||MC|| Bab 25(a). Give Birth

19.7K 980 114
                                    

29 April 2019...

Aku Update Lagi...
Happy Reading  &  Sorry For Typo...

Update cepet, seneng ga...?

Sudah cukup sampai disini
Aku tidak mau terluka lagi...

-Abigail -

      Lama duduk termenung, Abigail merasa bosan sendiri. Ia tidak mau seperti ini karena itu sangat membosankan. Ia kembali masuk kedalam, mengedarkan pandangannya kesekeliling rumah mencari sesuatu yang bisa membuatnya menghilangkan kebosanan yang ia alami saat ini. Saat mengedarkan pandangannya itulah, mata Abigail tertuju pada Foto dia dan Daddy-nya. Ia ingat kalau sudah cukup lama ia belum menghubungi Daddy-nya. Seketika itu juga rasa rindu menyeruk dalam hatinya.

Dad... Bi rindu Dad.Maaf, Bi banyak masalah akhir-akhir ini hingga lupa kalau Bi masih punya Dad. Sekarang Bi merasa seperti anak durhaka karena melupakan Dad.

        Abigail menangis. Sesaat kemudian, ia menghapus air matanya lalu masuk ke dalam kamar. Ia membuka lemari pakaiannya dan mengambil Laptop dari dalamnya. Laptop miliknya yang tidak ia bawa ke Mansion Dominic karena Dominic sudah menyediakan yang baru untuknya di sana. Abigail membuka aplikasi Skype untuk menghubungi Daddy-nya. Beberapa saat kemudian layar Laptop menampilkan  wajah Daddy-nya yang menyatakan kalau panggilannya sudah tersambung.

"Selamat malam Dad..." sapa Abigail pada Daddy-nya sambil tersenyum bahagia.
"Selamat malam juga Bi... Apa kabarmu nak? Kamu baik-baik saja kan...?" tanya Mr. Anderson dengan hangat.

       Mendengar sapaan hangat dari Daddy-nya, membuat hati Abigail ikut menghangat juga. Ada rasa ingin menangis dan berkata jujur pada Daddy-nya, kalau saat ini ia tidak baik-baik saja. Namun Abigail berusaha sekuat tenaga menahannya.

"Bi baik-baik saja Dad. Jadi Dad tenang saja," jawab Abigail menenangkan Daddy-nya.
"Syukurlah kalau begitu. Bagaimana dengan pekerjaanmu, tidak ada masalah kan?"
"Tidak ada masalah Dad semuanya baik-baik saja," jawab Abigail sedikit gugup karena harus berbohong pada Daddy-nya.

       Tidak ingin terjebak dalam pembicaraan seperti itu lagi, Abigail pun mengalihkan pembicaraannya. Ia berbicara tentang Hermin dan kekasihnya, lalu pertemuannya kembali dengan Dave. Mr. Anderson mendengar semua cerita putri dengan antusias. Sesekali ia menjawab jika ditanya Abigail. Setelah Abigail berbicara, gantian Mr. Anderson yang berbicara. Ia menceritakan kegiatannya sehari-hari di desa. Abigail mendengar semua cerita itu dengan antusias. Tapi, lama kelamaan mata Abigail pun mulai mengantuk.
"Dad... Bi rasa, Bi mulai mengantuk. Sudah dulu ya video call-nya. Nanti Bi akan menghubungi Dad lagi," ujar Abigail sambil menguap. Mr. Anderson pun memakluminya, karena malam mulai larut.
"Baiklah Bi, Dad rasa, Dad juga mulai mengantuk. Selamat malam semoga mimpi indah.
"Dad juga. Semoga mimpi indah," balas Abigail kemudian memutuskan video call-nya Abigail kembali menguap sambil menutup laptopnya. Ia kemudian meletakkannya diatas meja dan masuk ke kamar lalu tidur.

            Tengah malam, Abigail terbangun karena rasa haus yang menderanya. Ia pun turun dari ranjangnya. Tapi saat kakinya hendak melangkah, Abigail merasakan ada cairan yang mengalir di antara Sela pahanya. Abigail langsung takut. Ia takut kalau ia keguguran karena terlalu banyak tekanan yang ia hadapi akhir-akhir ini. Tapi saat ia melihat ke arah lantai di mana cairan itu menggenang, ia menyadari kalau itu bukanlah cairan darah tapi cairan bening. Abigail pun menghela napas legah. Namun itu hanya sebentar saja saat ia mulai tersadar.

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang