22. Foreign place

3.9K 782 56
                                    

Firasat buruk memang tidak pernah salah..

Setelah kepergian Mark dan Jisung dari kantin waktu itu mereka jadi tidak pernah terlihat lagi. Mark dan Jisung seakan tertelan bumi bersama. Mereka berdua tidak datang ke sekolah selama tiga hari. Jeno bilang Mark juga tidak berada dirumahnya. Jadi sebenarnya kemana mereka?

Dengan bermodalkan nekat aku pergi ke rumah Jisung saat pulang sekolah. Aku masih ingat jelas jalan menuju rumahnya. Aku juga masih ingat bagaimana rupa rumahnya, sehingga kecil kemungkinan aku mendatangi rumah yang salah. Rumahnya tidak terlalu besar, tapi terlihat sangat bersih dan nyaman.

Cukup lama aku menunggu di teras rumahnya sampai pintu rumah terbuka, dan seorang wanita keluar dari rumah Jisung. Penampilannya sangatlah rapi, dia tersenyum ramah padaku "Nona teman tuan Jisung ya?"

Aku mengangguk "Iya, Jisung ada di rumah?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Tuan sedang pergi, mungkin besok baru kembali"

"Ahh.." tanpa sadar kepalaku menunduk kecewa.

Wanita muda yang berdiri di hadapanku, awalnya aku pikir dia adalah kakak Jisung tapi rupanya bukan "Apa ada pesan yang ingin nona sampaikan?"

Wanita itu berbicara dengan bahasa yang sangat formal dan sarat akan sopan santun. Jadi mungkin wanita ini adalah pembantu dirumah Jisung? Karena dari tadi dia terus menyebut Jisung dengan kata tuan, dan memanggilku dengan kata ganti nona.

"Tidak ada, tapi boleh saya tau Jisung pergi kemana?"

Wanita itu diam sesaat, dia tampak ragu untuk menjawab "Apa nama nona adalah Anna?"

Aku mengernyit bingung, bagaimana cara wanita ini mengetahui namaku? Aku akhirnya hanya mengangguk kaku "iya"

"Astaga!" wanita itu menepuk dahinya cukup keras, kemudian perlahan membungkukan badannya "Maaf nona Anna, seharusnya saya mengenali anda lebih awal"

Oke aku benar-benar bingung sekarang. Apa maksud dari perkataannya?

Sadar akan kebingunganku, wanita itu kembali bicara "Tuan Jisung menitip pesan pada saya sebelum pergi. Katanya kalau ada gadis bernama Anna kesini untuk mencari tuan—–" wanita itu menjeda kalimatnya. Matanya melirik kearah pergelangan tanganku "maka katakan padanya kalau aku sendiri yang akan menemuinya. Begitu kata tuan"

"Artinya Jisung akan menemuiku?" aku menyimpulkan.

Wanita itu mengangguk cepat "iya nona. Kata tuan, nona juga harus memakai gelang pemberiannya. Karena itu akan membantu nona menemukan jalan pulang"

"Gelang? Jalan pulang apa?" kepalaku mulai pusing sekarang. Aku ini adalah tipe orang yang akan cepat merasa pening kalau kebanyakan berpikir.

"Saya juga tidak tau maksud tuan. Tapi itu yang tuan katakan" wanita itu kembali menjelaskan.

Aku mengangguk "baiklah, terimakasih banyak" aku menundukan kepalaku sedikit "Saya pamit pulang"

"Sama-sama nona" wanita itu kembali membungkukan badannya.

Aku memutar badan, sudah siap melangkah meninggalkan rumah Jisung ketika jarak pandang mataku tiba-tiba terhalangi oleh kabut tebal. Tunggu —–– kabut tebal? Aku melirik kanan-kiri mulai panik. Dari mana datangnya kabut ini? Aku benar-benar tidak bisa melihat apa pun selain kabut tebal yang mengelilingiku.

"Anna"

Aku hampir saja melompat kaget karena mendengar desiran halus seseorang memanggil namaku dari arah belakang. Sesuatu yang dingin menyentuh bahuku, membuat seluruh tubuhku merinding.

BLOOD [Park Jisung]Where stories live. Discover now