||MC|| Bab 1(b). Meet Her

40.7K 1.3K 12
                                    

Mei 2018...

Aku tidak pernah menyangka, kalau hatinya begitu lembut

Dominic.


Bunyi notifikasi dari handphone menandakan ada sebuah pesan masuk. Dominic mengambil handphonenya dan mulai membaca pesan yang masuk itu.

Marvin;

Mr. Gadis itu ingin bertemu dengan anda. Aku harap anda tidak mengintimidasinya.

Dominic berdecak kesal saat membaca akhir pesan itu.
"Ck...! Memangnya dia pikir aku akan melakukan hal itu? Dasar asisten menyebalkan. rutuk Dominic pelan. Ia pun menghentikan pekerjaannya saat mendengar bunyi ketukan di pintu.
"Masuk..." ucap Dominic pada orang yang mengetuk pintu itu. Pintu itu pun terbuka dan masuklah gadis itu. Ia berjalan dengan gugup pandangan Gadis itu seperti menelisik ruang kerja Dominic.

        Saat akan menatap Dominic, Gadis itu memilih untuk menghindar. Ia malah menatap lukisan yang berada tepat di belakangnya. Dan itu adalah lukisan Melati dengan ke-7 Putranya. Meskipun wanita itu lebih mudah dari Domini, Ia tetap mengagumi dan menghormatinya. Karena itu, ia memasang lukisan Melati dan anak-anaknya di dalam ruang kerjanya. Sebenarnya bukan hanya dia saja yang memasangkan lukisan itu di dalam ruang kerja mereka ,tapi anggota Seven Squad lainnya juga melakukan hal itu itu, seperti hiburan tersendiri bagi mereka, saat lelah bekerja mereka akan menatap lukisan itu. Dan lukisan itu dibuat oleh Simon. Pria yang sudah dianggap sebagai kakak oleh Melati.

       Dominic melihat Gadis itu masih terpaku pada lukisan itu karena itu ia pun berkata.
"Puas dengan yang kau lihat Ms. Abigail Lea Anderson" Dominic menikmati pemandangan saat Gadis itu menatapnya dengan wajah pucat. Aliran darah mengalir dengan tidak lancar. Karena itu, saat ini wajah Gadis itu benar-benar pucat. Dia terlihat gugup dan ketakutan. Seketika itu juga Dominic menyadari kesalahannya. Ia sudah membuat Gadis itu ketakutan, sebelum ia mengatakan keinginan.

        Sepertinya, apa yang dikatakan oleh Marvin memang ada benarnya. Ia tidak boleh menggunakan tatapan datar yang biasa digunakan untuk mengintimidasi orang. Dan ia harus bisa mendekati Gadis itu secara perlahan, agar Ia mau Menjadi ibu dari anaknya. Karena itu, Dominic pun langsung mengubah raut wajahnya menjadi biasa saja.
"Selamat pagi Ms. Anderson. Silakan duduk." ucap Domani tenang.
Abigail Melangkah dengan gugup mendekati meja kerja Dominic.

       Kemudian, saat ia hendak duduk, matanya tidak sengaja melihat berkas tentang dirinya di atas meja kerja Dominic. Pada saat yang bersamaan, Dominic juga melihat berkas itu. Saat itu juga ia menyadari kesalahannya, karena sekali lagi ia membuat Gadis itu merasa ketakutan, karena saat ini wajah pucat Gadis itu semakin pucat.
"Mr. Dominic Maafkan saya. Tolong maafkan saya. Apapun yang sudah saya katakan tadi, untuk semua itu saya minta maaf. Saya akan melakukan apapun  yang yang anda inginkan. Tapi tolong jangan pecat saya. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini." ucap Abigail secara bertubi-tubi.

      Ia tidak jadi duduk dan memilih untuk tetap berdiri dan meminta maaf sambil menangis ketakutan. Melihat itu, Dominic merasa bersalah. Ia pun bangun kemudian berjalan ke arah gadis itu. Ia kemudianmemegang pundaknya.
"Kau tidak perlu minta maaf padaku. dan aku tidak akan memecatmu. Kau datang ke ruangan ku dengan perasaan gugup seperti ini. Aku rasa, kau ingin mengatakan sesuatu padaku apa itu benar...?"

"Iya itu benar." jawab Abigail disela Isak tangisnya. Tubunya yang sebelumnya bergetar hebat, akhirnya kembali normal setelah mendengar perkataan Dominic tadi.
"Sekarang katakan padaku, apa yang ingin kau katakan?"
"Aku sudah mengatakannya pada anda Mr Dominic. Tapi sebaiknya, aku harus mengatakannya lagi. Aku datang kesini untuk meminta maaf atas apa yang aku katakan pada anda saat di loby tadi. Saya memiliki kebiasaan yang orang bilang aneh. Kebiasaan dimana, aku mengatakan apa yang ada di dalam pikiranku, dalam keadaan tidak sadar dan aku rasa, saat aku tidak sadar tadi yang mengatakan sesuatu yang tidak tidak tentang anda." jelas Abigail SD sungguh-sungguh.

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang