||Mc|| Bab 9(a). The Quarrels

21.7K 725 9
                                    

30 Juli 2018...

Hidup tidak jauh dari kata pertengkaran. Hanya bagaimana cara menyikapinyalah yang membuatnya terlihat sulit atau mudah untuk dijalani

Abigail....

Aku Update Lagi....
Happy Reading & Sorry For Typo....

          Dokter yang dipanggil itu pun langsung memeriksa kondisi Abigail. Dominic menunggu dengan tidak sabar. Matanya tidak lepas dari aktivitas dokter yang sedang memeriksa Abigail. Saat Dokter sudah selesai memeriksa keadaan Abigail,  dan melepaskan stetoskop dari lehernya lalu memasukkannya ke dalam tas miliknya, Dominic dengan tidak sabaran langsung menanyakan keadaan Abigail pada Dokter itu.

"Bagaimana keadaan istri saya Dok," tanya Dominic cemas dan tanpa sadar  menegaskan status suami istri ia dan Abigail di hadapan dokter dan juga sahabat-sahabatnya.
"Anda suaminya?" Tanya Dokter pada Dominic. Dominic merasa kesal sendiri pada Dokter itu. Jelas-jelas tadi ia sudah mengatakan kalau Abigail adalah istrinya, tapi Dokter itu malah kembali menanyakannya lagi.
"Iya Dokter... Dia adalah istriku. Jadi sekarang, bisakah Dokter mengatakan padaku bagaimana keadaannya...?"
"Anda tidak perlu khawatir Mr. Istri anda baik-baik saja. Dia hanya kelelahan dan sedikit dehidrasi. itu saja. "

"Lalu, bagaimana kondisi kandungannya Dok..." tuntut Dominic.
"Untuk kondisi janinnya, anda tidak juga perlu khawatir tentang itu. Tapi usahakan, agar dia tidak terlalu kelelahan. Karena itu bisa mengganggu perkembangan janinnya." jelas Dokter panjang lebar.
"Baik dokter. Aku mengerti."
"Mari dokter. Saya akan mengantarkan anda keluar," ujar Samantha pada Dokter itu. Tidak hanya Samantha dan Dokter itu saja yang keluar. Tapi semua orang yang ada di situ juga ikut keluar, menyisakan Dominic dan Abigail di kamar itu.

      Dominic menatap lekat lekat wajah Abigail yang terlihat pucat dan sedang terbaring tenang di atas ranjang. Tadi, saat melihar Abigail pingsan di dalam pelukannya, Dominic merasa sangat ketakutan. Ia sangat takut, jika terjadi sesuatu pada kandungan Abigail dan berakibat fatal padanya. Tapi, setelah mendengar perkataan Dokter, ia merasa sedikit legah. Dominic mengambil Laptop lalu duduk di sofa dengan posisi menghadap ke ranjang, sehingga ia bisa mengawasi Abigail di atas ranjang.

          Tapi saat ia hendak menyalakan Laptopnya, sebuah panggilan masuk berbunyi dari handphonenya. Nama yang tertera di layar handphonenya adalah Marvin Scott. Nama asisten pribadinya. Dominic pun mengangkat panggilan itu.
"Selamat pagi Mr Dominic. Maaf mengganggu liburan anda." sapaan Marvin terdengar dari sebrang telfon.
"Katakan... Berita penting apa, sehingga kau menelponku sepagi ini."
"Maaf Mr. Nenek Anda baru saja meninggal oagi ini. " kalimat itu sukses membuat Dominic mematung. Handphone yang ada di genggamannya pun jatuh ke atas sofa tanpa bisa di cegah.

               Dominic benar-benar tidak menyangka, ia akan mendapatkan berita seperti ini, sepagi ini. Dominic cukup dekat dengan nenek dari pihak ayahnya itu. Dan neneknya-lah satu-satunya orang di keluarga pihak Ayahnya, yang mau menerima kehadiran. Meskipun pada awalnya, neneknya melakukan semua itu secara diam-diam, karena takut diketahui oleh kakeknya. Berita ini, menjadi satu pukulan berat bagi Dominic. Ia bahkan belum memperkenalkan Abigail pada neneknya itu.

         Meskipun ia tahu pernikahannya itu dirahasiakan dari publik, tapi ia ingin neneknya juga mengetahui pernikahannya. Saat pernikahannya terjadi, neneknya sendiri tidak bisa hadir karena beliau memang sedang sakit. Dominic sudah berencana akan mengunjungi Neneknya, saat ia sudah mendapatkan sedikit kebebasan dari pekerjaannya di kantor. Dominic langsung keluar dari kamarnya, dan nenghampir sahabat-sahabatnya, yang sedang duduk di ruang tamu.
"Aku harus kembali ke California saat ini juga." Kata Dominic pada sahabat-sahabatnya itu.

Marriage ContractWhere stories live. Discover now