27 - Salah

1.3K 56 3
                                    

"Gue mencintai lo bukan karena lo yang terbaik. Itu karena lo buat gue lebih baik."
- Daven





Happy Reading

"Eh, Papa..." ucap Daven saat melihat Tuan Jeff ada di belakang Anza.

Anza yang mendengar itu kaget sekaligus kikuk. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia berbalik dan terlihat sekali wajah awkward disana, namun dia memilih langsung menyalimi tangan pria paruh baya itu yang di panggil prianya dengan sebutan 'Papa' dan mulai menampilkan senyum manisnya ke arah pria itu walau masih di rasa terlihat kikuk karena ia merasa canggung saat itu.

"Ini Anza?" tanya Tuan Jeff tersenyum ramah pada gadis yang sekarang tengah berdiri di hadapannya.

Anza mengangguk ragu.

"Cantik sekali... pantesan aja Daven jadi bucin..." Tuan Jeff terdengar meledeki cowok jangkung itu.

Anza menatap Daven dan kemudian mengulum senyum ke arah pria paruh baya itu.

Tuan Jeff mengusap lembut puncak kepala Anza. "Jagain Daven ya? Soalnya Om mau pulang dulu ke rumah. Mau mandi, udah bau..." katanya sambil memperlihatkan deretan giginya tanpa malu.

Anza hanya bisa merespon itu dengan senyum sambil mengangguk-angguk pasrah.

"Udah-udah, hus sana... Papa pergi, baunya udah sampai ke sini nih..." ledek Daven sambil menutup hidungnya meledeki pria paruh baya yang masih terlihat mempesona itu.

"Anak sialan kamu ya, Daven!" cerca Tuan Jeff.

"Haha..."

"Ya udah, Papa pulang dulu ya..." pamit Tuan Jeff pada kedua sejoli itu.

Daven mengangguk dan langsung menarik lengan Tuan Jeff untuk bersalim, kemudian Anza mengikuti aksi cowok jangkung itu untung bersaliman.

Setelah itu, Tuan Jeff keluar dari ruangan Daven dan pergi menemui yang lain. "Papa mau pulang dulu ke rumah. Kalian mau ikut Papa atau gimana?" tanyanya pada orang-orang yang berada di sana.

"Nasya sama Rifki pulang dulu ke apartemen, Pa. Soalnya banyak barang yang harus di simpan dulu di sana." kata Nasya.

"Pa, kemungkinan Rifki besok gak bisa ke sini. Rifki ada urusan pekerjaan di Bandung," kata Rifki.

Tuan Jeff manggut-manggut dan kemudian menatap Audrey. "Kamu Audrey mau pulang ke rumah?" tanyanya pada cewek itu.

Audrey mengangguk dan kemudian berkata, "Audrey pulang dulu Om, nanti naik Taksi." katanya.

"Lho? Gak mau ikut bareng gue?" tanya Nasya heran.

"Audrey mau mampir dulu ke minimarket, Kak. Ada beberapa barang yang harus Audrey beli di suruh sama daddy." kata Audrey.

"Oh ya udah deh..." ucap Nasya sambil mengangguk.

***

"Kakak belum ngabarin teman Kakak?" kata Anza membuka obrolan sambil mulai duduk di sisi bangsal Daven.

Daven menggeleng. "Gak usah lah cuma ngeribetin," katanya.

"Eh, parah banget." gerutu Anza.

"Haha... becanda. Gue tau kali, kan masalahnya hape gue ada di Alan pasti Alan bawa balik." kata Daven. "Coba tolong lo kabarin," lanjutnya.

Anza mengangguk singkat dan kemudian mengambil ponsel miliknya di dalam sling bag.

Saat menyalakan layar ponsel, ada sebuah notifikasi dari aplikasi chatting berwarna hijau dengan berterakan nama Juan.

DEARANZA (Completed)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα