59 - Kok Akrab?

618 30 3
                                    

"Pa, duluan aja. Daven nanti nyusul..." kata Daven setelah mobil yang dia tumpangi kini sudah berhenti disebuah rumah minimalis nan elegant.

"Oh yaudah, jangan lama-lama. Papa nunggu didalam sama Alan," sahut Tuan Jeff.

Daven mengangguk. Setelahnya Daven langsung kembali mengeluarkan ponsel genggam miliknya, dengan cepat dia mencari nama kontak Anza ditombol telusuri.

"Semoga diangkat..." ucapnya seraya menekan tombol panggilan untuk memanggil Anza. "Za, please angkat... gue gak bisa tenang kalo lo kayak gini..." lanjutnya.

Namun, nihil. Tak ada jawaban. Padahal Daven sangat tahu jika jam segini sudah masuk waktu istirahat disekolahnya.

"Ah gue coba telepon si Ravis aja apa ya? dia kan sekolah," kata Daven lagi. Kemudian dia langsung menghubungi Ravis saat itu juga.

Nada sambungan telepon mulai tersambung...

"Halo, Ven." sahut suara dari telepon.

"Lo disekolah?" tanya Daven langsung tanpa basa-basi.

"Yoi, kenapa emang?" Ravis balik bertanya.

"Lo liat si Anza?"

"Oh iya, Ven. Tadi gue liat, tapi pas gue sapa doi diem aja. Lo ada masalah lagi sama dia?" kata Ravis. "Tau lo, Ven. Anak orang disakitin mulu lo kasian..." kata Abay ikut-ikutan menyahuti.

"Bacot banget lo, Bay. Berisik..." kesal Daven

"Lo ada masalah lagi?" tanya Ravis lagi.

"..." Daven mulai menceritakan bagaimana awal dia mau pergi ke sekolah hari ini sampai tidak jadi dan membuat sang kekasihnya merajuk kembali.

"Oh jadi karena itu... pantesan si Anza diem aja gue sapa, tapi gue bisa nebak si itu gara-gara lo. Lagian lo ngasih harapan ke si Anza sih, wajar kalo dia jadi ngambek gini sama lo, Ven..."

"Terus gue harus gimana ya?" Daven bertanya seolah meminta solusi.

"Mmm..." gumam Ravis seolah berpikir. Namun tiba-tiba Abay menyerobot menyahuti, "Kesini, samperin. Minta maaf sama si Anza..." katanya.

"Gila lo! mana bisa? gue lagi di Bandung, di rumah Kakak gue dan gue nginep disini terus besoknya gue ke bandara."

"Ah tambah ngambek si Anza kalo gitu sama lo, Ven. Parah lo bikin anak orang kangen, udah berapa abad lo gak ketemu sama dia, gak kangen apa lo?" kata Abay yang kembali menyahuti.

"Ah lo bacot terus lah, kesel gue dengernya. Bukannya ngasih saran, tapi lo malah bikin runyam." sahut Daven lalu habis itu dia langsung mematikan sambungan telepon itu dengan sengaja.

Tut...

"Anjir, baperan..." kata Abay setelah tahu jika sambungan telepon dari Daven terputus seketika.

***

"Si Anza dimana?" tanya Juan kepada Zara yang terlihat sedang duduk-duduk santai dikoridor kelas bersama Vanya dan Debi.

"Di dalem tuh lagi gak jelas gak tau kenapa..." sahut Zara

Juan manggut-manggut seolah paham, lalu dengan langsung dia masuk ke dalam kelas Anza dan mulai duduk disampingnya.

"Lo kenapa?" tanya Juan. Namun, gadis disebelahnya ini enggan berkutik. "Ngambeknya sama orang lain, kok gue ikutan didiemin." kata Juan lagi. "Masih gak mau ngomong?" lanjutnya.

DEARANZA (Completed)Where stories live. Discover now