[Completed]
"Ahh hyung... kurasa hidup kita lebih tenang saat hyung tidak ada..." celotehan pagi Taehyung membuat Jin yang sibuk membangunkan member BTS lainnya terdiam sesaat.
"Ya mungkin. Tapi sebelum hyung benar benar pergi dari kalian, hyung h...
Kini tiba giliran Taehyung.. Meski belum memulai mengucapkan apapun, air matanya tak sedetikpun berhenti mengalir. Isakannya semakin membuat Army bergemuruh meneriakan agar dia tak menangis. Namun sungguh, hal itu justru membuatnya semakin sesak...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jimin pernah berkata padaku..."
"Taehyung-ah.. kau tau apa sebenarnya the most beautifull moment in life untukku?"
Taehyung sedikit melirik Jimin yang saat itu sedang berdiri tepat disampingnya di balkon dorm mereka. Angin terlihat menerpa wajah Jimin lembut hingga membuat senyum yang kini terukir diwajah Jimin kian menenangkan.
Taehyung sengaja terdiam untuk mendengar kelanjutan kalimat dari sahabat sekaligus keluarganya ini. Taehyung yakin, pasti ada sesuatu dibalik senyuman Jimin yang seperti itu.
"... bagiku sederhana. Hanya bisa berdiri berdampingan bersama kalian berenam dan tersenyum bersama Army. Kurasa itu benar-benar menjadi momen terindah dalam hidupku..." Taehyung tersenyum getir menanggapi semua kalimat Jimin.
Bukan. Bukan berarti Taehyung tak bahagia dengan momen yang Jimin bayangkan itu.
Tapi hatinya sakit.
Karena faktanya, kini momen itu tak akan pernah terjadi lagi. Mereka masih bisa tersenyum bersama Army, mereka masih bisa berdiri berdampingan bersama, namun tak akan sesempurna dulu. Karena salah satu keluarga mereka telah memutuskan untuk berhenti. Kakak kesayangan mereka telah memilih untuk pergi. Meninggalkan sejuta tanya dan kenangan yang terus menggerogoti hati. Memaksa tangis berderai pilu disaat setiap memori indah yang mereka lalui kembali terlintas didalam diri.
Dirinya ingin mengadu namun pada siapa. Dirinya ingin berontak namun tak tahu harus apa. Dirinya ingin melakukan sesuatu namun waktu tak pernah memberikan kesempatan. Dia ingin membenci hyung nya namun tangis rindu tak pernah bisa ia pungkiri. Hatinya sakit saat Jin pergi begitu saja. Namun rasa sakit itu tak sebanding dengan tersiksanya ia kini tanpa kehadiran Jin.
Dan Taehyung begitu menyesal, karena itu adalah percakapan terakhirnya bersama Jimin sebelum tragedi itu terjadi. Membuat Taehyung terjatuh kedua kalinya karena kembali kehilangan saudara yang ia sayangi.
"...Aku.. Aku minta maaf karena kami tak bisa dalam formasi lengkap. Aku benar-benar sakit saat bayangan percakapan itu kembali terlintas dalam ingatanku. Namun aku tahu, jika kita semua menangis disini maka Jimin juga pasti akan bersedih bukan?"
"...Maka dari itu Army, mari kita ciptakan the most beatifull in life yang Jimin inginkan. Mari kita terus tersenyum kedepannya. Jangan ada tangis kesedihan diantara kita. Kita buat tangis ini menjadi tangis bahagia. Arraseo!!"
"Nee.." serempak semua Army menjawab. Riuh semakin terdengar saat Army bisa dengan jelas melihat Hoseok yang kebetulan berdiri di samping Taehyung berderap memeluk Taehyung yang ternyata masih terus menangis.