8. Bukan mimpi

5.6K 1K 36
                                    

Aku minta apresiasinya aja >< gak apa-apa sih kalau gak ngevote, tapi paling gak komen lah ya

Udah sih segitu aja hehe, selamat membaca!

*****

"aku tau kamu pasti akan sadar"

"apa kamu masih ragu bahkan setelah tau aku tidak bernafas?"

Tidak, tidak mungkin. Ini mimpi, Aku hanya sedang bermimpi. Yang harus aku lakukan sekarang hanyalah bangun dan semuanya akan kembali nyata. Ini hanya halusinasi anna.. cepat sadar!

"Gila ya nampar diri sendiri?"

YA TUHAN KENAPA AKU MASIH BELUM BANGUN?

"Ohh please, bangun anna!"

"Mau aku bantu?"

Arghh! kenapa aku masih mendengar suaranya?

"Sepertinya iya"

PLAK

"Aw!" aku meringis merasakan perih di pipiku. Kenapa rasanya sakit saat dia menamparku? Kenapa mimpi bisa jadi sesakit ini?

"Ini bukan mimpi" jisung mengernyit "kenapa sih pikiran kamu isinya aneh banget?"

Mataku melebar, mulutku sedikit terbuka. Aku menatap cowok di sampingku dengan tatapan ngeri "WAAAAAAA JENOOO AAAA ALICEEE MMPPPSS.."

"Mpsss..." aku meronta-ronta karena jisung membekap mulutku rapat-rapat.

"Hish, apa sih teriak-teriak?" Jisung dengan aura dinginya menatapku sinis lalu melepaskan tangannya dari mulutku.

"WAAAA BUNDAAA" begitu jisung melepaskan bekapannya aku langsung berlari keluar dari ruang musik. aku tidak perduli apa pun lagi. Aku berlari sekencang-kencangnya mengabaikan tatapan aneh orang-orang yang melihatku. Mungkin mereka pikir aku sudah gila berlarian di sepanjang koridor.

Tunggu, aku harus kemana sekarang? Pulang! Iya aku harus pulang. Setidaknya aku harus selamat! Aku tidak boleh mati!

"Anna?"

"WAAAA PLEASE JANGAN... AKU MAU HIDUP! TOLONG BUNDA.. BUNDA ANNA MAU HIDUP"aku merancau tidak jelas saat merasakan sesuatu menyentuh pundakku.

"Hei kamu kenapa sih?"

Suara perempuan? "ALICE!!" aku berbalik dan memeluk alice erat-erat seakan aku bisa mati jika melepaskan pelukanku padanya.

"Aduhh, kamu kenapa sih?? Aku.. aku sesek ini.. lepas dulu"

"Gak! Gak mau lepas!" Aku memeluk alice makin kencang.

"Kamu gak lagi mau bunuh aku kan?" Aku langsung melepaskan alice. Mataku sedikit berair entah karena apa, mungkin karena terlalu ketakutan?

"Yahh, kok nangis? Kamu kenapa?" Alice panik luar biasa melihatku mulai sesegukan di depannya. Dia mengecek seluruh badanku karena alice pikir aku terluka. "Kamu kenapa? Siapa yang bikin kamu nangis? Siapa?!" Tangisku malah semakin pecah. Kakiku gemetar. Kenapa baru sekarang terasa efeknya?

BLOOD [Park Jisung]Where stories live. Discover now