part 7

250 20 0
                                    

Dimas pov

Akhirnya disinilah aku sekarang, diapartemenku. Ku buka pintu apartemen dan mengajak raya masuk dan menunjukkan kamar untuknya.

Untungnya aku sudah membersihkan dan menata kamar ini usai sholat subuh tadi.

Ku rebahkan tubuh lelahku di sofa dan ku lihat raya masuk ke kamarnya untuk menyimpan barang-barangnya dan menghampiriku

"Dimas,... Lapar..." Rengeknya

Ternyata raya tidak berubah, kelakuannya yang terus merengek mengingatkanku 5 tahun lalu. Disaat raya meminta sesuatu padaku, raya terus merengek manja sampai aku bisa memenuhi keinginannya. Bahkan tak segan-segan raya biasa bergelayut manja dipundak ku didepan kedua orang tuaku dan orang tuanya.

Flashback on

Pernah suatu saat disaat raya sakit, aku mengunjunginya. dia memintaku membeli makanan ini itu.

"Dimas,... Beliin bakso dan gado-gado, yang pedas"

"Yang bener aja raya, ini kan sudah larut mana ada orang yang jualan. Tadi kan sudah makan. Lihat touch tubuh kamu makin melar"

Ku akui bobot tubuh raya disaat itu melebihi batas normal untuk anak usia remaja

"Tapi aku lapar lagi"

Ku tepuk jidatnya "dasar perut karet. Tidur aja gih"

Raya hanya mendengus kesal

"Tapi janji ya, kepalaku digaruk-garuk sampai aku tidur" dengan nada manjanya

Tak tahu kenapa aku mau saja menuruti kemauannya

Kesal sih iya, tapi raya sahabatku bahkan sudah seperti adik sendiri.

Flashback off

Tiba-tiba saja raya menepok jidatku dan menyadarkan ku dari lamunan.

"Kenapa dim, tidak semangat saja. Makan yang tadi dibeli, mana?" ucapnya

"Tuh... " Ku tunjuk makanan yang ada di meja kecil disamping sofa.

"Tolong dong... Pindahin dipotong. Aku juga lapar" pintaku

Raya berjalan menuju dapur dan tak lama kemudian ku lihat raya membawa nampan yang berisi makanan

Kami makan sambil bercerita masa-masa kami saat sekolah di selingi dengan tawa kami

Akhirnya selesai makan kami langsung menuju kamar masing-masing.

____****____

Akhirnya pagi ini adalah hari pertama aku dan raya ke kantor bareng.

"Dimas... Jangan turunin depan kantor dong. Malu kalau dilihat teman-teman" pintanya padaku

"Kamu malu kalau jalan sama aku?". Tanyaku dengan ketus. Sebenarnya aku paham maksudnya

mungkin raya tidak enak hati jika ada yang melihatnya bersamaku. Secara dia adalah staff baru dan aku atasannya

"Bukan gitu.... Aku kan orang baru di kantor ini. Nanti apa kata temen-temen kalau kita datang bersama."

"Acuhkan saja" dengan nada datarku

"Bodoh ah... Nanti teman-teman bilang belum juga seminggu udah gaet manajer teknik dikantor"

raya menendangkan kakinya dan mengalihkan pandangannya ke jendela disampingnya

"Ya udah kalau gak mau,... Aku turunin depan mini market aja."

"Ok. Tapi dim...kalau pulang jemput di depan minimarket lagi ya?"

Aku hanya mengangguk untuk mengiyakan perkataannya.

MAAF MENCINTAIMU ✓ ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя