part 3

377 25 0
                                    

Seminggu kemudian...

Raya pov

Dan disinilah aku akhirnya... Jakarta.... Kota yang asing bagiku.
Tak ada sanak saudara.
Setibanya di bandara Soekarno Hatta, aku mencari diantara orang-orang yang menjemput. Ada staf dari kantor yang akan menjemputku tak lama kemudian diantara kerumunan orang yang menjemput aku melihat ada papan nama yang bertuliskan namaku dan perusahaan tempatku bekerja
Raya Almira, PT. Karya konstruksi
Aku bergegas menghampiri orang tersebut dan memperkenalkan diri

"Raya pak"

"Saya Agus Bu, saya sopir dikantor..." Sambil mengulurkan tangannya padaku

Pak Agus mengambil barang bawaan ku dan menuntunku menuju tempat parkiran

"Pak... Langsung ke hotel aja ya. Mau istirahat pak" ucapku

"Baik Bu"

Dari perusahaan tempatku bekerja, aku diberi voucher nginap selama seminggu sampai aku mendapatkan tempat tinggal.

Setibaku dikamar hotel, aku langsung menghempaskan tubuhku ditempat tidur. Karena memang aku sangat kelelahan dikarenakan pesawat yang rute Makassar Jakarta yang aku tumpangi tadi cukup lama delay, hampir sejam.
Setelah merasa cukup beristirahat, aku terbangun karena lapar. Ku lihat jam menunjukkan hampir magrib.
Aku bergegas bersih-bersih sebelum menjalankan ibadah magrib dan pergi buat makan malam.

_****_

Pagi ini aku bersiap-siap menuju kantor karena sejak tadi pak Agus menungguku di lobby hotel.
Sepanjang perjalanan aku hanya banyak diam sambil menikmati suasana pagi kota Jakarta... Tak jauh beda dengan Makassar yang lumayan macet di pagi hari.
Jam menunjukkan 08.30 saat aku tiba dikantor, aku disambut oleh beberapa karyawan dengan senyum ramah mereka.

"Selamat pagi Bu, kenalkan aku Sinta" mengulurkan tangannya padaku

"Raya,... Jangan panggil ibu DECH... Ketuaan. Panggil nama aja.usia kita kayaknya gak jauh beda" jawabku

"Oh... Maaf. Mba raya sudah ditunggu pak Dimas di ruangannya. Mari aku antar."

Jantung berdegup kencang saat Sinta menyebut nama itu

"Oh... Nama itu mengingatkan ku pada lelaki yang kudambakan, ku nantikan selama ini. Apa mungkin dia orangnya. Tapi... Entahlah, banyak yang bernama dimas." Gumam ku dalam hati

Aku mengikuti Sinta menuju ke suatu ruangan

Tok ..tok...tok ...

"Silahkan masuk" suara dari balik ruangan.

Aku seperti mengenal suara itu, suara yang tak asing bagiku, 5 tahun yang lalu

"Pak... Mba raya nya sudah ada" kata Sinta

"Suruh langsung masuk aja" jawabnya

Deg...

Betapa terkejutnya aku, ketika aku masuk dalam ruangan itu,...

Jantung ku berdegup kencang Ternyata dia Dimas. Ya Dimas... Orang yang selalu kunantikan.orang yang membuatku menutup hatiku kepada laki-laki lainnya.
Dan sepertinya dia tak mengenaliku.
Dulu..5 tahun yang lalu tubuhku tak seramping sekarang.dulu aku masih sangat gemuk, belum pandai untuk berhias.
Aku bisa seramping ini Mungkin pengaruh banyak begadang waktu kuliah. Maklum sebagai anak teknik sipil, terlalu banyak tugas-tugas besar yang harus diselesaikan dan itu merupakan syarat ikut ujian akhir semester. Ya cukup menguras pikiran dan tenaga. Sehingga membuat bobot tubuhku yang ramping.
Laki-laki itu, Dimas... tak banyak berubah hanya tubuh nya yang semakin atletis dan kekar.mungkin sering nge gym.

"Oh... Bu raya... Bagaimana perjalanannya.. lancar ya?" Sapanya

"Alhamdulillah lancar pak" jawabku

Sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya padaku " kenalin... Aku Andi Dimas Pratama, manajer teknik disini. Aku dengar kamu nanti sebagai TL (team leader) ya?."

"Iya pak" jawabku

Aku hanya menjawab seperlunya saja, karena jujur aku sangat gugup. Dan memang betul Dimas tak mengenaliku. Secara fisik memang aku sangat berubah. Banyak teman-teman SMA ku yang pangling melihat perubahan fisik ku.

" Kalau begitu, kita akan sering-sering diskusi soal proyek-proyek yang akan kita tangani." Sambil tersenyum padaku

Dimas memang selalu ramah pada siapapun, dari sikap ramahnya itu maka banyak perempuan yang menganguminya. Wajahnya pun tampan, dengan hidung mancungnya, kulit putihnya, dan bibirnya yang merah seperti habis pakai lipstik saja.

"Jangan sungkan-sungkan loh kalau ada yang ingin didiskusikan soal pekerjaan, jangan anggap aku seperti atasan kamu. Santai aja..." Ujar Dimas

"Baik pak" jawabku

Sambil menatapku dan tersenyum "Kok tegang banget, aku bisa panggil kamu raya aja ya... Karena sepertinya kita seumuran... Ok nanti aku akan mempelajari CV kamu dan mengenal mu lagi."

"Kalau begitu aku kembali bekerja dulu pak"

"Panggil Dimas aja" katanya sambil tersenyum

Aku hanya mengangguk saja menanggapi perkataan nya

Aku langsung keluar dari ruangan Dimas dan menuju kubikel yang telah disiapkan untukku. Aku belum bisa menetralisir degub jantungku yang semenjak tadi tak mau berkompromi disaat bertemu Dimas.

Sekarang sudah sore hari tepatnya jam 17.30. aku bersiap-siap kembali pulang ke hotel. Disaat aku tiba dilobby, Aku dikagetkan dengan suara Dimas dari belakang...
Rupanya dia belum pulang

"Baru mau pulang ?" Tanya Dimas padaku

"Iya"

"Kamu tinggal dimana?.kamu baru kan dijakarta?"

"Sementara aku tinggal di hotel pak,.. sampai menemukan rumah kontrakan atau kos-kosan. Aku memang baru pak dijakarta"

"Loch... Kok panggil pak lagi. Panggil Dimas aja.biar lebih akrab. Kalau begitu aku anterin pulang aja, nanti nyasar loh..."

"Gak usah pak...eh..maaf..dimm.. Dimas.."

"Gak usah sungkan, ayo..." Sambil mengemgam tanganku

Tiba-tiba jantungku berdegup disaat Dimas mengemgan tanganku

Sepanjang jalan aku hanya banyak diam... Suasana terasa canggung...

"Ehemm..." Suara Dimas berdehem

"Kita singgah sholat magrib dulu ya, terus makan. Kamu pasti lapar.setelah makan baru aku antar pulang " ajak Dimas

Aku hanya mengangguk menuruti perkataan Dimas

Setelah sholat magrib Dimas mengajakku makan, sepanjang perjalanan aku tak banyak ngomong.bgitupun dengan dimas.
Setibanya kami disalah satu rumah makan,kami langsung memesan makanan..
Sambil menunggu pesanan Dimas mengajakku ngobrol

"Asal Sulawesi Selatan ya?"

"Iya"

"Aku juga asal dari Sulawesi Selatan"

"Oh ya... Sudah lama ya pak
dijakarta?" Tanyaku pura-pura tak tahu

"Ya.... Kurang lebih 5 tahunan dijakarta, semenjak lulus SMA aku memutuskan untuk kuliah dijakarta.kok panggil pak lagi"

Aku hanya nyengir

"Gak pernah pulang kampung gitu!??"

"Tiap lebaran aja. Tapi kalau orang tuaku lebaran dijakarta, aku gak pulang"

Pesanan kami sudah datang,... Dan kami pun menikmatinya. Sekali-kali kami bercanda disela-sela makan kami. Dan akhirnya Dimas mengantarku pulang

Sorry ya kalau telat update...
Soalnya lagi sibuk kerja
Urus anak...
Maklum lah...ibu rumah tangga 😀😀😀

Tunggu part selanjutnya

😄😄😄🤗

Sorry kalau ada typo... update-nya tengah malam jam 03.00 dini hari😁

MAAF MENCINTAIMU ✓ ENDWhere stories live. Discover now