12 - Kebenaran

1.7K 83 1
                                    

"Bola itu emang bulat, sama bulatnya seperti tekad gue yang hanya mau setia buat satu hati, yaitu elo."
- Daven


Happy Reading

Angin sabtu malam di kota Jakarta begitu terasa. Kini mereka semua orang dengan berbeda gender itu sedang bercanda ria bersama di sebuah cafe yang sedang ngehits disana.

"Ikut gue yuk?" ajak Daven di saat makan dan minunya sudah usai.

"Hah, kemana?" tanya Anza yang keheranan mau di ajak kemana oleh cowok jangkung itu saat ini.

"Ke atas." sahut cowok itu seraya menunjuk ke arah yang akan dia tuju.

Anza langsung mengangguk mengiyakan ajakan dari cowok jangkung itu.

Mereka berdua beranjak dari kursi mereka menuju lantai atas cafe untuk melihat pemandangan kota Jakarta ketika malam hari yang mungkin menurut cowok jangkung itu akan sangat indah di pandang, terlebih lagi di temani dengab gadis pujaan kan, tetapi saat sesudah berdiri, para manusia yang lain yang kebetulan datang bersamanya bergerutu pada cowok jangkung itu.

"Woy... mau kemana?" teriak cowok disana yang terlihat hanya memakai kaus pendek polos namun di dada terdapat tanda ceklis brand ternama--- Abay yang membuat dua sejoli itu langsung menoleh ke arahnya.

"Jomblo mah diem aja deh!" gerutu cewek di sebelahnya membela Daven dan Anza. Dia mengerti kalau pasangan kekasih yang baru jadian sangat butuh waktu berduaan.

"Bacot." ucap cowok itu kesal pada Vanya.

"Berisik." ucap si jangkung yang langsung menarik lengan si gadis untuk melanjutkan niatnya tadi untuk pergi ke atas, tepatnya ke rooftop cafe ini. Dia tak memperdulikan lagi ocehan cowok itu bagaimana nanti.

"Sialan banget emang punya temen, mentang-mentang udah ada gebetan maunya berduaan terus, nempel-nempel terus kayak perangko dah si anjing."  kesal cowok itu masih terus bergerutu.

"Sirik aja sih lo, jing." ucap Zara juga kesal pada cowok itu. Dia meluapkan kekesalannya dengan melemparkan satu french fries ke arah cowok itu dann itu tepat sekali french fries itu mengenai wajahnya.

Cowok utu menatap datar ke arah si cewek. "Lo juga lagi sama aja dah anjing sekarang berduaan mulu sama si cungur Ravis." kata cowok itu berdecak sebal sambil melemparkan kembali french fries yang tadi di lempar ke arahnya.

"Mau gue tonjok lo?" ucap Zara ketus. Cewek itu juga sudah ancang-ancang mempersiapkan tangannya untuk memukul cowok rese itu saat ini.

"Santai dong, beb..."

Ravis menatap Abay sinis saat mendengar Abay memanggil Zara dengan sebutan 'beb'.

"Santai, bang... gue becanda... lagian gue gak doyan cewek macem singa kayak dia kok tenang aja." kata Abay yang ketakutan melihat Ravis seperti ini.

Ravis masih menatap sinis ke arahnya sedangkan Abay yang ditatap malah cengengesan tidak jelas.

"Si Abay pengen gue tonjok beneran kayaknya ya!" kata Zara yang masih kesal.

"Pis lah anjing lo galak banget sih ama gue," kata Abay sembari membentuk huruf V dengan kedua jarinya.

Zara menatap Abay malas. "Untung aja stok sabar gue masih banyak, coba kalo enggak? Udah gue bikin masuk rumah sakit lo."

"Lo cewek apa cowok sih? Mulutnya ya anjing pedes banget." gerutu cewek lain yang pusing sendiri melihat Abay yang sedari tadi terus berbicara dan bergerutu tidak jelas..

"Dia cowok jadi-jadian mungkin..." kata Debi.

"Serah deh serah, males banget dah gue ama lo pada..." kata Abay malas.

DEARANZA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang