||MC|| Bab 22(a). The Choice

17.4K 763 53
                                    

3 Desember 2018...

Aku Update Lagi....
Dan Lama lagi...

Ps;  Selamat Natal untuk semua yang merayakannya Ya... 💒💒💒🎄🎄🎄 Meskipun terlambat satu hari....

Happy Reading & Sorry For Typo....

        Saat sampai di dekat pintu suara pukulan itu semakin jelas. Bukan cuma itu saja, Abigail juga mendengar dengan  jelas kata-kata yang diucapkan oleh Gabe diantara suara pukulan itu.

"Sialan kau Dominic. Sebenarnya apa yang ada di otakmu pintarmu itu. Kau terlalu bodoh, untuk kembali lagi pada wanita itu. Wanita matrealistis yang hanya melihat kekayaan yang kau wariskan sekarang. Seharusnya, dengan otak pintar mu itu, kau pasti sudah memikirkannya. Dulu dia meninggalkanmu demi pria yang ia pikir adalah pewaris sah dari semua kekayaan keluargamu. Tapi, setelah ia tahu kalau pria itu bukanlah pewarisan sebenarnya ia meninggalkannya dan beralih kembali kepadamu. Dan kau, dengan begitu bodohnya kembali lagi pada wanita seperti itu dan menghianati wanita yang berstatus sebagai istrimu. Dominic, apa kau tahu, istrimu itu, Abigail, dia mencintaimu dengan tulus." ujar Gabe sembari sekali lagi memukul wajah Dominic.

       Diluar pintu, saat mendengar kalimat itu, Abigail langsung menghentikan langkahnya tepat di depan pint. Ia tidak menyangka Gabe akan mengatakan perasaannya pada Dominic. Ia sudah berusaha untuk menjaga perasaannya itu, agar tidak diketahui oleh Dominic. Tapi sekarang Gabe malah memberitahukan Dominic tentang hal itu. Disisi lain, Dominic hendak membalas pukulan Gabe, tapi langsung berhenti. Ia menatap kearah Gabe dengan tatapan tidak percaya.

"Itu tidak mungkin. kami sudah membuat perjanjian, dimana tidak ada cinta dalam perjanjian kontrak kami," ucap Dominic membantah Gabe.
"Jika memang seperti itu, kenapa dia harusnya merasa cemas, saat kau berhari-hari tidak kembali ke rumah. Ia juga merasa cemas apa kau makan tepat waktu atau tidak. Makan makanan sehat atau tidak. Tidur yang cukup atau tidak. Hari ini, Abigail bahkan memasak makanan yang banyak, agar kau bisa makan makanan yang sehat. Tapi kau... Kau malah memperlihatkan hal sepertiini ini padanya. Bagus Dominic, bagus sekali." suasana hening sejenak.

        Beberapa saat kemudian, Abigail kembali mendengar Gabe berbicara.
"Dan kau wanita sialan! Wanita yang hanya mengandalkan payudara implan, bibir operasi plastik dan semua yang palsu yang ada di tubuhmu untuk merayu Dominic. Kau tidak ada bedanya seperti pelacur di luar sana, yang mengantarkan tubuhnya untuk merayu pria hidung belang," ucap Gabe penuh penghinaan. Setelah kalimat itu diucapkan, Abigail mendengar suara isak tangis dari wanita yang bisa ia tebak itu adalah Savanna.

"Cukup Gabe. Kau sangat keterlaluan. Kau boleh menghinaku, tapi jangan sekali-kali menghina Savanna. Dan untuk masalah perasaan Abigail, aku akan menanya hal ini padanya." Mendengar kalimat yang diucapkan oleh Dominic itu, Abigail pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

         Hal pertama yang ia temui adalah semua pakaian yang berserakan di lantai. kemeja dan celana milik Dominic. Dress dan juga bra milik wanita yang ia tebak pasti adalah milik Savanna. Lagi-lagi perasaan sakit itu kembali hadir dan terus menusuk. Sekuat tenaga Abigail berusaha untuk menahan air mata yang akan keluar. Terasa sangat menyakitkan jika itu terjadi. Abigail tidak ingin memperlihatkan hal itu pada Dominic. Apalagi di hadapan Savana. Meskipun langkah kakinya terasa berat, Abigail tetap berusaha melangkah masuk ke kamar itu.

          Matanya menangkap sosok Savanna yang saat ini duduk di atas ranjang dengan menggenggam selimut tipis untuk menutupi tubuhnya. Wanita itu saat ini sedang menangis. Dalam hati Abigail hanya bisa tersenyum kecut menertawakan kebodohannya sendiri karena masih memiliki perasaan untuk pria itu. Setelah itu ia melihat Dominica yang hanya mengenakan Boxer saja dan juga wajah yang penuh babak belur terkena pukulan Gabe.

Marriage ContractWhere stories live. Discover now