Nabilla seolah Maria di film Ayat-Ayat Cinta, yang bisa tersadar karena kedatangan Fahri. Nabilla bagaikan Maria, dan Dzaki sebagai Fahrinya. Bisa jadi apa yang dikatakan Dzaki kemarin di dengar oleh Nabilla, dan tekadnya untuk bangun dan melawan sakitnya terkobar.

Alhasil satu jam sebelum UN berakhir, Nabilla bisa mengikuti UN bersama yang lainnya. Itupun perlu pertimbangan dari dokter, sulit untuk meyakinkan dokter, agar mengizinkan Nabilla pergi ke sekolah untuk mengikuti UN. Dan akhirnya setelah bernegosiasi, dokter mengizinkan dengan syarat setelah UN langsung kembali ke rumah sakit.

Hampir seminggu UN berlangsung, Nabilla terus mengikuti ujian ke sekolah dengan kursi roda karena kakinya yang lumpuh.

Dan ketika hari terakhir UN, Nabilla menginginkan pergi ke makam ayahnya. Karena nanti ia akan dirawat penuh di rumah sakit, demi kesembuhan kakinya.

Nabilla pergi bersama Mitha menuju makam Khairun, sesampai di sana Nabilla bingung akan taburan bunga di atas yang masih segar. Pertanyaan memenuhi otaknya, siapa yang baru saja berkunjung, Ibunya tak mungkin karena tadi dia  sudah mengajak sang Ibu namun Nisa tak bisa karena ada yang dibicarakan dengan dokter yang merawat Nabilla.

Tak jauh dari makam Khairun, ada seorang yang menangis. Nabilla menengok, dan dilihatnya seorang perempuan tengah menangis sambil berdoa di depan makam seseorang.

"Mit, antar aku ke sana," pinta Nabilla.

Setelah berada di jarak yang cukup dekat, Nabilla seolah mengenali siapa berada di sana.

"Mae,"

Perempuan itu menoleh dengan mata berkaca. "Kak Nabilla," ucapnya lalu menghambur ke pelukan Nabilla.

"Kamu ngapain Mae?" tanya Nabilla.

"A ... Aku rindu mama kak," jawabnya menahan tangis.

"Mae yang sabar ya, Ayah kaka juga udah meninggal. Yang perlu Mae lakukan adalah mendoakan dan mengirimkan ayat-ayat hadiah buat Mamanya Mae di sana," jelas Nabilla.

"Ayat-ayat hadiah kak?"

"Iya seperti surah yasin dan surah dalam Al-Qur'an lainnya yang pahalanya kamu kirimkan ke Mamanya Mae"

"Iya kak, makasih ya"

"Ya sudah kaka antar pulang ya"

"Iya kak, eh kak kaki kaka kenapa?"

"Kakak kamu gak cerita?" sambung Mitha.

"Cerita apa kak?" tanya Maeda polos.

"Kak Nabilla itu mengalami kecelakaan," jawab Mitha

"Innalillahi, maaf ka aku gak tahu"

"Sudah-sudah, ayo pulang," ajak Nabilla.

💦


Sampailah Nabilla, Mitha dan Maeda di depan rumah bercat putih. Mereka mengantarkan Maeda pulang. Tiba-tiba ketika masuk ke dalam rumah tersebut, kepala Nabilla mendadak pusing berat, dan pandangannya mulai kabur.

"Aku seperti pernah ke sini," gumam Nabilla sebelum ia pingsan.

Pintu perawatan masih tertutup, Nabilla masih ditangani dokter setelah dilarikan ke rumah sakit oleh Mitha, Maeda dan Dzaki.

Tak lama dokterpun keluar,

"Bagaimana keadaan Nabilla dok?" tanya Dzaki.

"Dia cuma sedikit sedikit stres ada yang mengganggu pikirannya, tolong jangan biar dia sampai banyak pikiran. Saya permisi dulu," ucap dokter itu.

"Biarkan Nabilla istirahat, kalian bertiga saja dulu," pinta Nisa. Dan akhirnya hanya Nisa yang menunggu Nabilla sadar.

💦

Kelulusan tiba, dan Nabilla sudah boleh pulang seminggu sebelum acara perpisahan. Nabilla menghadiri acara itu masih dengan kursi roda yang sama. Kakinya masih lumpuh, dan untuk menyembuhkannya ia perlu terapi secara rutin.

Mitha masih setia menemani Nabilla, dan untuk Awan, beberapa kali ia menghampiri Nabilla untuk memberikan support kepada Nabilla.

Dzaki? Jangan ditanya, batang hidungnya jarang terlihat, ia seolah tak ingin bertemu dengan Nabilla.

Nabilla berjuang melawan sakitnya dipenghujung karir sekolahnya. Bersyukur masih dapat mengikuti ujian, walaupun dengan nilai hanya beberapa angka di atas standar KKM. Sedangkan Mitha? Mitha tampil sebagai Lulusan terbaik pertama, lalu Dzaki diurutan kedua. Raka, ia berada dalam 10 besar lulusan terbaik SMA WHITE SAND.

Setelah lulus dari SMA, Nabilla menjalankan terapinya hingga kakinya dapat dijalankan secara normal.

Dzaki mengambil jurusan fisika di Universitas yang berada di luar kota. Sedangkan Mitha dan Raka berada dalam satu Universitas yang sama dengan jurusan yang berbeda.

💦

Setahun berlalu, Raka dan Mitha terkadang masih saling memberi kabar kepada Nabilla. Beberapa bulan yang lalu, Nabilla berhasil kembali berjalan normal. Ia berhasil melawan sakitnya. Namun sakit itu menghambat pendidikannya, hiatus dari dunia pendidikan merupakan hal berat yang harus dilakukan Nabilla.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki datang ke rumah Nabilla dengan pakaian yang rapi. Entah apa niatnya, namun di tangan ada sebuah kotak hati kecil berwarna merah.

💦

Assalammualaikum, hai. Apa kabar para readers?
Masih setia?
Masih nungguin?
Atau bosen nunggu?
Atau udah pindah lapak? 😭

Ana harap kalian bakalan stay in my story.

Afwan ya, ana ninggalin kalian hampir satu bulan lamanya. Tapi tenang ana langsung bawa 2 part sekaligus.

Senin ini ada Try Out di SMA ana, jadi ana putuskan up sekarang daripada nanti. Manatahu kan tugas semakin menjadi-jadi dan ulangan semakin merajalela.

Behh nasib kelas 12. Pejuang UNBK 💪

Do'ain lancar ya dari Try Out sampai Ujian nanti. Do'ain juga  lulus dengan nilai yang Alhamdulillah bagus, jangan lupa do'ain biar bisa masuk Universitas Favorit di kota ana. Oh iya satu lagi, berdo'alah semoga ada penerbit yang mau melamar ini novel. (Aduh Mbak minta do'a atau nagih hutang sih panjang amat😅)

Tapi yang mau do'ain makasih ya. Semoga kita bisa masuk surga bareng-bareng. Aamiin

Scrool lagi ya 😊

Cinta di Sepertiga Malam (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang