42 - Sehebat Inikah?

Start from the beginning
                                    

"Cepetan, Bang!"

"Sabar Alan."

"Abang ih cepetan!" Kata Arland sembari menggoyang-goyangkan kursi yang kini menjadi tumpuan kaki Daven.

"Alan jangan digoyang-goyang nanti Abang jatuh," kata Daven panik sembari berusaha untuk meraih robot yang kini bersayang diujung atas lemarinya.

"Abang lama. Cepetan ambil!" Seru Arland masih bersikukuh keras dan semakin menggoyang-goyangkan kursi dengan semakin cepat.

"Alan diem, nanti Abang jaaa...." belum sempat Daven melanjutkan perkataannya, tiba-tiba...

Brughhh...

Daven terjatuh tersungkur ke lantai dengan gaya yang sudah tidak dapat didefinisikan lagi bagaimana.

"...tuh kan!" Lanjut Daven setelah dirinya terjatuh tersungkur ke lantai.

Daven menatap malas ke arah Arland yang kini tengah berdiri dihadapannya dengan cengiran khas tak berdosanya.

"Ngapain nyengir?" Ketus Daven sembari beranjak dari posisinya untuk berdiri.

"Maafin Alan, Bang. Alan gak sengaja he-he..." kata Arland.

"Ini yang dibilang gak sengaja?" Tanya Daven masih ketus sembari memberikan robot Ironman ke arah Arland dengan malas.

"Abang jangan ngambek dong." Pinta Arland.

Tok... tok...

Daven dan Arland kompak menoleh ke arah pintu yang kini tengah ada seseorang diluar sana yang mengetuknya.

Arland menatap ke arah Daven yang masih terlihat merajuk, "Biar Alan yang bukain ya, Bang." Katanya.

"Gak usah, biar Abang aja!" Kata Daven sembari berjalan mendekat ke arah pintu.

Namun saat baru tiga langkah berjalan, kaki Daven tergelincir karena lantai kamarnya penuh dengan kelereng mainan milik Arland yang berserakan dibawah.

"Aduh..." ringis Daven saat pantatnya mencium lantai.

Arland yang melihatnya dari belakang hanya membuka mulutnya melihat Daven kini tengah meringis kesakitan karena ulah kelerengnya.

"ALAN!" Seru Daven yang sudah mulai naik pitam.

"Abang sih jalannya gak liat-liat jalan, jadi jatuh kan." Kata Arland masih tidak merasa bersalah.

"Lain kali Abang gak akan izinin kamu main lagi disini!"

Ceklek...

Pintu kamar terbuka dan memperlihatkan seseorang kini tengah berdiri didepannya.

Daven berniat menoleh ke arah pintu. Dia mencoba untuk bangun. Namun saat sudah berdiri, kakinya kembali tergelincir dan akhirnya dia terjatuh kembali ke lantai.

"Za..." ucap Daven ketika melihat orang yang kini tengah berdiri diambang pintu sembari memegangi kepalanya yang kini sudah ada burung yang terbang berputar-putar diatas kepalanya.

DEARANZA (Completed)Where stories live. Discover now