"Iya juga sih. Tapi kan gue gak mau bareng lo, Do," gumam Kinara dalam hati sambil mengalihkan pandangannya ke depan.

"Ok. Data udah terkumpul. Dicatet loh ya, Kin," perintah Aldo membuat Kinara berdeham cukup keras karena kesal.

"Catet yang bener. Jangan ada yang ketinggalan," lanjutnya lagi sambil membolak-balik kertas catatan lomba yang dipegangnya.

"Iya, Do. Iya! Ini udah dicatet!" sahut Kinara geram sambil menunjukkan kertas catatannya di depan wajah Aldo membuat yang lain terkekeh kecil.

"Kalau gitu, rapat gue tutup. Makasih.." katanya kemudian sambil membereskan seluruh barangnya. Begitu juga anggota yang lain. Mereka sudah bersiap-siap untuk pulang.

Satu per satu anggota OSIS yang lain mulai pulang. Begitu juga dengan kondisi ruangan yang sudah sepi. Kinara yang tidak ingin kena masalah cepat-cepat mengambil tas yang ia letakkan di lantai.

Kinara membawa tasnya di sebelah pundaknya. Baru ia ingin membuka pintu, sebuah tangan mencekal tangannya.

"Gue mau pulang. Rapat udah selesai, kan?" oceh Kinara sambil melepaskan cekalan tangan Aldo.

"Emang udah. Tapi, lo kan harus beli perlengkapan," sahut Aldo membuat Kinara memutar bola matanya kesal.

"Gini ya, Do. Pertama, ini udah sore. Gue harus pulang. Capek. Kedua, lomba masih seminggu lagi. Ketiga, gue males. Keempat, gu--"

"Keempat, lo gak ada yang anter? Biar gue yang anter. Gue temenin juga," ucapnya memotong kalimat Kinara dengan entengnya sambil menaikturunkan kedua alisnya membuat Kinara mendecak kesal.

"Aldo. Ini udah sore. Gue bener-bener capek. Lagian lomba masih seminggu lagi.. Masih ada waktu," sahut Kinara dengan gemasnya.

"Alesan lo. Gue ini Ketua OSIS, jadi lo harus turutin perintah gue." Aldo menggandeng tangan Kinara membawanya keluar dari ruang OSIS.

"Kalau gitu, gue bisa mengundurkan diri," sahut Kinara sambil melepaskan genggaman Aldo membuat Aldo berhenti dan membalikkan tubuhnya.

Aldo terdiam. Melihat Aldo yang hanya diam, Kinara berjalan mendahului Aldo.

Namun, Aldo mencekal tangan Kinara lagi. Aldo menghadang jalan Kinara membuat Kinara semakin kesal.

"Kalau gitu, besok lo harus beli perlengkapan. Walau masih lama, barangnya harus disiapin jauh-jauh hari," kata Aldo.

"Iya, Do. Iya. Udah? Sekarang gue boleh pulang, kan?" sahut Kinara gemas, sambil melepas cekalan Aldo.

"Boleh.. Silahkan.." Aldo mengangguk kemudian memberikan jalan untuk Kinara

☆☆☆

"Kesel gue tau gak!" teriak Kinara di telepon sehingga mengharuskan Debi menjauhkan ponsel miliknya dari telinganya.

"Kin. Pelan-pelan. Telinga gue sakit!" omel Debi dengan suara yang tak kalah kencang dengan Kinara.

"Ya, sorry abisnya gue kesel banget, Deb. Banget, banget, banget!" sahut Kinara sambil meremas bantalnya.

"Kenapa sih? Cerita, cerita. Sama siapa? Aldo lagi?" tanya Debi bingung.

"Ya, iya! Gara-gara si Aldo itu! Lo bayangin, masa gue abis rapat, dipaksa buat beli perlengkapan bareng dia, sedangkan lomba masih seminggu lagi. Pake bawa-bawa jabatan," jelas Kinara kesal.

"Si Aldo lucu juga ya.. Maksa lo sampe segitunya. Jangan-jangan dia suka sama lo," ucap Debi asal membuat Kinara berdecak sebal.

"Apaan sih lo? Ngaco! Gak mungkinlah, Deb. Lo ngomong asal banget."

"Ya kan cuman tebakan gue, Kin. Lagian lo panik banget kayaknya," goda Debi disusul tawa kecilnya.

"Bukan panik. Ah, tau ah. Gue mau mandi dulu. Dahh.." Kinara dengan cepat mematikan teleponnya, kemudian beranjak masuk ke dalam kamar mandi.

Baru saja Kinara ingin masuk ke dalam kamar mandi, tiba-tiba terdengar teriakan Didit yang memanggil namanya sambil mengetuk pintu.

"Turun, makan! Mama udah nunggu," teriaknya sambil mengetuk pintu kamar Kinara.

"Iya! Bentar! Mandi dulu! 10 menit!" sahut Kinara dari dalam kamar yang ikut berteriak, setelah itu ia masuk ke dalam kamar mandi setengah berlari.

____________________________________

Bab 2 Ketos VS Waketos

Semoga suka ya.
Jangan lupa tombol bintangnya.

Jangan lupa tombol bintangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketos VS Waketos [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang