#18

5.6K 175 0
                                    

Kirana:
Hari sudah pagi. Gue terbangun ketika asa cahaya yang masuk lewat gorden kamar. Terlihat Reyhan yang masih tidur dengan pulas.

Gue ingin tau penyebab dia marah kepadaku. Hari ini, gue gak mau bicara sama dia. Gue takut terakhir kali dia membentakku. Tidak seperti biasanya dia membentakku kali ini.

"Bik, aku mau keluar dulu ya, cari bahan makanan," kataku kepada Bi Sum.

"Bukannya makanan di rumah masih ada ya?" tanya Bi Sum heran.

"Gapapa bik, Ana lagi pengen makan samyang," jawabku bohong.

"Baiklah, hati hati dijalan ya," kata Bi Sum lalu melanjutkan pekerjaannya.

Gue dengan segera keluar dari rumah. Dengan pakaian yang casual dengan celana pendek warna hitam dan kaos putih biasa.

"Eh, nyonya mau kemana pagi pagi gini?" tanya Pak Somat.

"Mau beli bahan masak dapur aja kok," jawabku.

"Sini saya antar," tawarnya ramah.

"Em, nggak deh pak, saya bisa sendiri kok," jawabku bohong.

Gue tau, kalau gue pergi sama Pak Somat, Reyhan pasti akan menelfonnya. Sedangkan ponselku masih berada di nakas.

Gue menelusuri jalanan. Pagi ini, jalanan terlihat ramai. Banyak anak anak sekolah dan orang kerja berpergian pada jam sekarang.

Gue memasuki supermarket yang ada. Gue sengaja tidak berkunjung di supermarket yang sama seperti biasanya. Gue tidak ingin Reyhan menemukanku.

Gue membeli sebuah roti coklat dan susu coklat sebagai sarapan gue hari ini. Gue gak mau sarapan di rumah. Untung saja gue tadi membawa uang yang cukup sampai malam nanti.

"Harganya 10 ribu, mbak," ucap sang kasir ramah.

Gue pun mengekuarkan selembar uang 10 ribu dan memberi ke tukang kasir tersebut.

"Terima kasih," katanya ramah.

Gue pun keluar dan duduk di kursi yabg ada di depan supermarket tersebut. Melihat lihat keramaian kota pagi ini. Sambil menikmati sarapanku.

Reyhan:
Saat gue terbangun, tidak ada lagi Ana di sebelahku. Fikirku Ana sedang berada di bawah dan memasak.

Setelah gue bersiap siap, gue langsung turun. Ternyata, kata Bi Sum Ana sudah pergi sejak tadi pagi.

"Baiklah terima kasih bi," kataku.

Gue pun keluar dari rumah bersiap untuk ke kantor. Melihat hari yang tiba tiba mendung, entah dimana Ana saat ini.

"Pak, kok gak anterin Ana ke supermarket?" tanyaku heran saat melihat Pak Somat sedang mengelap kaca depan mobil.

"Eh, tuan, nyonya bilang gak perlu, katanya cuman sebentar. Tapi sampai saat ini dia belum pulang juga," jawab Pak Somat sesuai fakta.

"Baiklah, sekarang aku mau pergi ke kantor dulu. Tolong kasih kabar saat Ana sudah pulang ke rumah," kataku.

Gue pun langsung pergi ke kantor. Ana pasti pulang setelah membeli bahan bahan yang dia cari.

☆☆☆

Jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Waktunya gue pulang ke rumah. Tetapi, tetap saja Pak Somat belum menelfonku. Apa dia lupa? Kan bisa saja.

Gue pun langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, gue melihat keadaan rumah yang begitu sepi. Gue pun melihat Bi Sum yang sedang memasak.

"Bi, Ana mana?" tanyaku bingung.

My Love [✔]Where stories live. Discover now