#37

8.4K 159 6
                                    

Kirana:
"Ada yang ingin menemaninya?" tanya dokter.

"Mama sakit!" ringisku yang sudah tak tertahankan lagi.

"Biar saya yang menemaninya," kata Reyhan langsung.

"Baiklah mari," ajak dokter lalu mengajak kak Aditya masuk.

"Kamu yang kuat ya," kata kakak berharap.

"Semoga," kataku pelan.

Reyhan:
Kenapa gue ditugasin jauh kayak gini. Sudah 3 hari gue tidak membuka ponsel, dan terlihat banyak panggilan masuk. Gue sengaja tidak membukanya agar bisa menyelesaikan tugas ini dengan cepat dan pulang segera.

Gue langsung saja melihat siapa saja yang menelfonku. Ternyata hanya keluargaku. Untuk apa mereka menelfonku sebanyak ini? Apakah ada masalah? Atau mereka kesulitan menjaga Ana?

Gue langsung menelfon balik. Terdengar nada sambungan di ponselku.

"Halo ma, ada apa?" tanyaku langsung.

"Kamu itu kemana aja sih? Dari tadi mama hubungin tapi gak angkat angkat. Pake ngematiin hp segala," protes mama langsung.

"Maaf ma, Rey sibuk disini. Ini aja baru buka hp," kataku mengatakan sejujurnya.

"Maaf, pasien kesulitan saat melahirkan. Anaknya sudah selamat tetapi ibunya dalam masalah," ucap seseorang dari sebrang sana.

"Mama," panggilku pelan.

"Baiklah, tolong selamatkan anak saya segera," kata mama dengan suara serak. "Saya akan berusaha."

"Ma, apa yang terjadi?" tanyaku memastikan kalau Ana lahiran.

"Apa kau masih tidak mengerti? Kenapa ponselmu mati?" tanya mama sambil menahan air matanya, sepertinya.

"Aku.. Aku sibuk ma. Maaf baru bisa membuka ponsel hari ini," kataku pelan.

"Kau menyesal sekarang? Ana dalam bahaya dan kau masih memikirkan pekerjaanmu. Apa kau tidak ingin melihat Ana? Atau kau memiliki yang lain disana?" tanya mama yang membuatku diam.

Kenapa mama bisa berfikiran seperti itu? Berarti benar, Ana lahiran hari ini. Kenapa negitu cepat daei perkiraan dokter?

"Maaf bu, ini bayinya," kata seorang suster yang terdengar dari sebrang sana.

"Dia laki laki atau perempuan ma? Kami sengaja tidak meminta dokter untuk memeriksanya agar penasaran," kataku.

"Bayinya laki laki atau perempuan?" terdengar suara mama bertanya.

"Perempuan bu," kata suster itu.

Gue tersenyum bangga. Anak pertamaku perempuan. Hampir 9 bulan gue menunggu kedatangannya di dunia ini. Dia akan merubah hidupku dan Ana.

"Reyna Pratama," kataku sambil tersenyum bangga.

"Reyna Pratama namanya," kata mama langsung dan langsung membuat senyumku melebar.

"Terima kasih ma. Sebisanya besok aku pulang," kataku laku menutup telfon, namun senyumku belum pudar sedikit pun.

"Ayah selalu menunggumu kehadiranmu nak," kataku pelan lalu melanjutkan tugasku yang tinggal sedikit.

☆☆☆

Kirana:
Gue terbangun dan melihat sekelilingku. Semuanya serba putih. Tempat apa lagi yang seperti ini selain rumah sakit? Pastinya tidak ada.

My Love [✔]Where stories live. Discover now