12. Sadar

5.7K 790 106
                                    

Jisung Pov.

Aku menatap sedih tubuh Anna yang terbaring lemah di kasurku. Dia pasti sangat ketakutan tadi, aku benar-benar tidak punya pilihan lain Anna. Maafkan aku.

"Hyung apa dia baik-baik saja?" Tanyaku pada Mark yang sibuk mengobati luka bekas gigitanku di leher mulus gadis itu.

"Ya dia baik-baik saja. Tapi kamu terlalu berlebihan" Mark menatapku garang. "Kamu menyedot darahnya terlalu banyak!"

Aku memainkan jemariku dengan gugup. "Maaf hyung. Aku tidak sadar, ku kira aku sedang menyedot jus tomat kesukaanku." Kataku dengan cengiran lebar.

Mark hampir saja memukul kepalaku tapi tidak jadi karena aku berjongkok dan meminta ampun darinya.

Mark menghembuskan nafasnya kasar "mungkin Anna baru sadar besok pagi. Aku sudah bilang bundanya kalau Anna menginap di rumah Alice"

"Uuu, hyung sangat cepat mengatasi masalah!"

"Diam! Ini karena kamu bodoh!"

Aku membungkam mulutku rapat-rapat. "Maaf hyung"

"Bagaimana dengan Guanlin? Hyung membunuhnya?" Tanyaku penasaran.

Mark diam, seperti sedang memikirkan sesuatu. "Hampir, tapi tidak ku lakukan" katanya.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Itu akan sangat berbahaya untuk kita dan juga Anna" mark menghela nafas "apa kamu pikir Daniel akan diam kalau ku bunuh anaknya?"

"Tidak apa-apa kalau mereka mengincarku dan membunuhku juga. Tapi tidak dengan Anna, aku tidak mau menempatkannya dalam bahaya." Ujar Mark, matanya menatap sendu pada gadis yang berbaring lemah di sampingnya.

"Apa hyung begini karena dia mirip Lily?" Aku menunjuk Anna dengan dagu.

"Entahlah. Terkadang aku merasa dia memang Lily." Mark tersenyum, tangannya merapikan helaian rambut yang menutupi wajah mungil gadis itu.

"Kenapa hyung merasa begitu?"

Mark mengedikan bahunya "hanya merasa begitu saja, dalam satu waktu dia bisa terlihat persis seperti lily" katanya menatapku.

Mark Hyung benar, aku sendiri juga merasa begitu.

"Itu kenapa aku pernah bilang, kenapa seseorang bisa semirip itu hyung."

"Sudah ku bilang dia memang menepati janjinya" mark tersenyum.

"Yahh mungkin hyung benar. Bagaimana pun juga aku merasa senang hanya dengan bisa melihat wajahnya lagi, melalui Anna."

Anna Pov.

Aku menutup mataku dengan telapak tangan saat merasakan silau sinar matahari masuk menembus kelopak mataku. Aku menggeliat, merasakan nyeri pada tubuhku. Aku mengerjapkan mataku berulang kali, berusaha mengumpulkan kesadaranku.

Aku mendudukan diriku, berusaha mencerna keadaan. Mataku meneliti setiap sudut tempat ini, menelusuri segala sisi kamar dengan dominasi warna putih dan biru langit. Aku memijat kepalaku yang terasa pusing.

Ini jelas bukan kamarku, lalu dimana aku? Aku berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi, dan kenapa aku bisa disini. Aku memegangi kepalaku yang terasa pusing. Aku tidak bisa ingat apa-apa.

Ceklek

Aku beringsut berdiri saat mendengar suara langkah kaki memasuki kamar ini, aku menyipitkan mataku agar bisa melihat dengan jelas siapa yang datang.

BLOOD [Park Jisung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang