||MC|| Bab 21(a). Savanna Is Back

18.3K 648 64
                                    

29 November 2018...

Jika hati bisa memilih kepada siapa ia akan jatuh cinta, maka aku tidak akan pernah menjatuhkan pilihanku padamu...

Abigail...

Aku update lagi...
Happy Reading & Sorry For typo....

"Savana..."

Dominic tanpa sadar melepaskan genggaman tangannya pada tangan Abigail.
"Iya Dominic... Ini aku, Savana Clarie," ujar Savana seraya menoleh ke arah Abigail dengan tatapan meremehkan. Abigail sendiri hanya bisa membeku di tempatnya berdiri saat Savana menatap ke arahnya. Harus diakui, Savana memang cantik. Lebih cantik melihat aslinya, daripada dalam foto.

      Melihat tatapan meremehkan dari Savana, Abigail hanya bisa menunduk menatapi tangannya, yang beberapa saat lalu digenggam oleh Dominic, tapi langsung dilepas oleh pria itu saat melihat Savana. Saat ini, Abigail merasa seribu jarum menusuk-nusuk jantungnya. Perasaan ditinggalkan benar-benar ia rasakan. Tanpa genggaman tangan dari Dominic, Abigail merasa goyah. Namun, ia berusaha sekuat tenaga berdiri tegak di hadapan Savanna, untuk membuktikan pada wanita itu, kalau dia bukanlah wanita lemah. Setelah menatap remeh ke arah Abigail, Savana memalingkan tatapannya lagi ke arah Dominic.

"Apa karena saat ini kau bersama dengan istrimu, sehingga kau melupakan aku?" ucap Savana, seolah merasa tersakiti.
"Tidak! Tentu saja tidak. Aku tidak pernah melupakanmu." Jawaban Dominic membuat Abigail semakin jatuh dalam kubangan rasa sakit yang tak tertahankan, hingga membuat Abigail harus menggapai sofa untuk mempertahankan dirinya agar tidak jatuh. Sepertinya, bayi-bayinya juga merasakan rasa sakit yang diderita ibunya. Karena itu, tendangan yang terus-menerus dirasakan oleh Abigail di perutnya, menambah rasa sakit pada Abigail. Wajahnya langsung menjadi pucat.

"Dominic..." Panggil Abigail di tengah rasa sakit yang ia rasakan. Mendengar panggilan Abigail, Dominic pun menoleh. Saat melihat wajah pucat Abigail, Dominic langsung terkejut.
"Abigail kau tidak apa-apa?" tanya Dominic dengan nada khawatir. Abigail menggigit bibir bawahnya  untuk menahan rasa sakit yang diderita lalu menjawab, "Aku tidak apa-apa. Saat ini aku hanya ingin kembali ke kamar dan beristirahat. Itu saja.

"Iya kau benar. Kau harus beristirahat Sebentar, aku akan panggil pelayan agar bisa mengantarmu ke kamar." Mendengar perkataan Dominic, rasa sakit yang diderita oleh Abigail semakin bertambah. Di saat yang bersamaan, Abigail memilih untuk mengabaikan semua rasa sakit yang ia rasakan saat ini, lalu berkata.

"Aku bisa ke kamar sendiri Dominic. Kau tidak perlu khawatir." Abigail memaksakan senyum di bibirnya, untuk meyakinkan Dominic, padahal didalam hatinya, ia merasa sangat kecewa dengan sikap pria itu.

      Sebelum ada Savana, pria itu senantiasa berada di sisi-nya, dan selalu memperhatikan setiap keluhannya, meskipun keluhan itu hanyalah hal sepele saja. Tapi sekarang, meskipun terlihat jelas,Abigail menahan rasa sakit dan wajahnya pucat, Dominic malah memanggil pelayan untuk membantu Abigail, bukan diri sendiri. Dengan langkah tertatih, Abigail berjalan kembali ke kamarnya tanpa menoleh sedikitpun. Sampai di kamar, Abigail langsung merebahkan dirinys di atas ranjang, kemudian menumpahkan seluruh perasaannya dalam bentuk tangisan.

       Entah berapa lama Abigail menangis dan entah berapa banyak air mata yang sudah ia keluarkan. Tapi selama hal itu terjadi, tidak sekalipun Dominic datang untuk melihat keadaan Abigail. Setelah puas menumpahkan segala perasaan sakitnya. Abigail bangun dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mandi. Dari apa yang terjadi hari ini, Abigail cukup tau kalau tidak ada ruang kecil dalam hati untuknya. Karena itu, Abigail tidak ingin menyakiti diri sendiri dengan harapan palsu. Jadi, lebih baik ia mencurahkan perhatiannya pada kehamilannya, dan menjaga kandungannya agar tetap sehat hingga melahirkan. Setelah itu, ia akan berpisah dengan Dominic. Itu lebih baik.

Marriage ContractWhere stories live. Discover now