6. Basket

6.2K 890 27
                                    

Akibat percakapan bodoh yang kemarin aku lakukan dengan jeno dan mark, membuatku tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan soal Vampire. Minggu pagi ini aku sudah berada di perpustakaan kota, dengan setumpuk buku yang memuat kisah Vampire di dalamnya. Bahkan ada novel dengan beraneka judul Vampire di tanganku. Buku ini bukan buku perpustakaan, ini novel milik alice yang aku pinjam kemarin.

Aku tidak mungkin trobsesi dengan Vampire kan? Aku mengelengkan kepalaku cepat, mengusir segala pikiran aneh yang memenuhi otakku. Aku bisa gila jika terus memikirkan Vampire yang identik dengan Darah itu. Hiw memikirnya saja sudah membuatku merasa mual.

Sebenarnya setiap minggu pagi aku memang rutin datang ke perpustakaan kota, bukan untuk membaca buku tentunya. Aku datang kesini hanya untuk duduk di pojok ruangan dan menatap kosong keluar jendela, tapi anehnya hari ini aku datang kesini dengan begitu niatnya mencari dan membaca buku tentang Vampire. Wow, seorang Anna Celandine membaca buku selama berjam-jam karena Vampire?

Setidaknya sekarang aku sudah tau sedikit banyak tentang Vampire dari buku-buku yang aku baca. Dan itu membuatku sedikit lega, karena sepertinya Jisung itu bukan Vampire. Jujur saja, aku menjadi segila ini pada Vampire karena cowok bernama jisung itu. Ada beberapa hal yang membuatku sangat penasaran tentang jisung, dan karena rasa penasaran berlebihan itu membuatku berpikir yang tidak-tidak tentang dia. Aku bahkan sudah hampir memastikan kalau dia itu memang Vampire.

Kenapa aku bisa berpikiran bodoh seperti itu? Pertama, karena jelas-jelas jisung bisa membaca pikiranku. Kedua, aku melihatnya menghilang dan muncul tiba-tiba di lapangan basket. Ketiga, yang ini sih aku gak terlalu yakin, tapi di waktu yang sama saat aku, jeno dan mark membicarakan soal Vampire, jisung menatapku tanpa berkedip dari kejauhan. Ekspresi wajahnya menunjukan seperti dia ikut mendengar semua percakapan kami saat itu.

"Awh" aku memijat kepalaku yang terasa pusing, sepertinya otakku terlalu penuh dengan hal-hal bodoh dan tidak masuk akal. Apa lagi aku membaca buku selama tiga jam, pasti itu membuat kepalaku menjadi pusing. Kan biasanya aku membaca buku paling lama tiga menit, dan itu pun sudah membuatku merasa ngantuk.

"Anna?"

Aku sedikit terperanjat saat mendapati seseorang yang sangat ku kenali berdiri di hadapanku. "Hai" aku menyapanya canggung. Orang itu tersenyum sekilas sebelum akhirnya duduk tepat bersebelahan denganku.

"Kamu masih sering kesini?" Tanya-nya.

Aku menggelengkan kepalaku "enggak, kebetulan hari ini aku pengen baca buku" dusta, kenyataannya aku selalu ke tempat ini setiap hari minggu. Hari dimana seharusnya orang yang berada di sebelahku ini tidak datang kesini.

"Vampir?" Dia tertawa kecil saat melihat sebuah buku yang masih berada di tanganku.

Harus ku akui, aku sangat merindukan tawa itu.

"sejak kapan kamu suka baca buku tentang beginian?" Tanya-nya masih terkekeh.

Aku mengedikan bahu "cuma iseng buat baca-baca aja."

Dia menganggukan kepalanya "aku seneng sih, akhirnya kamu ada minat sama buku"

"Kamu kenapa disini?" Saat orang lain yang mendengarnya, pasti aku terdengar bodoh. Tentu saja orang datang ke perpustakaan untuk membaca buku kan? Tapi aku tau dia tidak pernah datang kesini untuk berurusan dengan buku-buku itu.

"Hari ini gak ada kegiatan, jadi aku mau gambar disini" dia tersenyum ramah. "Udah lama ya sejak terakhir kali kamu nemenin aku disini sampai sore?"

Aku hanya tertawa canggung menanggapinya "udah lama juga sejak kamu selalu menghindar dari aku, renjun." dia, orang yang ku panggil renjun itu tersenyum, entah senyum seperti apa yang sedang dia tunjukan. Sulit untuk mengartikannya.

BLOOD [Park Jisung]Where stories live. Discover now