||MC|| Bab 16(a). Date...???

19K 557 3
                                    

14 September 2018...

Ini terlihat seperti kencan. Tapi aku akan memperlihatkan padanya, seperti apa itu kencan yang sesungguhnya.

Dominic

Aku Update Lagi
Happy Reading & Sorry For Typo...

Chinatown, Manhattan New York,

            Abigail menatap orang-orang yang berlalu-lalang disekitarnya dengan sangat antusias. Orang-orang berwajah Asia, khususnya China itu, menandakan kalau Sekarang, Abigail sudah berada di Kawasan Chinatown. Hal itu jugalah yang membuat Abigail dengan antusiasnya langsung menarik tangan Dominic memasuki kawasan Chinatown itu dengan terburu-buru.

"Hati-hati Abigail, kau harus ingat, saat ini kau sedang mengandung," peringat Dominic pada Abigail.
"Ya kau benar. Maaf," cicit Abigail pelan.
"Tidak apa-apa. Setidaknya ada aku di sini. Ayo kita jalan-jalan," ajak Dominic berusaha untuk membuat Abigail kembali tersenyum lagi.

            Dominic dan Abigail berjalan melintasi Jalan Utama menuju kawasan Chinatown. Sebenarnya, mereka bisa masuk dengan menggunakan mobil. Tapi Abigail ingin melihat suasana kawasan Chinatown dengan berjalan kaki. Karena itulah, ia memaksa Dominic berjalan kaki juga. Dominic sebenarnya kesal dengan permintaan Abigail. Tapi ia tetap saja menuruti apa kata ibu hamil itu.

            Tentu saja, semua itu terjadi karena Abigail selalu menggunakan alas kalau itu adalah permintaan dari bayinya, sehingga Dominic pun terpaksa menurutinya. Beberapa saat berjalan, mereka akhirnya memasuki kawasan Chinatown. Saat memasuki kawasan itu, Abigail melihat semua pernak-pernik khas negara Cina, terlihat di kawasan itu. Lampion, ukiran naga, patung naga, tulisan tulisan Cina dan masih banyak lagi. Abigail begitu semangat melihat-lihat kawasan itu. Sedangkan Dominic, dengan enggan mengikutinya.

           Melihat keengganan Dominic, Abigail pun menyeret Dominic, kemanapun ia melangkah, dari suatu tempat ke tempat yang lain. Setelah cukup lama berkeliling, Abigail melihat ada sebuah tempat yang menjual pernak-pernik hiasan rambut. Pernak-pernik itu terbuat dari batu giok yang begitu indah. Abigail terlihat antusias melihat hal itu dan dari semua pernak-pernik yang ia lihat, matanya hanya tertuju pada sebuah Sumpit rambut yang saat ini di pegang oleh penjualnya. Sumpit rambut itu memiliki hiasan yang sangat indah menurutnya.

                Abigail mengambil Sumpit itu dari tangan penjul itu lalu menoleh ke arah Dominic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                Abigail mengambil Sumpit itu dari tangan penjul itu lalu menoleh ke arah Dominic.
"Dominic, aku mau yang ini. Boleh aku mengambilnya?" tanya Abigail pada pria itu.
"Kau ingin membeli itu?" tanya Dominic dengan nada tidak percaya.
"Memangnya kenapa? Ini terlihat bagus dan aku menyukainya."
"Ini dijual di pinggir jalan Bi batunya pasti imitasi."

"Dominic, Aku mau membeli sumpit ini, bukan karena ini imitasi atau bukan. Harganya mahal atau murah. Tapi, aku membeli ini karena aku menyukai desainnya. Desain sumpit ini terlihat bagus, karena itulah aku mengambilnya kalau kau tidak mau membayarnya, bilang saja. Aku bisa bayar sendiri. Dasar pelit," dumel Abigail kesal.

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang