part 10

249 20 0
                                    

Raya pov

Hari ini dimas betul-betul membuatku olahraga jantung seharian. Mulai dari bangun tidur sampai sore ini. Entahlah apalagi tingkahnya nanti malam.

Aku tak kuasa menolak segala perlakuan Dimas padaku, karena sebenarnya aku.menginginkannya. hal itulah yang ku rindukan semenjak 5 tahun lalu.

Sehingga aku tak bisa menerima sosok laki-laki lain di hidupku. Aku tak bisa membuka hati pada sosok laki-laki lain, semoga cintaku tak bertepuk sebelah tangan.

Semenjak tinggal bersamanya di apartemen miliknya, aku sudah terbiasa dengan perlakuan Dimas padaku mengecup ku setiap pagi, memelukku. Aku tak perlu khawatir, lagian kami tak berbuat lebih dari itu.

Segala keperluan dalam dapur pun dipenuhinya, sepertinya gajiku takkan tersentuh bulan ini selain untuk keperluan pribadiku dan uang bulanan buat mama dikampung dan biaya kuliah adikku.

Aku tak menolak disaat Dimas mengajakku tinggal bersamanya hitung-hitung buat ngirit pengeluaran.

_____*****_____

Malam ini aku hanya duduk di sofa depan tv, sambil mengganti terus Chanel TV. Tak ada acara yang menarik. Tadi setelah magrib Dimas pamit padaku katanya ada urusan diluar

"Saturday night mungkin" pikirku

Semenjak bertemu kembali dengannya dijakarta, Dimas tak pernah lagi bercerita tentang privasi nya padaku, tentang gabetan atau pacar-pacarnya. Dimas sudah mulai tertutup denganku tentang privasinya. Wajar saja aku berpikir kalau malam ini Dimas pergi untuk urusan kekasihnya.

Sampai akhirnya aku lelah sendiri dan mulai terlelap depan tv

Dimas prov

Aku sangat bersemangat hari ini, sepulang dari berbelanja di mall tadi bersama raya, tiba-tiba ada notifikasi wa masuk yang ku lihat dari Nindy.

Nindy : sayang lagi dimana?

Me. : Dirumah

Nindy : ketemuan yuk ditempat biasa, aku kangen nih sayang

Me. : Ok cintaku, sayangku, aku juga kangen. Kapan tiba dari Singapura?

Nindy : tadi pagi ðŸ˜ðŸ˜

Me. : Ok.... Ntar habis magrib aku jemput ya.

Nindy. : SipðŸ'"

Nindy adalah kekasihku yang menemaniku hampir 3 tahun belakangan ini. Nindy melanjutkan studinya ke Singapura. Dulu kami sekampus. Rasa cinta ini mulai tumbuh padanya karena seringnya kami bersama. Maklum aja jadi mahasiswa teknik sipil itu terlalu banyak tugas besar, aku dan Nindy sering bersama mengerjakan tugas dan pergi asistensi lagi berdua.

Tapi hubungan kami terhalang restu orang tuaku, maklum saja dikeluargaku yang masih memegang teguh adat budaya, mereka menginginkan aku untuk menikah dengan yang berdarah biru juga dan yang berasal dari Bugis tanah kelahiranku. Apalagi aku anak satu-satunya laki-laki penerus keturunan. Aku hanya iri saja dengan kakak-kakak ku yang perempuan yang bisa menentukan pilihannya masing-masing.

_____*****_____

Saat ini aku sudah berada disalah restoran di pusat kota Jakarta, bahagia rasanya hari ini bisa bertemu Nindy kembali

"Kangen gak sama aku" tanyaku

"Iya. Bang Dimas gak selingkuh kan dari aku?" Tanyanya sambil memicingkan matanya

"Ya nggaklah sayang. Kamu harus percaya sama aku, berapa lama kamu dijakarta?"

"Seminggu. Ya iyalah sayang kita saling percaya, saling menjaga kepercayaan ini hingga saatnya nanti kita disatukan dalam sebuah ikatan yang suci"

Aku tersenyum bahagia dan merangkulnya sambil mencium puncak kepalanya

Sambil makan, aku menceritakan kepada Nindy tentang adanya raya yang menemaniku diapartemen. Aku mengaku saja kalau raya itu sepupu aku dari kampung yang kebetulan kerja sekantor denganku.

Aku takut kalau aku jujur raya adalah sahabatku, Nindy bisa ngamuk.

Sifat Nindy sedikit cepat emosian beda dengan raya yang orangnya agak tenang dan cukup sabar.

Setelah makan kami berjalan-jalan dulu ketempat favorit kami setelah itu aku pulang mengantarkan Nindy.

Aku ingin menghabiskan waktuku besok bersama Nindy tapi sayang Nindy ada acara keluarga selama 3 hari di Semarang. Hari Rabu Nindy kembali berada dijakarta.

Setiba ku di apartemen ku lihat raya sudah pulas didepan tv.

"Ih nih anak kebo banget... Bisa tidur dimana aja" gumamku

Ku tepuk-tepuk pipinya "raya.. raya... Bangun pindah dikamar"

"Sudah pulang ya?" dengan suara khas orang bangun tidur

"Sudah makan?" Tanyaku

"Sudah" sambil bangun memperbaiki posisinya "jam berapa nih?"

"Jam 11, pindah tuh di kamar atau mau temani aku nonton"

Raya kembali berbaring di sofa

Aku menuju dapur dan membuat 2 gelas cappucino dan mengambil beberapa cemilan untuk menemaniku nonton bola

Aku kembali ke depan tv dan kulihat raya kembali tertidur,...

"Raya . .. ini nich ada cappucino dan kacang telur dan martabak kesukaan mu" berharap ada yang temani nonton.

Tadi aku singgah membeli martabak manis, hitung-hitung buat tebus rasa bersalah ke raya karena meninggalkan nya sendiri

"Mana... Mau dong"

"Dasar ya . .. kalau urusan makan langsung melek"

Raya duduk dan langsung mencomot sepotong martabak coklat keju ke mulutnya

"Cuci mulut dulu kali raya,....baru makan dasar jorok"

Itu yang aku sukai dari sahabat ku ini, selalu jadi dirinya sendiri dihadapan ku tak pernah menjaga gengsinya.

"Ini nih cuci mulut pake cappucino aja" katanya sambil mengangkat gelas cappucino dan langsung menyesapnya

"Jadi cewek itu yang anggun dikit kek... Cantik-cantik jorok. Bisa-bisa kalau pacar kamu lihat langsung ditinggalin"

"Biarin aja. Makanya aku mau cari pacar yang mau terima kurang lebihnya aku"

"Kenalin dong pacarnya ?"

Aku tak tahu raya sudah pernah punya pacar atau belum. Yang aku kenal raya orangnya sangat tertutup, dia selalu saja berkata padaku kalau dia belum pernah pacar tapi aku gak yakin. Secantik itu tapi gak punya pacar

"Nggak punya pacar"

"Nggak punya pacar saat ini atau belum pernah punya pacar?"

"Belum" jawabnya dengan santai

"Setua ini di usia 23 tahun kamu belum pernah punya pacar?"

"Santai aja kali....baru 23. Target nikah usia 25 masih ada 2 tahun. Banyak sih yang naksir tapi belum klik" jawabnya sambil senyum-senyum

"Kamu cari yang gimana sih"

"Yang langsung mau nikahin aku,....ahaahaaha" sambil tertawa

"Aku masih nungguin seseorang, kamu sendiri apa kabar dengar pacar-pacar kamu?, Setahuku dulu kamu punya beberapa pacar disekolah" kata raya

"Ya itu dulu, masa remaja. Sekarang aku hanya fokus 1 orang aja. Namanya Nindy, teman kuliahku.nanti dech aku kenalin. Ntar aku kenalin juga keteman-temanku . Mereka sudah cakep,mapan dan beriman lagi" kataku sambil tersenyum menggoda nya

"Aku ke kamar dulu Dimas.... Mau lanjut tidur, sorry ya ga bisa temani kamu nonton. ngantuk banget soalnya

Aku hanya mengangguk

Entah kenapa setiap aku menyinggung soal pacar atau mau mengenalkan raya kepada teman-teman ku selalu saja raya menghindar.

Seperti ada yang dia tutupi dariku

"Aku harus cari tau, kenapa raya seperti ini. Mungkin trauma atau pernah tersakiti" lirihku

MAAF MENCINTAIMU ✓ ENDWhere stories live. Discover now