Prolog

67.9K 2.8K 289
                                    


Apa yang terlintas dibenak kalian saat mendengar kata keluarga?

Jika aku ditanya seperti orang itu, rasanya aku hanya bisa menarik napas panjang dan menghembuskannya kasar. Lalu, sesudahnya aku akan tersenyum dengan air mata yang menetes melewati pipi.

Bagiku, keluarga itu segalanya.

Tempat kita mendapat kasih sayang, pelukan hangat serta hal-hal menakjubkan lainnya. Tak peduli jika dunia mengacuhkanmu, keluarga akan tetap merangkulmu dan memberikan kecupan lembut hingga kamu dapat melupakan dunia yang jahat meskipun sesaat.

Itu terdengar hebat, kan?

Bahkan jika diibaratkan, mempunyai keluarga harmonis itu seperti Surga.

Sangat indah dan tentu saja tempat indah itu tidak dapat di deskripsikan dengan kata-kata.

Aku benar-benar bersyukur mempunyai mereka.

Hingga saat itu ada sebuah badai yang menghancurkan dan mengoyakku dengan kasar dan aku langsung tersadar akan sesuatu.

Apakah semua itu nyata dan pernah aku alami?

Apa itu benar-benar kenanganku? Ataukah itu hanya harapan semu yang selalu aku inginkan?

Aku yang sedang frustasi saat ini hanya duduk bersandar di sudut ruangan. Air mata sialan ini terus saja mengganggu pandanganku.

Tangan kanan-ku memegang sebuah cutter yang selama beberapa bulan ini telah menjadi teman setiaku.

Dengan yakin, aku mulai menggores lengan kiri-ku agak panjang dan dalam seperti biasanya.

Di sela rasa pening yang menghampiri, aku tersenyum menatap darah merah segar yang mengalir dan menetes sampai mengenai lantai.

Aku sudah mencobanya berkali-kali, rasanya sakit, perih dan nyaman secara bersamaan.

Selfharm ini membuatku kecanduan.


Warning ⚠
Cerita ini mengandung selfharm, depression, violence.

AngstHurtTeenfiction ✖ Psychologis

[I] Ralaya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang