39. Jun

247 30 6
                                    

"Dulu kamu lah orang pertama yang menghasut kaum kita untuk membenciku." Victoria memandang rendah pada Daniel, gadis itu tersenyum miring. "Kamu berusaha menghancurkan aku dengan cara apapun, karena itu kamu berusaha selalu mencari kesalahanku."

"Akhirnya semua orang terpengaruh dengan bualanmu itu. Sampai akhirnya aku harus di hukum karena alasan sudah menghidupkan manusia biasa dan merubahnya menjadi makhluk abadi seperti kita, —dan juga karena tuduhan penghianatan karena telah melindungi para penyihir." Victoria berjalan maju, gadis itu berdiri tepat di depan Daniel yang hanya mematung di dalam lingkaran api buatannya.

"Bagaimana rasanya melihatku ada di hadapanmu sekarang?" Sebelah alis Victoria terangkat keatas, terdengar gadis itu tertawa pelan seperti sedang mengejek. "Kamu berusaha mengakhiri eksistensiku kan? Tapi lihat, —sehelai rambutku pun tidak bisa kamu sentuh."

"Dahulu aku berjanji akan kembali kan? Sekarang aku sudah ada disini, —aku bilang akan menyelesaikan semuanya kan? Hari ini akan aku akhiri semua kekacauan yang pernah kamu sebabkan dulu."

"Aku penyebabnya?" Daniel bertanya dengan nada bingung, seperti tidak habis pikir dengan tuduhan yang Victoria berikan padanya. "Semua kekacauan itu, —kamu sendiri yang memulainya Victoria."

"Kalau saja kamu tidak menghidupkan manusia biasa yang sudah mati, dan kalau saja kamu tidak berhianat dengan melindungi para penyihir dari savannah itu, tentu kekacauan yang tidak perlu itu tidak akan terjadi."

"Jujur saja," Victoria memainkan jemarinya, kemudian menarik tangan kanannya kebelakang, —membuat lingkaran Api yang mengelilingi tubuh Daniel menjadi padam. "Kamu ingin menghancurkan aku, karena takut aku dan para penyihir savannah akan membentuk sesuatu yang akan mengancammu kan?"

"Awalnya aku tidak punya masalah denganmu, atau dengan anak-anakmu. Tapi nyawa harus di bayar nyawa kan?" Alice yang berdiri di sebelah Victoria kini sedang sibuk mengikat rambut panjangnya yang awalnya di gerai begitu saja, sementara itu Victoria mengarahkan belati di tangannya kebelakang punggung kurusnya. "Aku tidak suka kalau harus memberi harga yang tidak sebanding, —jadi kamu harus membayar mahal untuk nyawa temanku yang berharga."

"Victoria, jangan mengulangi kesalahan seperti dulu lagi." Salah satu putra Daniel bersuara, pria di sebelah Guanlin yang memiliki kepala kecil itu bernama Baejin. "Jika kekacauan seperti dulu terulang lagi, —atau bahkan kamu menimbulkan kekacauan yang lebih besar lagi, itu akan membuat kamu kembali di hukum, bahkan bukan hanya kamu tapi juga mereka yang berada di sampingmu."

"Kalau aku memang peduli dengan semua itu, aku tidak akan berada disini sekarang Baejin."

Victoria mengangkat belati di tangannya, kemudian melempar belati itu pada Baejin dan dengan tepat sasaran Alice membuat belati itu dengan sempurna memotong kepala Baejin. Belum sempat kepala itu terguling ke tanah saat Victoria memunculkan api dari telapak tangannya dan melemparnya pada tubuh Baejin hingga langsung terbakar habis.

Victoria memilih seorang Russiana Alice di sampingnya untuk menjadi tangan kanan, —setelahnya terdengar teriakan amarah dari para putra Daniel yang menyaksikan tubuh saudaranya terbakar habis.

"Victoria!"

Victoria membuat ilusi agar Daniel merasa berada di sebuah tebing tinggi yang tidak terlihat memiliki dasar, Victoria membuat pria itu tidak bisa bergerak maju atau pun mundur sekarang.

"Aku hanya ingin kamu menikmatinya." Victoria tersenyum manis, gadis itu bersiap memasang pertahanan dengan tubuhnya. "Kamu tidak perlu melakukan apa-apa, nikmati saja, —aku akan membuatmu hanya bisa menonton tanpa bisa melakukan apa-apa."

Setelah itu setiap pergerakan terjadi sangat cepat, para putra Daniel yang berusaha menyerang Victoria dan Alice secara membabi buta, —kemudian para penyihir yang melawan dengan sihir yang sangat mahir, dan Mark, Jisung yang selalu akan memasang badan di depan Victoria. Semuanya berlangsung panjang dan menegangkan.

BLOOD [Park Jisung]Where stories live. Discover now