19. The Truth

4.6K 741 134
                                    

Saat kembali ke dalam kelas aku mendapati Jisung sudah duduk di bangkunya. Sepertinya dia telat datang hari ini, aku mengehela napas kemudian duduk di bangku ku sendiri.

Alice menatapku penasaran "Habis ngomongin apa sama Guanlin?"

Aku menggeleng "Bukan apa-apa"

"Bohong" Alice menukas cepat, matanya sibuk menelitiku "Jelas kamu kelihatan lagi banyak pikiran sekarang. Pasti ada sesuatu di antara kalian"

"Gak ada apa-apa Alice, Jadi jangan banyak tanya oke?"

Alice merengut sebal "Selalu aja gitu" gerutunya kemudian beralih pada novel yang masih terbuka ditangannya.

Aku menyandarkan tubuhku pada kepala kursi, badanku terasa kebas, pikiranku juga kacau. Hari ini terlalu banyak kejutan yang di siapkan untukku.

Beberapa menit kemudian seorang guru perempuan memasuki kelas, khas dengan aura dingin yang selalu melekat padanya. sorot matanya yang tajam meneliti setiap sisi kelas, memberikan efek sunyi yang mencengkam, Karena gak ada satu pun yang berbicara saat ini.

"Lima menit lagi saya tunggu di lapangan basket" begitu saja dan guru itu kembali keluar dengan langkahnya yang bergema di sepanjang koridor.

Alice mendengus "Sok iye banget"

Aku menyenggol lengan Alice yang masih menggerutu "Stt.. jangan gitu sama guru"

"Ya lagian ngeselin banget tuh ibu-ibu. Dimana-mana guru olahraga tuh ya pakai baju olahragalah! eh, itu engga, mana pakainya kemeja ketat terus lipstiknya tebel banget! Niat ngajar olahraga atau jadi model sih?!"

Aku tidak menanggapi ocehan Alice, aku malah diam-diam melirik Jisung yang sama sekali tidak beranjak dari duduknya di saat yang lain satu persatu sudah meninggalkan kelas untuk berganti baju olahraga dan pergi kelapangan.

"Yuk Ann" Ajak Alice yang ternyata sudah berdiri dengan setelan baju olahraga ditangannya.

"Duluan gih, aku nyusul nanti"

Mata Alice menyipit menatapku curiga "kamu mau ngapain emangnya?"

"Duluan aja" kataku sekali lagi.

Alice mengedik "Yaudah, tapi nanti kalau buk Joy ngamuk ke kamu aku gak ikut-itu ya?!"

"Iya, cerewet banget" aku mengibaskan tanganku di depan wajah Alice.

Alice mencibir, kemudian dia benar-benar pergi. Aku memperhatikan punggungnya yang terus menjauh dan hilang di balik pintu. Kelas sudah kosong, hanya tinggal aku dan Jisung yang masih tersisa.

"Kenapa diem?"

Jisung mendengus "Lain kali Anna,"

Dia pasti sudah tau apa yang akan aku katakan. Sejak tadi dia pasti sudah membaca niatku "aku butuh penjelasan" kataku menghampirinya.

"Kamu udah ingat semuanya"

"Asumsi itu menyesatkan, aku gak mau berasumsi sebelum tau cerita sebenarnya." aku memandangnya lekat "aku perlu tau yang sebenarnya, kamu gak mau ngasih tau?"

BLOOD [Park Jisung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang