13. Really Bad Girl

566K 56.9K 117K
                                    

Halo, kangen? saya juga hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, kangen? saya juga hehe

iya iyaa, kalian kangen nana, bukan aq hmmm...


Happy Reading

warning ⚠️ 17+


"Tunangan?"

Kening gadis itu berkerut sedalam mungkin, dia menatap laki-laki bertubuh tinggi dan seorang wanita cantik yang berdiri berdampingan itu dengan pandangan yang... menuntut?

Sejenak, Jaemin bisa melihat bahwa Lee Jeha baru saja melihatnya dengan tatapan tidak suka nan sarkas, tapi sekarang tatapan itu tak dapat lagi Jaemin temukan.

Sayang sekali. Padahal entah mengapa Na Jaemin menyukai tatapan Lee Jeha kala itu padanya.

"Benar." Singkat Jaemin, dengan nada datarnya.

Sejurus kemudian, Jeha tertawa. Tentu saja bukan tawa yang tulus. "Oh jadi tunangan, toh. Tolong ya Pak Profesor yang tehormat, ajarin ini tunangannya sopan santun, bilangin juga jangan mentang-mentang kaya jadi seenaknya!" marah gadis itu, dia berkacak pinggang.

"Yang nggak sopan itu kamu." sela Kun, agak pelan.

"Ck, diem kek!" sahut Jeha cepat.

Na Jaemin diam, memandangi gadis yang rambutnya diikat ponytail itu dengan lamat-lamat, lalu melirik Qian Kun. Menginginkan penjalasan mengapa Lee Jeha bisa berada di rumahnya, padahal, dia sama sekali tak ingin kedua perempuan di hadapannya itu bertemu.

Ini akan semakin rumit.

"Kamu tidak cemburu?" Tanya Jaemin.

"Lah?"

Sebenarnya tidak hanya Lee Jeha yang terheran, namun juga Irene yang tepat di dekat mereka, sementara ketiga pria lainnya – Kun, Seongwoo, Haknyeon – yang sejak tadi menyimak, mengangkat kedua alisnya, saling pandang diam-diam.

"Apaan sih?" Jeha mengerutkan kening tak mengerti.

"Sa– aku bertanya, kamu cemburu atau tidak?" ulang Jaemin, menekankan kalimatnya.

"Kenapa harus?"

"Tentu saja harus"

"Kenapa?"

"Aku suka jika kamu cemburu" sahut Jaemin cepat.

Suasana hening kemudian. Lee Jeha diam dengan kedua alis yang terangkat, bingung sembari memandang Na Jaemin. Laki-laki bertubuh tinggi itu pun tampak kaku kemudian. Dia mendadak membuang pandangan.

Lalu tingkahnya tersebut membuat ketiga laki-laki yang lain menahan tawa sendiri-sendiri. Jaemin mendecak pelan ketika sadar bahwa dirinya menjadi bahan tertawaan oleh teman-temannya. Sejenak, Sang Profesor terlihat kikuk.

[✔] 2. After DEAR JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang