14. Teman?

5.1K 736 74
                                    

Jisung Pov.

Aku bergidik ngeri melihat tingkah Anna hari ini, dia terlihat seribu kali lebih aneh dari hari-hari biasanya. Bayangkan saja, pagi-pagi begini gadis itu berjalan di koridor dengan bernyanyi lagu korea? Seperti masih kurang puas, gadis itu bahkan menari-nari di sepanjang jalan. Membuat tatapan aneh orang-orang tertuju padanya.

Ck, dasar gila!

Gadis itu bahkan masih bernyanyi saat sudah memasuki kelas. Satu yang bisa aku tebak dari tingkahnya, saat ini dia sedang bahagia. Sangat bahagia sepertinya.

Dia berhenti di bangkunya, dia melihat kearahku tapi aku mengabaikannya. Aku dengan cuek berlalu begitu saja tanpa memperdulikannya yang masih setia menatapku.

"Alice!!" Kemudian ku lihat Anna mengoyang-goyangkan bahu Alice dengan cukup kencang.

"Tau gak, Laptop aku udah gak disita bunda!!" Seru gadis itu nyaring dengan semangat luar biasa.

"Akhirnyaaa kai oppa-ku kembali huhu" lanjut Anna deramatis, jemarinya meremas punggung Alice pelan.

Aku menggelengkan kepala melihat tingkahnya yang begitu konyol. Pantas saja cowok itu tidak tertarik padanya, memang siapa yang akan tahan pada gadis aneh seperti Anna? Hanya Mark hyung saja.

"Kamu udah sembuh?"

Seseorang baru saja masuki kelas, berdiri di depan Anna dan menanyakan itu, orang itu adalah cowok yang duduk di depan bangku Anna dan Alice. Renjun.

Wajah gembira gadis itu berubah derastis, senyum lebar di wajahnya kian menghilang. Matanya berkedip aneh menatap cowok di depannya.

"Aku.. gak apa-apa kok"

"Ohh"

Hanya kata itu yang keluar dari bibir Renjun. Cowok itu duduk di bangkunya, sementara Anna mematung di tempat semula dengan mata terus menatap pada cowok itu.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya terkepal disisi tubuhnya. Apa dia akan menangis? Baru beberapa menit yang lalu dia terlihat sangat bahagia, dan sekarang dia sudah ingin menangis?

Sebenarnya ada apa di antara mereka berdua? Sepertinya masalahnya lebih rumit dari sekedar cinta sepihak.

Aku tidak bisa membaca dengan jelas apa yang Anna pikirkan saat ini. Pikirannya terlalu penuh, terlalu banyak hal yang mengisi otaknya.

Yang dapat kubaca dengan jelas adalah saat ini Anna terus menanyakan satu pertanyaan pada dirinya sendiri berulang kali. Dan pertanyaan itu adalah "Kenapa?"

Anna Pov.

Ku kira rasanya akan berbeda kali ini, tapi ternyata aku salah. Semuanya masih sama seperti dulu, yang di dalam sana sama sekali tidak berubah. Hanya mendapatinya bertanya begitu saja sudah membuatku sangat kacau.

"Kamu beneran udah sembuh?" Alice memegang tanganku, tapi aku tidak bisa merasakan hangat tangannya pada telapak tanganku.

Alice terus bicara padaku, tapi aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Suara orang-orang di sekitarku terdengar seperti dengungan. Aku juga tidak mengerti kenapa.

"Ikut aku"

Seseorang menarik tanganku dan membawaku keluar kelas dengan paksa. pikiranku menolaknya, tapi tubuhku tidak. Dengan tidak berdayanya aku membiarkan tangan itu menggengam tanganku, dan menyeretku berjalan lebih jauh.

"Butuh pelukan?" Tanya-nya padaku saat kami tiba di rooftop. Aku tidak tau kenapa dia membawaku kesini, aku ingin bertanya tapi sepatah katapun tak bisa keluar dari bibirku.

BLOOD [Park Jisung]Where stories live. Discover now