#25

6K 156 0
                                    

Reyhan:
"Maaf buat tadi, gue cuman bercanda kok," kata Reyhan. "Mau gak maafin gue?"

Gue kira dia nganggep gue main main, ternyata dia nganggep gue serius sampai mau pergi gitu. Sejujurnya gue hanya ingin memainkannya.

"Apaan sih," katanya sambil berusaha melepaskan pelukanku.

"Maafin gue," kata gue lagi. "Please, tadi gue cuman mau main main aja. Taunya lo nganggep serius."

"Iya iya, terserah lo deh," jawabnya.

"Yakin? Serius? Jawabnya yang bener dong," kataku.

"Itu udah serius kali," katanya masih dengan keadaan marah.

"Tuh, masih marah marah. Mana ada iklasnya," kataku mengoloknya lagi.

Entah kenapa, gue seneng kalau mempermainkannya. Lucu terkadang yang menganggapnya serius. Padahal gue hanya bercanda.

"Iya Reyhan," katanya pelan.

"Makasih," ucapku lalu menciun puncuk kepalanya.

"Tapi nanti mau ke Menara Eiffel ya," katanya.

"Besok aja," bujukku.

"Gak mau! Pokoknya mau hari ini," tolak Ana.

"Iya deh," kataku pasrah. "Kalau nanti malem gimana?"

"Boleh, malahan kalau malem pemandangannya lebih bagus," katanya.

Gue hanya mengangguk dan kembali berguling di kasur. Rasanya perjalanan kemarin membuatku lelah. Apalagi hanya duduk di pesawat.

☆☆☆

Malam harinya, gue udah janji kalau mau ngajak Ana ke Menara Eiffel. Awalnya kami hanya makan di dekat sana. Pemandangan dari atas emang indah.

"Kok kita cuman makan di deketnya sih?" tanya Ana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kok kita cuman makan di deketnya sih?" tanya Ana.

"Gapapa, yang penting kan ngeliat. Tadi siang juga lo ngomong mau liat," jawabku asal.

"Yaudah deh terserah lo, yang penting gue bisa ngeliat Menara Eiffel," kata Ana senang.

"Gitu aja seneng?" tanyaku.

"Iya lah, dari dulu gue mau ngeliat Menara Eiffel," jawab Ana semangat.

"Emangnya gak pernah?" tanyaku lagi.

"Nggak, palingan cuman ke Malaysia kalau gak tuh Singapore," jawab Ana santai sambil menikmati roti bakarnya.

"Lain kali gue ngajak kamu ke London, mau?" tanyaku.

"Hah!? London," kata Ana sepertinya kaget.

"Ngomongnya pelan pelan, jangan teriak teriak kek orang kubu," ejek gue.

My Love [✔]Where stories live. Discover now