8 - Perasaan Aneh

2.3K 83 8
                                    

"Gue belum tau apa gue jatuh cinta sama lo, atau sama perasaan yang lo bisa tawarin?"
- Anza



Happy Reading

"Hah, demi apa gue gak mimpi kan? Coba tampar gue?" kata Vanya tidak percaya dengan apa yang di lihatnya barusan.

Plakkk...

"Aduh sakit..." ringis Vanya kesakitan ketika pipi mulusnya di tampar oleh Debi secara cuma-cuma.

"Tadi lo minta di tamparkan? Ya gue tampar lah!" kata Debi dengan cengiran tak berdosanya.

"Anza jangan bilang lo sama Kak Daven jadian?" tanya Zara mengintrogasi.

"Gila! Temen gue keren bisa naklukin senior," kata Debi salut sembari bertepuk tangan dengan begitu hebohnya.

"Ngomong apaan si gak jelas!" kata Anza dengan nada datar.

"Bodo gue mah gak mau tau lo harus ngasih pajak jadian buat kita!" rengek Vanya.

Zara dan Debi mengangguk bersamaan mengiyakan perkataan dari Vanya barusan.

"Gue gak jadian!" kekeh Anza.

"Hilih boong banget..." kata Debi berdecak.

"Ya udah si kalo gak percaya."

"Kan apa gue bilang si Anza bakal milih Kak Daven ketimbang Juan," kata Vanya membanggakan diri.

"Kapan lo bilang kampret!" kesal Debi.

"Barusan!" jawab Vanya dengan senyum tak berdosa.

"Hmmm deh sampe pagi..." kata Debi.

"Tapi gue sih sebenernya juga kurang setuju kalo si Anza sama Juan," kata Zara yang langsung membuat tercengang dari Anza, Vanya dan Debi.

"Eh santai dong..."

"Maksud gue tuh ya gini si Anza perfect si Juan perfect kalo nyatu akan monoton, gak ada yang beda, flat. Sedangkan kalo bareng Kak Daven, kan Kak Daven sikapnya agak bad boy gitu lah ya, nah si Anza nya good girl kan? Nyatu. Jadi, saling ngelengkapin satu sama lain. Bakalan goals banget kan, iya gak sih?" lanjut Zara.

"Kirain gue apa..." kata Vanya lega.

"Nah iya juga sih gue juga mikir kayak gitu," kata Debi.

"Kapan lo mikir?" tanya Vanya.

"Tadi," kata Debi.
"Sebenernya gue tuh mau bilang itu, eh keduluan sama si Zara..." lanjutnya.

"Apaan sih!" kesal Anza.

"Gue setujuuu..." teriak Vanya.

"Apanya yang setuju anak dugong?" tanya Debi.

Anza lebih memilih tak merespok ketiga gadis itu. Ketiganya bukan membantu malah makin membuat beban pikirannya bertambah.

***

"Caelah yang berangkat bareng doi," kata Ravis menggoda.

Daven hanya senyum-senyum salah tingkah ketika mendapat godaan dari Ravis.

"Gue khawatir bro sama si Anza. Apalagi sekarang lagi rame-ramenya di platform gossip sekolah ngomongin soal tadi pagi tentang lo berangkat bareng dia. Kalo sampai si Tania denger gak tau bakal diapain tuh anak," kata Abay.

"Gue bakal turun tangan kalo sampe si Tania nyentuh si Anza. Bahkan kalo perlu gue bakal main tangan sama dia," kata Daven.

"Gila, gila mantap jiwa." salut Abay sembari tepuk tangan. "Ini temen gue," lanjutnya.

DEARANZA (Completed)Where stories live. Discover now