buat masalah"

Aku hanya tersenyum melihatnya

Akhirnya kami pun tiba dilantai 10. Kulihat raya mengeluarkan accses card untuk membuka kamar, segera ku rebut accses card itu dan membuka kamarnya. Mendorongnya masuk ke kamar segera kututup pintu kamar dengan kakiku. Sontak saja raya terkejut dengan tingkahku.

"Jangan macam-macam ya dimas..." Ancam raya padaku

Aku langsung menghambur memeluknya, raya berusaha melepaskan pelukanku tapi aku mengencangkan pelukanku

"Sebentar saja raya, aku kangen" bisikku

"Kangen kenapa?.memangnya aku apanya kamu Dimas?, Kenal aja baru" ketusnya

Kulepaskan pelukanku dan menangkup pipinya dan kuhadapkan kewajahku

"Kamu tak mengenaliku?", Walaupun kamu cukup banyak berubah tapi aku masih bisa menegenalimu"

Kupeluk lagi raya dan kurasakan punggungnya bergetar dan membalas pelukanku

"Aku juga dimm"

Rupanya raya menangis
Ku lap air matanya dengan jempolku

"Kami mengenaliku?" tanyaku lagi

Raya hanya mengangguk, ku genggam tangannya untuk duduk menuju tepi ranjang. Dan merangkul nya

Masih dengan terisak "kamu kemana aja dimm selama ini?, Tak pernah menghubungi ku.?"

Ku usap pucuk kepala raya dan menciumnya "maaf.. tahun pertama kuliah, aku sempat pulang ke kampung dan kerumahmu mencarimu, kata tetangga kalian sudah pindah ke kota dimakassar. Hp ku hilang, sehingga aku tak tau harus menghubungi siapa. Mama jg tak tau nomor kamu dan kamu sendiri kenapa tak pernah menghubungi ku?"

Raya hanya diam tak menjawab pertanyaanku

"Ok... Tak apa kalau tak mau jawab?. Kamu tinggal di apartemen aku aja ya?"

Aku pernah berjanji untuk menjaga dan melindunginya, makanya aku mengajaknya untuk tinggal di apartemenku.

Raya mendongak kepadaku "tidak ah... Gak enak...apa kata orang nanti. Apalagi teman kantor kalau mereka tau"

"Bilang saja kami sepupuan, hanya baru saling tau kalau kami ternyata sepupuan. di apartemenku ada Tiga kamar. Ini Jakarta loh... Aku khawatir kalau kamu tinggal sendiri."

"Tap awas loh kalau kamu berbuat yang tidak-tidak padaku" ancamnya

"Aku gak nafsu lihat kamu raya, tapi gak dijamin ya kalau aku khilaf" sambil tersenyum nakal padanya dan menaik turunkan alisku sebelah untuk menggodanya

"Awww..... Sakit raya" raya menjitak kepalaku

"Gih.... Sana rapikan pakaian kamu dan mandi,lalu sholat" raya mengambil beberapa pakaian dan berlalu menuju ke kamar mandi

Aku merebahkan tubuhku sebentar diatasi ranjang sambil menunggu raya

Bersambung












MAAF MENCINTAIMU ✓ ENDWhere stories live. Discover now