Bab 43

15.6K 917 87
                                    

[ Jangan jadi silent readers.
Ayo saling menghargai! ]









































Sesekali Erik bergerak gelisah sembari menatap seorang gadis yang masih tak sadarkan diri disampingnya.

Tak dapat dipungkiri kalau dia tengah takut dan was-was tapi disisi lain dia akan merasakan lega karena dia bisa bebas.

Sepanjang eksistensinya hidup di dunia, ini adalah keputusan paling gila yang pernah dia tempuh.

Tapi memangnya Erik bisa apa selain menurut dan menerima keadaan?

Maka dari itu, dia berani mengambil jalan ini. Jalan kotor yang bahkan sebelumnya tak pernah dia kira. Mata dan hati nuraninya terlanjur buta sehingga yang dia lihat hanyalah warna hitam pekat yang membelenggunya.

Semua berawal dari hidupnya yang perlahan hancur hingga ke titik paling rendah yang terjadi beberapa bulan yang lalu.

Saat itu kedua orangtuanya tengah bertengkar hebat dan papa yang ringan tangan melakukan kekerasan pada sang mama sementara di tangga sana ada adiknya yang membekap mulutnya sendiri untuk menahan tangis.

Erik panik, kesal dan marah.

Masa bodo dengan sebutan anak durhaka, Erik balas memukul pria itu hingga terhuyung ke lantai dan saat itu juga Erik sadar kalau pria yang selalu dia panggil papa itu tengah mabuk.

Sempat terjadi perkelahian antara dirinya dan sang papa lalu berakhir dengan mama yang melerai.

Pria itu berteriak tidak jelas dengan raut wajah yang begitu marah lalu melangkah keluar rumah. Papa-nya pergi dan tak pernah kembali hingga sekarang.

Keadaan ekonomi keluarganya merosot ditambah mama-nya yang sakit-sakitan. Erik selaku anak sulung pun kelimpungan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tentu saja dirinya, mama dan adiknya harus makan dan dia juga harus membayar uang sekolah mereka.

Erik terdampar disebuar bar, bertemu dengan teman-temannya yang lain untuk mengusir penat dan mencoba peruntungannya.

Iya, dia akan meminjam uang. Tapi saat itu diantara mereka tak ada yang mau membantu Erik.

Lama-lama dia makin frustasi. Dia butuh uang dan nama Deri tiba-tiba terlintas dibenaknya begitu Eno bercerita kalau sahabatnya itu sehabis membeli mobil sport keluaran terbaru padahal Deri baru sembuh dari cedera patah kakinya beberapa hari yang lalu.

Erik yang sengaja menguping pun menganggap itu sebagai kesempatan emas. Ternyata Deri memang anak orang kaya.

Meskipun Erik pernah bertemu beberapa kali dengan Deri, tapi dia tak terlalu dekat. Dia hanya dekat dengan Eno dan akhirnya dia meminta bantuan Eno untuk mengantarnya bertemu Deri dan membujuk cowok itu agar meminjamkan uang padanya.

Awalnya Deri ragu karena dia menganggap kalau Erik hanyalah sebatas kenalannya di sebuah bar. Tapi begitu tahu latar belakang Erik—terlebih dimana Erik bersekolah—dia bertanya apakah Erik mengenal Dev dan Rio atau tidak, lalu cowok itu mengangguk dengan yakin.

Jelas saja Erik dekat dengan keduanya karena mereka bersahabat sejak masuk SMA hingga sekarang.

Deri tersenyum lalu menyodorkan ponselnya, menyuruh Erik mengetikan nominal uang yang dia butuhkan. Deri memberi waktu sebulan untuk melunasi dan Erik pun menyanggupi karena setelahnya dia akan rutin mengikuti balapan ilegal untuk menghasilkan banyak uang.

[I] Ralaya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang