||MC|| Bab 2(b). Stalker

33.4K 1.1K 17
                                    

6 Juni 2018...

Sungguh... Aku tidak tau apa yang dipikirkan oleh pria itu, sehingga ia dengan santainya memperkenalkanku pada seluruh para pekerjanya, kalau aku adalah calon istrinya...

-Abigail-


Mereka terus saja berbincang hingga kepala pelayan datang membawa minuman untuk mereka. Wanita paruh baya itu meletakkan Minuman itu di atas meja kaca, seperti yang diperintahkan oleh Dominic. Setelah meletakan minuman itu, kepala pelayan itu pun pamit untuk keluar. Abigail yang memang sejak tadi merasa kehausan, langsung menyambar gelas Minuman itu dan meneguknya sekaligus dalam sekali tegukan. Dominic menatap tidak percaya pada apa yang dilakukan oleh Abigail.

"Maaf Mr. Dari tadi saya sudah menahan kehausan. Karena itu saya meminumnya dalam sekali tegukan" kata Abigail menjelaskan.
"Tidak apa-apa. Setidaknya kau tidak akan mati kehausan di dalam ruangan kerjaku." Dominic mencoba untuk bergurau. Tapi, gurauanya itu terdengar garing, karena ia mengucapkannya dengan nada yang sangat datar.

"Baiklah... Sekarang silakan duduk, karena Sebentar lagi kita akan mulai menyusun perjanjian untuk pernikahan kontrak kita. Dan Karena Kau adalah perempuan, jadi kau boleh mengatakan lebih dulu point apa yang ingin kau masukkan dalam perjanjian kita."
"Baik Mr. Tapi, aku punya usul. Lebih baik kita menulis poin-poin yang ingin kita masukkan ke dalam perjanjian kita, bersama-sama. Setelah itu, baru kita membahas poin-poin itu dan memperbaikinya." usul Abigail.

      Dominic berpikir sejenak, kemudian ia menyadari kalau apa yang dikatakan oleh Abigail itu memang benar. Ia pun mengambil dua lembar kertas memberikan satu kepada Abigail, dan satu untuk dirinya sendiri. Kemudian, mereka pun masing-masing menuliskan point apa yang mereka inginkan ke atas kertas itu. Beberapa saat kemudian, mereka pun selesai. Setelah itu mereka menukarkan masing-masing kertas mereka, agar mereka bisa membaca dan menentukan poin mana yang harus dimasukkan ke dalam perjanjian mereka.

         Abigail dan Dominic mulai berdebat karena beberapa poin, yang mereka dianggap tidak sesuai. Seperti,
Abigail yang ingin bekerja setelah menikah. Sedangkan Dominic tidak mengizinkannya. Tapi dengan segala macam rayuan sampai ancaman, Dominic akhirnya mengizinkannya. Bukan hanya itu saja. Tentang kendaraan yang harus dipakai oleh Abigail untuk datang ke kantor pun harus diganti. Sebelumnya Abigail Selalu menggunakan kereta bawah tanah dan sepeda untuk datang ke kantor, kali ini Dominic menentangnya habis-habisan.

         Dia bahkan mengancam kalau Abigail tetap menggunakan kereta bawah tanah dan sepeda untuk pergi ke kantor, maka ia akan melarang Gadis itu untuk bekerja. Dan dengan sangat terpaksa, Abigail pun menyetujuinya. Abigail juga bersikeras untuk mengatakan pada rekan kerjanya di kantor kalau ia akan menikah. Awalnya Dominic menolak nya, karena itu sama saja dengan mempublikan pernikahan mereka. Tapi saat Abigail mengatakan maksudnya, dan menjelaskan semuanya, Dominic pun akhirnya setuju. Karena Abigail mengatakan kalau ia tidak akan mengatakan para rekan kerjanya, siapa yang akan menjadi suaminya.

        Setelah melewati perdebatan panjang itu, mereka akhirnya sepakat dengan perjanjian yang mereka lakukan itu. Dan poin-poinnya adalah;

1. No sex

2. Setelah menikah Abigail harus tinggal di Mansion milik Dominic.

3. Tidur di kamar terpisah

4. Abigail diizinkan untuk tetap bekerja tapi dengan syarat dia harus diantar dan dijemput dengan menggunakan mobil pribadi serta supir pribadi.

5. Tidak ikut campur dalam hal pribadi masing-masing.

6. Selama menikah Abigail tidak boleh berhubungan dengan pria lain.

Marriage ContractWhere stories live. Discover now