- PROLOG -

2.2K 48 6
                                    

Seorang gadis sedang tengkurap di kasur bersama dengan beberapa camilan dan laptop yang sedang menampilkan drama korea favoritnya.

"Eh, Dif. Yang lain dong! Bosen ah ini terus. " Protes sahabatnya yang duduk di sampingnya.

Ya, gadis itu adalah Difa, Nadifa Angelina. Ia bersama dengan dua sahabatnya—Qila dan Fita—sedang menginap di rumah Lisa—sahabatnya juga.

"Nggak bisa, enak aja! Ini tuh drakor fav gue! " Tolaknya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

Fita yang merasa ditolakpun akhir hanya bisa menggerutu kesal, menoleh sejenak ke arah Qila yang sedang sibuk dengan ponselnya, dan dengan terpaksa kembali memfokuskan pandangannya ke layar laptop.

Mereka menoleh sejenak saat mendengar ada keributan di luar kamar dan sedikit terkejut saat seorang lelaki masuk ke dalam kamar yang diikuti oleh Lisa sang empuh kamar yang sedang menekuk wajahnya.

Mereka duduk di sofa yang berada di kamar itu dan lelaki itu mulai sibuk dengan ponselnya.

Difa mengalihkan pandangannya kembali ke layar laptop, ia berusaha fokus ke layar laptop, tapi matanya tak bisa jika tak mencuri pandang ke arah sofa, lebih tepatnya ke arah lelaki itu.

Difa memutar otaknya, memikirkan cara agar ia bisa membuat lelaki itu kesal. Hingga sebuah ide muncul, ia melihat ke layar laptopnya. Tepat sekali, adegan di drama Korea itu sangat tepat.

"Yaampun Luhan... Ganteng banget sih, sweet juga. Gue mau dong jadi pacarnya. Eh? Emang gue kan pacarnya Luhan. Ah... Nggak tahan gue mah. " Histeris Difa sambil sesekali melirik ke arah lelaki itu yang nampak terganggu dengan suaranya.

"Alay! " Ketus Satya. Ya, lelaki itu adalah Satya, Satya Aditama. Sepupu dari sahabat Difa—Lisa.

'Ya, berhasil! ' dalam hati Difa bersorak senang karena telah berhasil membuat Satya—lelaki bermulut pedas—kesal.

Dengan segera Difa memasang ekspresi kesal, "Suka-suka gue lah, mulut-mulut gue juga. Ngapa lo yang sewot? " semburnya kesal, tapi jangan tanya, dalam hati ia malah tertawa puas.

"Iya, itu emang mulut lo. Tapi sebagai orang yang pendengarannya baik, gue keberatan sama suara lo yang bisa ngerusak pendengaran gue. " Sinis Satya.

Dan dengan itu, perdebatanpun resmi dimulai. Semua yang melihat itu hanya bisa memutar bola matanya malas dan menggelengkan kepalanya saja, sudah biasa mendengar perdebatan mereka.

"Tapi ini mulut gue kok! "

"Dan ini telinga gue! Dasar Difa toa! Alay! "

"Apa lo bilang?! Lo itu cowokkan, Sat?! Tapi kenapa mulut lo kayak cewek sih?! "

"Lo emang ngajak ribut ya?! "

"Lo yang ngajak ribut! "

"Lo! "

"L— "

"Stop it! " Teriak Lisa yang duduk di sebelah Satya, kesal juga lama-lama melihat mereka bertengkar seperti ini. Semua menatap ke arah Lisa.

"Kalian berdua ini kenapa sih? Setiap ketemu berantem terus, nggak bisa apa kalau ketemu itu kalem-kalem aja nggak usah berantem? " Sembur Lisa sambil menatap Difa dan Satya secara bergantian.

"Nggak! "

"Nggak! "

Sergah Satya dan Difa secara bersamaan. Kemudian mereka berdua saling pandang dengan tatapan tajamnya dan membuang muka secara bersamaan.

"Cie... Cie... Kompak banget sih? Gemes tau nggak? " Ejek Qila dengan nada bertanya.

"Bentar lagi jadian nih. " tambah Fita.

"Nggak akan! "

"Nggak akan! "

Sekali lagi Satya dan Difa berbicara secara bersamaan, itu membuat Qila dan Fita semakin gencar menggoda mereka. Sedangkan Lisa hanya terkekeh saja.

"Ah... Tuh kan barengan lagi. " ucap Fita dengan nada menggoda

Diam-diam Difa menggulum bibirnya, ia memalingkan wajahnya, mencoba menyembunyikan rona merah di pipinya.

Lisa yang melihat itu menghela napasnya, lagi-lagi sahabatnya satu itu menyembunyikan perasaannya.

"Eh? Udah-udah nggak usah diterusin. Kasihan nanti ada yang baper. " lerai Lisa sambil sedikit menyindir Difa yang sekarang sedang menggerutu.

***

Nadifa Angelina dan Satya Aditama.

Ya, ini tentang mereka yang menyembunyikan perasaan dan meremehkan sebuah hubungan. Dimana setiap mereka bertemu, mereka selalu bertengkar, tak mau mengalah satu sama lain.

Namun dalam hati, mereka saling mencinta, mereka saling peduli. Mereka tak peduli akan hubungan yang mereka jalani, mereka hanya peduli satu, tetap bersama meski saling berdebat.

Bagi mereka, hubungan status tak penting, yang terpenting, keduanya bisa saling bersama.

Apa yang akan terjadi dengan hubungan mereka selanjutnya? Apa mereka akan tetap kukuh dengan pendiriannya dan egonya? Ataukah sebaliknya?

_________________________________________________________

WELCOME IN THE MY NEW STORY!...

Seperti yang sudah kubilang sebelumnya di ABOUT HIM, ABOUT HIM akan ada Spin-off nya dan ... Ini dia ... ABOUT THEM Spin-off ABOUT HIM.

Moga kalian suka, maaf kalau ceritanya pendek. Dan maaf juga kalau masih banyak typo yang bertebaran.

Aku butuh pendapat kalian para readers.

Apakah cerita aku yang ini layak untuk di lanjutkan?

Kalau iya, aku akan lanjutkan cerita ini ke chapter selanjutnya. See you!...

Jangan lupa VOTE and COMMEN ya!

Follow my IG : @alungputri_06

HAPPY READING

ABOUT THEMOnde histórias criam vida. Descubra agora