#35

5.3K 135 1
                                    

Reyhan:
Saat gue pulang ke rumah, gue tidak menemukan Ana dimana mana. Di kamar, dapur dan ruangan lainnya.

"Haduk kemana nih orang?" tanyaku panik.

Gue sudah mencoba menghubungi Ana berkali kali namun hasilnya nihil. Ponselnya mati dan tidak dapat dihubungi. Gue langsung saja menyuruh agen gue untuk mengecek keberadaan Ana.

"Halo, tolong cari tau keberadaan Ana sekarang juga," kataku tegas lalu memutuskan sambungan.

Gue langsung saja meletakan tasku ke sofa lalu pergi keluar. Gue menghidupkan mobil dan pergi untuk mencari Ana.

☆☆☆

Kirana:
Gue terbangun di tempat yang gue tidak ketahui. Ini seperti gudang yang tak terpakai lagi. Ada ban sepeda yang sudah rusak di pojok. Kayu kayu yang sudah keropos di gigit oleh rayap. Kawat kawat yang bertebaran.

"Akhrinya lo bangun juga," kata seseorang. "Lama banget sih bangun aja."

Sekali gue menerjapkan mata, ternyata itu adalah Almira, mantan Reyhan dulu. Untuk apa lagi dia mengusik hidupku? Padahal dia sudah lama tak terlihat.

"Lo mau ngapain lagi?" tanya gue to the point.

"Lo pasti tau gue mau apa," jawabnya sambil melihat kukunya yang baru saja diberi warna.

"Mau ngapain lagi lo ganggu hidup gue?" tanyaku tegas.

"Gue cuman mau suami lo itu," jawabnya lalu mendekat ke arahku. "Gak ada yang lain."

"Gak! Gue gak akan ngebiarin lo lakuin itu," kataku tegas.

Gue gak sanggup jika Reyhan berani meninggalkanku. Padahal selama ini kami sudah baik baik saja. Ada saja orang yang selalu ingin mengusik hidup kami.

"Tapi lo bakal ngelakuin itu. Atauu," kata Almira lalu berbisik di telingaku. "Anak lo yang gue bunuh."

"GAKK! Lo gak boleh ngelakuin itu," kataku lalu merintikan air mata gue.

"Oh, atau ibunya yang gue bunuh aja ya," katanya dengan nada yang sengaja. "Eh, kalah ibunya yang gue bunuh berarti, anaknya ngikut mati juga dong."

"Lo, lo gak boleh ngelakuin itu ke gue," kataku sambil gemetaran.

"Kenapa? Kok gak boleh sih?" tanyanya dengan nada yang lebay. "Sekarang semuanya sudah berada di tangan gue sekarang. Lo gak bakal bisa mencegah semuanya lagi."

"Nggak, Reyhan pasti datang," kataku sambil memohon.

"Dia gak bakalan bisa datang. Gue sudah nyembunyiin lo di suatu tempat terpencil," katanya memastikan. "Gak bakal ada orang yang bisa nemuin lo disini."

Almira tertawa dengan bebas. Sedangkan gue, berfikir dengan keras. Apakah Reyhan bisa menemukan gue disini? Atau ini adalah hari terakhir untuk gue? Tiba tiba ada suara ketukan pintu.

"Masuk," kata Almira dengan lantang. "Ada apa?"

"Naila," kataku pelan.

"Semua sudah siap, mau kapan kita ngebunuh dia?" tanya Naila penasaran. "Gue sudah gak sabar lagi."

"A.. Apa yang lo lakuin, La?" tanyaku pelan. "Lo tau kan konsekuensinya kalau ketauan."

"Gak bakal ada yang bisa nemuin kita disini. Lagian gue juga sudah ngebuat pertahanan yang ketat. Ngapain lagi lo tarik ulur, Ra. Langsung saja habisin dia sekarang juga," kata Naila dengan nada yang penuh kebencian.

My Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang