#3

10.4K 372 16
                                    

Kirana:
Setelah selesai acara pernikahan kami, kami langsung menuju mobil yang sudah disiapkan. Disana sudah ada Pak Man-sopir Reyhan-yang sudah menunggu untuk mengantar kami ke rumah Reyhan yang baru.

"Sudah sampai tuan, nyonya," kata Pak Man.

"Makasih pak," ujarku.

Reyhan langsung turun sedangkan aku sedang kesulitan dengan gaunku.

"Rey, bisa bantu ak nggak. Emm, aku kesusahan dengan gaun ini," kataku.

Emang kenyataan sihh gaunku ini terlalu berat untukku. Gak tau beratnya berapa. Huftt. Susah dehh jadinya.

"Masak gak bisa gitu doang," kata Reyhan cuek.

"Emm, emang gak bisa Rey. Kalau kamu gak mau gapapa kok," jawabku.

Reyhan tak menghiraukanku. Dia langsung meninggalkanku dengan begitu saja.

"Dasar, orang itu. Seenaknya aja."

Reyhan:
"Sudah sampai tuan, nyonya," kata Pak Man.

"Makasih pak," ujarnya.

Gue langsung turun dari mobil dan beranjak meninggalkan mobil.

"Rey, bisa bantu ak nggak. Emm, aku kesusahan dengan gaun ini," kataku.

"Masak gak bisa gitu doang," kata gue.

"Emm, emang gak bisa Rey. Kalau kamu gak mau gapapa kok," jawabnya.

Gue langsung memutarkan badan gue bermaksud untuk masuk ke dalam rumah. Gue ngelirik dikit ke arahnya.

"Huftt... merepotkan banget sihh," batin gue.

Gue dengan terpaksa membantunya. Karna keliatan banget kalau dia emang emm... kesusahan. Gue gak segan ninggalin dia begitu saja.

"Sini gue bantu," ucap gue.

"Emm, makasih ya," ujarnya.

Gue langsung mengulurkan tangan gue. Dan dia langsung mengulurkan tangannya. Gue langsung menarik tangannya keluar. Dia pun akhirnya bisa keluar dari mobil.

"Emm, sekali lagi maksih ya," ucapnya dengan senyuman.

Gue gak menghiraukannya dan langsung masuk ke dalam rumah dan langsung masuk ke dalam kamar.

Kirana:
"Kirain gue dia gak mau ngebantu. Huft, untung aja dia ngebantu kalau gak gue gak bisa keluar dari sini," batin gue.

Dia baik juga ya, cuek cuek gitu mau nolong juga. Dia bukan termasuk pria yang mudah tertawa sihh, mukanya slalu datar mulu. Susah kalau mau diajak ngelucu.

"Nya, masuk lah ke dalem jangan disini terus udah malam," ucap pak Man.

Seketika lamunan gue buyar tentang dia. Gara gara pak Man sihh gangguin. Tapi emang bener sih udah malem harus mandi juga.

"Ehh, iya pak. Makasih udah ngingetin," jawabku.

Gue langsung masuk ke dalem. Liat dari luarnya aja udah kayak istana, apa lagi dalemnya. Emang bener banget, dalemnya lebih memukau lagi.

"Woi, masuk mandi sana," teriak Reyhan dari atas.

Woi?? What the... bisa gak sih dia itu sopan dikit kek. Bukannya gue apa gitu.

"Selow aja kali, gak perlu pakek teriak teriak segala. Btw, gue gimana naiknya ini?" tanya gue.

"Naik ya tinggal naik susah banget sih," jawabnya.

"Ya mau gimana dong? Berat tau ini gaun bukannya enak."

"Yaudah berusaha aja sendiri. Bye gue mau tidur."

My Love [✔]Where stories live. Discover now