part 8

214 23 0
                                    

Raya prov

Sejak usai sholat subuh tadi aku sudah berkutat di dapur apartemen Dimas. Aku memeriksa kulkasnya dan mencari bahan makanan apa aja yang bisa diolah. Aku hanya menemukan beberapa telur dan sosis.

Akhirnya kuputuskan untuk membuat nasi goreng sosis telur.

Disaat lagi masak aku dikejutkan dengan tangan kekar melingkar di pinggangku, jantungku berdegup kencang aliran darahku seakan berdesir hebat. Ya itu tangan Dimas.

Dimas melingkar kan tangannya di pinggangku dan mengendus ceruk leher kuyang membuatku merasa geli.

Ku putar badanku dan menghadap ke wajahnya

"Aww.... Sakit" kata Dimas meringis

Ya aku memang menjitak kepalanya dengan sendok penggorengan yang aku pegang.

"Ngapain Lo pagi-pagi sudah main peluk-peluk aja bikin olahraga jantung saja"

Seolah-olah tak bersalah Dimas terus saja tersenyum kearah ku dan mencemot telur dadar ke mulutnya. melihatnya tersenyum jahil ke arahku, aku bisa menebak akan ada hal aneh lagi yang ingin dia lakukakan

Cup...

dan benar saja tebakanku tadi

Astaga lagi dan lagi Dimas membuatku semakin deg- deg, membuat jantung ini seakan ingin melompat keluar, dimas mengecup bibirku sekilas

"Morning kiss,... Aku mandi dulu" katanya sambil cengigiran dan berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya

"Dimaaaaaasssss,... Awas ya" teriakku gemes

Setelah semua masakanku masak dan ku tata rapi diatas meja makan.Ku akhiri aktivitas masakku dan menuju kamar buat mandi.

beberapa menit kemudian aku sudah rapi dengan pakaian kantorku celana bahan berwarna hitam dan kemeja navy yang di lapisi blazer berwarna senada, aku menuju meja makan dan sebelumnya aku memanggilnya Dimas dikamarnya buat sarapan.

Kami sarapan bersama

"Hemmm.... Dimas lain kali jangan gitu lagi dech... "Kataku memperingati nya dan berusaha mencairkan suasana

Seolah-olah tak tahu apa kesalahannya " gitu apaan???"

"Main peluk dan cium segala" sambil cemberut dan aku terus saja memasukkan makanan dalam mulutku

"Oh itu.... Tak ada salahnya kan. Namanya juga kangen. Itu tadi bukan cium, itu hanya sekedar kecupan. Morning kiss" dan mengedipkan mata nya padaku.

"Kamu tuh... Dasar mesum. Lakukan kepacarmu aja lah. Jangan ke aku."

"Hanya kecupan, sekali doang juga. Atau mau ku ajari yang namanya ciuman ya?.ntar ya selesai

sarapan ku ajari."menggodaku dan tersenyum tipis kearahku

"Ih dasar.... Bibir ini masih perawan loh. Dasar gila....." aku memberenggut

"Memang pacar kamu gak pernah kecup dikit dibibir mu" tanyanya dengan cengigiran

"Ya enggaklah... Aku gak pernah punya pacar. Yang naksir memang banyak. Tapi aku gak mau pacaran. Aku mau nya langsung nikah aja. Pasti kamu sering lakuin itu kepacar kamu?. Dosa tau dimas. Enak di kamu rugi diceweknya. Itu ibaratnya kamu DP duluan" kataku panjang lebar

"Iya dong.... Berarti aku beruntung loh orang pertama yang kecup bibir kamu. Ahhaaaa...." Dimas tertawa terbahak-bahak

"Awww.....raya kamu KDRT"

Aku menjitak kepalanya dengan sendok makan yang ku pegang.

"Jangan ambil hati kelakuan aku yang tadi, anggap aja aku kakak kamu yang lagi merindukan adiknya karena lama tak ketemu. Dan mulai hari ini kamu harus terbiasa dengan kelakuan ku seperti tadi pagi." Tekan Dimas padaku

"enak di kamu dong kalau gitu"

" ya udah, cepeten habisin makannya. Nanti telat raya"

Kamipun menyelesaikan sarapan kami dan bergegas menuju parkiran apartemen. Kami menghabiskan waktu sekitar 20 menit diperjalanan untuk sampai kekantor. Sepanjang perjalanan dimas terus bercerita tentang masa kuliahnya dan sekali-sekali bertanya padaku juga tentang masa kuliahku

Dimas menurunkan aku sebelum masuk area kantor kami.

Setiba dikantor aku memulai aktivitas ku seperti biasanya, menyelesaikan semua pekerjaan yang dead line

Ada beberapa pekerjaan yang harus aku diskusi kan bareng Dimas secara Dimas manager teknik dikantor ini.

Ku ketuk pintu ruangannya

"Masuk" sahutnya dari dalam

Ku serahkan beberapa berkas ke Dimas dan Dimas mempelajarinya secara detail.

"Ini loh raya... Shop drawing nya harus ada beberapa yang dirubah. Hubungi team yang bertugas membuat shop drawing nya dan saya harapkan juga RAB nya cepat selesai"

"Baik... Ada lagi yang kurang pak?" Tanyaku

Saat dikantor aku memang menyebutnya pak dengan alasan profesional

"Sementara itu dulu dan jangan lupa tim elektrikal nya berkoordinasi nanti dengan tim drawing nya untuk penempatan elektrikal nya" mencoba mengingatkanku

" Ok pak, kalau tak ada lagi aku keluar dulu pak"

Disaat menuju pintu keluar, Dimas menarik tanganku

"Kalau pulang nanti tunggu aku diparkiran aja. Gak enak aku jemput dipinggir jalan." katanya dengan nada lembut. tak pernah dimas selembut ini. ah.. entahlah aku tak mau memikirkan kenapa

"Ok. Tapi ntar kalau pulang kita singgah ke minimarket dulu buat belanja bahan makanan dirumah. Soalnya tadi pagi pas aku mau masak, bahan makanan sudah pada habis"

"Kamu tak perlu masak malam ini, kita makan diluar aja. Besok weekend, kita belanja di mall aja"

"Ok aku keluar dulu" pamitku

Dan lagi sebelum aku keluar dari ruangannya Dimas berdiri menuju arahku membuatku salah tingkah dengan mengelus-elus puncak kepalaku dan tersenyum manis padaku

"Bisa mati jantungan aku kalau begini" gumamku dalam hati

MAAF MENCINTAIMU ✓ ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora