RINTIK 30: Teman Main Catur

200 13 5
                                    

Pasien Dokter Nakamura diberi julukan khusus berdasarkan kegiatan yang mereka lakukan selama terapi. Teman main catur; penyiram bunga; pemotong rumput; teman minum kopi; rekan pembuat kue; bahkan kekasih. Apa yang dokter itu lakukan dengan pasien yang menyebut dirinya kekasih? Masih jadi misteri.

Rahasia ini Milly dapat sebagai hadiah karena berhasil mengalahkan asisten serius dan wanita cerewet pengurus rumah sang dokter dalam permainan hanafuda pada suatu kesempatan di kunjungan rutinnya. Saat itu Milly sedang beradaptasi dengan Bed Side Learning di tahun keempat kuliahnya, ketika Ayumi—rekan sekamar sekaligus sahabatnya—melakukan percobaan bunuh diri di rumah sakit universitas.

Kabar yang berembus, Ayumi meninggalkan rombongan timnya di bagian neurologi dan mengejar brankar yang mengusung anak perempuan korban kecelakaan ke IGD. Menurut pengakuan seorang perawat, gadis berkartu identitas kuning itu mengamati si anak perempuan dengan pandangan linglung. Anak itu meninggal beberapa menit kemudian. Seorang residen mengaku ditabrak Ayumi di depan IGD. Setengah jam sesudahnya, gadis itu ditemukan petugas kebersihan dekat ruang janitor dengan pergelangan tangan sobek yang meneteskan darah membentuk kubangan di lantai putih. Sebuah pisau bedah tergeletak dekat tubuhnya.

Ayumi pernah berkata selepas menonton Our Little Sister, "Aku sangat rindu adikku. Kalau masih hidup, dia akan seumur Suzu Asano. Dia pasti senang aku jadi dokter."

Seandainya Milly menanggapi lebih serius, mungkin Ayumi tak akan berbuat nekat. Ia selalu gagal memahami orang lain. Begitu pula yang terjadi pada Renata. Beruntung, kali ini takdir berbaik hati. Ayumi berhasil diselamatkan. Milly menebus penyesalannya dengan terus mendampingi bahkan ketika Ayumi dipecat dari universitas. Berdasarkan rekomendasi seniornya, ia rutin mengantar Ayumi ke Dokter Nakamura sampai gadis itu dinyatakan sembuh. Saat ini Ayumi menetap di Kyoto. Semangat hidupnya kembali. Dia mengajar di Taman Kanak-Kanak. Anak-anak memujinya sebagai guru paling cantik.

Pengalaman bersama Ayumi membuat Milly bertekad menjadi ahli jiwa sekeren Dokter Nakamura. Setelah mendapatkan gelar dokternya bulan lalu, ia menghuni salah satu kamar pondokan mahasiswa di belakang rumah sang dokter. Tak diperbolehkan mengamati terapi pasien, tapi bebas mengakses koleksi menakjubkan di perpustakaan sang dokter sekaligus bertanya apa pun jika ada kesempatan.

Milly ingin segera mengajukan pendidikan spesialis, tapi perlu ke Indonesia dulu untuk menghadiri pernikahan Ilana. Ketika mengabarkan rencana kepulangannya di Instagram story, Wira—kakak Ilana—mengontaknya, bilang juga sedang di Kurashiki dan menawarinya pulang bersama.

Mereka sepakat. Karena Wira perlu tinggal sedikit lebih lama untuk mencari seseorang, Milly setuju menempati kamar kosong apartemen lelaki itu. Ia akan pindah pagi ini. Ketika tengah menunggu Wira menjemput, ia mendapati seorang lelaki duduk di tangga depan rumah Dokter Nakamura. Anehnya, ia langsung teringat Ayumi. Saat pertama konsultasi, Ayumi mengenakan mantel kelabu kusut yang asal diambilnya dari tumpukan pakaian kotor—mirip kesan pertama lelaki ini. Tapi Milly tak terpengaruh perasaannya dan tetap bersikap wajar. Sampai Wira datang dan membuat suasana menjadi canggung.

"Astaga, Azka .... Gue nyari lo ke mana-mana! Mana nyangka lo di sini!"

Milly mengernyit. Lelaki ini orang Indonesia? "Dia ... yang Kak Wira cari?"

Wira melepaskan pelukannya pada si lelaki mantel kelabu. "Lho, iya. Kalian kok bisa di sini barengan? Udah saling kenal?"

Milly tersenyum kikuk. Bingung bagaimana menjelaskan. Rasanya aneh terlibat secara pribadi dengan seseorang yang ia tahu sebagai pasien, meskipun ia bukan dokternya. Penyakit-penyakit yang didiagnosis di tempat ini bukan jenis yang bisa ia katakan pada sembarang orang. Itulah alasan adanya julukan. Sebagai topeng. Banyak dari mereka yang ingin terlihat normal biarpun sedang menjalani masa sulit. "Enggak kok. Dia ini teman main caturnya Dokter Nakamura. Gue di sini kan cuma tamu, Kak."

Manuskrip HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang