I Fall in the Autumn Part 14

242 33 0
                                    

Kami habiskan malam dengan bercengkrama ditemani oleh kilauan lampu Tokyo yang nampak seperti berlian besar dari kaca Tokyo Tower. Untuk pertama kalinya kami membicarakan mengenai masa depan. Tentang mimpiku, juga mimpi Adrian. Tentang hobi dan kegemaran masing-masing kala sendiri. Adrian yang biasanya nampak cool dan keren, entah mengapa beberapa hari ini memperlihatkan sisi lembutnya. Dan seharian ini, kami benar-benar mulai saling mengenal satu sama lain lebih dekat lagi.

Keesokan paginya, kami berangkat menuju Ashikaga. Ternyata perjalanan ke Ashikaga Flower Park sangat panjang. Kami harus berganti 3 kereta, salah satunya dengan menggunakan shinkanzen, dan masih menempuh perjalanan selama hampir 3 jam. Namun semua lelah perjalanan menjadi terbayarkan karena benar kata Satria, tamannya begitu indah dengan banyak sekali bunga wisteria yang menjuntai panjang. Ada tiga warna wisteria, putih, ungu dan pink. Diantara ketiganya, bunga yang berwarna putih yang mempunyai aroma yang sangat harum. Adrian bilang bahwa dia ingin memakan bunganya karena wanginya manis seperti madu. Aku hanya tertawa mengiyakan perkataannya.

Sepanjang jalan berkeliling taman, aku tak hentinya berdecak kagum, dan Adrian tak hentinya mengambil banyak gambarku. Aku menawarkan untuk mengambil gambarnya, namun Adrian menolaknya. Sebagai gantinya, kami berfoto bersama. Ini adalah kali kedua kita berfoto bersama setelah foto pertama kita saat kelulusan SMA dulu. Diam-diam aku bersyukur karena akhirnya punya foto berdua dengan Adrian. Pun bersyukur karena bisa pergi ke tempat yang sangat indah ini berdua. Dibawah untaian wisteria ungu ini, aku menatap Adrian yang sedang mengambil foto wisteria. Sambil tersenyum dan dengan jantung yang terasa seperti dipukul-pukul ini. Namun aku tak berani mengatakan sepatah katapun.

Adrian lalu mengajakku untuk beristirahat untuk shalat dan memakan bekal makan siang yang kami sempat beli di tengah perjalanan. Sambil bercerita mengenai Satria yang merengek meminta dikirimkan foto yang bagus, pada akhirnya kami putuskan untuk menelepon Satria. Seperti dugaan, dia benar-benar menunjukkan kenorakan khasnya dengan berteriak-teriak memuji keindahan wisteria, dan diakhiri kalimat oamungkasnya, "ajak aku kesana donk!". Kami hanya tertawa meledek Satria. Meskipun berharap, Satria bisa hadir ditengah-tengah kami, menikmati kebersamaan seperti saat SMA dulu. 

Salah satu spot di bagian tengah Ashikaga Flower Park yang sangat terkenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu spot di bagian tengah Ashikaga Flower Park yang sangat terkenal. Saya (Ai) pernah kesini bersama Morgan, sahabat saya di tahun 2014. Luar biasa indah sekali. Recommended place to go during Golden Week. Sayang sekali foto-foto saat itu tersimpan di memori laptop lama dan laptopnya ga nyala bisa lagi T_T.

Kami melanjutkan perjalanan memutari taman, hingga kembali ke area bunga wisteria putih. Adrian tertarik dengan adanya beberapa lebah yang hinggap. Dia mulai membidikkan kameranya. Aku memandanginya kembali seperti tak puas melihat sosoknya seharian ini. Adrian menyadari sikapku, dan dengan lembut dia meraih tanganku, kemudian kami berjalan keluar taman tanpa kata. Namun aku merasakan getaran yang tak biasa. Di kereta, aku tertidur dengan kepala kurebahkan di bahu Adrian. Beberapa kali Adrian mengusap kepalaku atau pipiku. Namun hanya bisa kubalas dengan senyum meski terpejam. 

Di tengah perjalanan, Adrian membawaku ke Akihabara. Ingin ditunjukkannya teater AKB48, katanya. Aku hanya tertawa karena pada kenyataannya dialah yang berminat pergi. Lalu kami mengambil rute lain untuk sampai ke stasiun Akihabara. Kemudian kami berkeliling sepanjang Electric Town, makan di warung kebab halal di pinggiran, lantas mengunjungi Don Quijote yang di lantai teratasnya adalah teater AKB48, tak lupa berfoto di depan AKB48 Cafe. Hari ini aku benar-benar melewatkannya dengan banyak tertawa dan senyum ceria. Tak hentinya aku bersyukur akan hal itu. Kami saling berpandangan di depan AKB48 Cafe, seolah tahu isi hati satu sama lain, kami hanya tersenyum dan tiba-tiba Adrian memelukku sambil berbisik, "makasih untuk dua hari ini".

Kami lalu pergi ke Yodobashi. Adrian mengatakan bahwa ada barang yang harus dia beli. Aku meminta untuk menunggu di luar karena ingin mengambil beberapa gambar suasana malam di Akihabara. Adrian meminta untuk bertemu di depan Yodobashi jika aku sudah puas berkeliling sendiri. Belum sampai aku berjalan jauh, langkahku terhenti di depan tulisan besar TX, Tsukuba Express. Sesosok pria yang sangat aku kenal wajahnya. Terhenti langkahnya tepat didepanku. Dia mengenakan setelan jas warna hitam dan tas kerja warna yang sama. Sesaat memandangiku, sebelum dia menjatuhkan tasnya. Pria yang aku kenal wajahnya, yang bertahun-tahun telah hilang dari pandangan mataku. Pria yang pernah membuatku mengenal apa itu rasa suka, namun juga yang pernah meremukkan hatiku. Pria yang kukutuk dalam hati karena telah menghancurkan memori hari ini hanya dengan satu detik kemunculannya yang tak diinginkan. Naoki.

I Fall in the Autumn (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang