AldoPratama:
Gue anter itu sekarang, karena paling lambat besok dikumpul jam 08.00. Kalau gue kasih pagi, nanti gak keburu. Jadi, tolong diisi, habis itu, kirim ke gue, biar gue cek. Sekalian konfirmasi ke anak basket putra dan putri supaya mereka latihan.

Seakan mengerti apa yang dipikirkan Kinara, Aldo langsung mengkonfirmasi mengapa ia mengantar formulir itu ke rumahnya.

Kinara memutar bola matanya malas. "Kenapa harus gue semua yang kerjain?? Gue yang susun data pemenang, gue juga yang harus ngisi formulir. Sebagai Ketua OSIS, dia ngapain???" gerutu Kinara kesal sambil mengetik dengan kasae pada keyboard laptopnya.

KinaraZevanya:
Kalau gue semua yang kerja. Lo ngapain?? Nunggu selesai? Periksa doang? Enak banget!

Kinara kembali melanjutkan pekerjaannya. Masih banyak data yang harus ia susun. Setelah selesai, ia masih harus mengisi formulir.

AldoPratama:
Lo pikir begitu? Sebagai wakil lo kan bantu gue. Gue juga masih harus periksa pengeluaran dan pemasukkan yang udah dibikin sama Katrina, bendahara itu. Ngoreksi keuangan lebih susah kaliiiii....

Balas Aldo membuat Kinara tidak membalas lagi. Sudahlah. Mungkin ini memang pekerjaannya. "Semangat Kinara. Walau gak ada yang nyemangatin lo."

Baru Kinara selesai bergumam, ponselnya kembali bergetar.

AldoPratama:
Semangat!

"What?! Baru juga gue bilang tanpa penyemangat, langsung disemangatin. Ini anak bisa baca pikiran orang???" kata Kinara dengan suara pelan.

Kinara tidak memperdulikannya lagi. Ia kembali meletakkan ponselnya di samping laptopnya, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

☆☆☆

Setelah selesai menyusun data pemenang lomba, Kinara mengirimkannya kepada Aldo. Dan setelah itu, ia melanjutkan pekerjaannya untuk mengisi formulir perlombaan basket itu.

Kinara mulai mengkonfirmasi kepada seluruh anggota basket dan mendata biodatanya. Setelah selesai, ia mengirimkannya kepada Aldo agar di cek. Tahu sendiri betapa bawelnya Aldo.

Kinara melirik jam yang ada di laptopnya. Pukul 14.57. Sudah berapa lama ia duduk terpaku di depan laptopnya. Kini saatnya untuk beristirahat.

Kinara menyingkirkan laptopnya ke atas meja kecil, lalu ia mulai merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang empuk dengan balutan selimut lembut.

Baru ia ingin memejamkan matanya, ponselnya bergetar dan notifikasi pesan masuk berbunyi.

AldoPratama:
Besok jangan lupa dibawa formulirnya, dan minta tanda tangan seluruh peserta. Kalau udah, kasih ke gue biar langsung dikirim ke sekolahnya.

Dugaan Kinara benar. Pesan itu datang dari Aldo. "Anak ini emang selalu mengganggu detik-detik kenyamanan gue. Baru juga mau merem," gerutunya dalam hati sambil mengetik sesuatu membalas pesan Aldo.

KinaraZevanya:
Iya bawel!

Kinara meletakkan ponselnya di samping tubuhnya. Ia kembali memejamkan matanya agar ia bisa beristirahat dengan tenang.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan kesal Kinara mengangkat telepon itu dengan mata terpejam.

"Bawel banget sih. Iya! Iya! Gue mau istirahat. Jangan ganggu bisa gak sih? Besok gue bawa!" oceh Kinara dengan matanya yang masih terpejam.

Baru saja ia ingin mematikan teleponnya, suara sahutan terdengar dengan jelas dari seberang sana berhasil membuat mata Kinara membulat sempurna.

"Ini gue, Debi. Sahabat lo yang gak kalah cantik dari Ariana Grande. Lo kok marahin gue?" sahut Debi dengan nada ngambeknya.

Ketos VS Waketos [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang