#13

6.2K 209 0
                                    

Reyhan:

Kringg.....

Tiba tiba ponsel gue berdering. Gue membuka mata gue perlahan, gue melihat jam ternyata sudah pukul 6 pagi. Gue mengangkat telfon yang berdering tadi. Ternyata yang menelfon adalah sekretaris gue sendiri—Andi.

"Halo, Di, ada apa pagi pagi udah nelfon gini?" tanya gue dengan suara khas orang baru bangun tidur.

"Pak, hari ini ada meeting jam 7 di kantor. Klien baru aja menelfon saya. Maaf, jadi saya baru bisa nelfon bapak sekarang," kata Andi.

"Hahh!! Saya baru aja bangun tidur gara gara kamu nelfon. Yasudah kamu persiapkan semua yang diperlukan. Saya berangkat secepatnya," kata gue lalu mematikan telfonnya.

☆☆☆

"Sudah siang gini baru selesai meeting, apalagi gue belum ngabarin Ana dari tadi pagi," batin gue.

Saat gue mau menelfon Ana, ternyata hal tak terduga terjadi. Baterai ponsel gue habis, gara gara kemarin lupa cas. Apalagi gue gak bawa charger ke kantor. Terus jam 2 ada meeting lagi. Kurasa Ana baik baik aja di rumah, kan ada Bik Sum juga.

☆☆☆

Gue sudah gak sabar buat ketemu sama Ana. Karena emang dari tadi pagi gue belum ngabarin apa apa ke dia. Saat gue masuk ke dalam pekarangan rumah, terlihat ada 2 orang manusia sedang berlari keluar gerbang pekarangan rumah gue.

"Siapa mereka?" tanya gue dalam hati.

Gue langsung keluar dari mobil. Gue berhasil menangkap salah satu dari mereka. Para warga yang tinggal di dekat sana langsung menangkap temannya.

"Siapa kalian?" tanya gue tegas.

"Jawab woyy," teriak salah satu warga.

Gue membuka topengnya, ternyata 2 orang itu masih seperti anak SMA.

"Kalian kecil kecil udah berani maling ya. Siapa yang ngajarin?" tanya warga.

Warga pun mulai berkumpul. Tak sengaja, gue melihat pisau di belakang tubuhnya yang sudah berlumuran darah.

"Itu pisau?" tanya gue. "Kalian sudah bunuh siapa?"

Mereka tak menjawab. Tanpa basa basi lagi gue langsung masuk ke dalam rumah. Terlihat Ana sudah tergeletak dilantai dengan di perutnya yang berlumuran cairan berwarna merah segar itu.

"Ana! Bangun, Na," panggil gue.

Gue langsung membawa Ana masuk ke dalam mobil gue. Gue gak peduli mobil gue bakalan kotor, yang terutama hanya lah Ana.

☆☆☆

Gue langsung membawanya ke rumah sakit. Ana langsung dilarikan ke UGD. Gue sedari tadi menunggu di depan ruangan itu.

Tak lama kemudian, ada seorang dokter keluar dari UGD.

"Bagaimana dok keadaan istri saya?" tanya gue penasaran.

"Em, begini. Istri bapak tertusuk pisau cukup dalam. Jadi saya harus memeriksa organ yang di dalamnya," kata donter itu.

"Terus saya harus bagaimana?" tanya gue lagi.

My Love [✔]Where stories live. Discover now