I Fall in the Autumn Part 4

263 38 6
                                    

Hari ini pengumuman pembagian kelas. Setelah mendengar penjelasan Adrian tempo lalu,  aku mantabkan pilihanku ke IPA dan mengatakan kepada Pak Siregar keesokan harinya. Dan setelah liburan semester dua minggu lalu, hari ini aku berdebar menunggu pembagian kelas. Aku berharap bisa satu kelas dengan Satria. Karena dia pandai sekali dalam matematika. Dan juga mungkin bisa satu kelas dengan Naoki. Aku dengar dia mantab sekali mengambil jurusan IPA. Berita yang kudengar, dia ingin melanjutkan kuliah di teknik kimia lingkungan di Jepang nanti. Dia memutuskan untuk ke tanah kelahirannya menemani neneknya yang sudah menua. Itu artinya, tahun ini akan menjadi tahun terakhirku berada di satu tempat dengan Naoki. Tiba-tiba saja terbersit keinginanku untuk mengutarakan apa yang selama ini aku rasakan padanya. Tapi, apa aku berani? Menatap matanya saja aku tak mampu.

" Yo Em!! ", sapa Satria mengejutkanku dengan melempar bola basket kearahku.

" Di kelas mana? " tanyaku tanpa basa basi sambil mengambil bola basket yang gagal aku tangkap dengan reaksiku.

" Kita sekelas loooohhhh. Asyik deh bisa nyontek biologi ni haha ", kelakarnya.

" Tapi matematika ya...ya Sat ya..please.... ", kataku memohon dengan sangat.

" Santai lah itu, matematika gampang ", jawabnya kuikuti dengan teriakan senang.

Aku berlari menuju ke arah papan pengumuman, sedangkan Satria menuju ke kelas. Benar, aku masuk ke kelas IPA 4, ada nama Satria pula. Aku mencari-cari nama Naoki di kelasku, namun nihil. Naoki berada di kelas IPA 3 bersama dengan Kyla. Agak kecewa rasanya, namun ya sudahlah. Di beberapa praktikum besar mungkin kita bisa satu kelompok. Setiap tahunnya, praktikum kimia dan biologi akan diacak kelompoknya perkelas. Masih ada kesempatan untuk melakukan pendekatan. Ah pendekatan, seakan aku berani saja berdekatan dengannya.

Kudengar bel sekolah berbunyi. Segera kulangkahkan kaki menuju ke kelas baruku. Kulihat Satria melambaikan tangannya dari depan pintu kelas. Aku bergegas ke arahnya.

" Tempat dudukmu mana? "

" Tuh disana ", katanya sambil berjalan menuju tempat duduknya.

" Aku sampingmu ya ", kataku sambil berjalan mendekati mejanya.

Namun tiba-tiba saja Adrian meletakkan tasnya di samping tas Satria.

" Sat, aku sini ya ", katanya dengan seenaknya

Langkahku terhenti, terlebih lagi setelah Satria dengan santainya menjawab " Yo'i man ". Aku mencubit perut Satria keras sambil berbisik,

" Koq ada dia sih?? "

" Kamu ga liat namanya di pengumuman? "

" Mana aku perhatiin?? "

" Kamu merhatiin Naoki mulu "

" Sat! jangn keras-keras! Resek kamu ah ", dengusku kesal.

Kutinggalkan Satria dan aku berkeliling mencari tempat yang kosong. Dan satu-satunya tempat kosong ada persis di depan meja Adrian dan Satria.

" Hai, boleh aku duduk disini? ", sapaku pada gadis manis berambut pendek sebahu yang duduk persis di depan Satria.

" Eh iya, syukurlah dapat teman sebangku cewek ", " Aku Shinta"

" Hai, Aku Emi ", " Hee...kamu dari kelas 2-1 ya? "

Dan kami memulai percakapan perkenalan ini sampai guru kelas kami, Ibu Vivi datang memberi pelajaran permulaan kelas.

Tidak ada yang istimewa hari ini. Aku melangkahkan kaki dengan sedikit lesu menuju ke parkiran sepeda. Aku menengok ke arah kelas Naoki. Kulihat dia asyik bercanda dengan teman-temannya. Ada Kyla disana. Kyla melihatku dan melambaikan tangannya dan kubalas lambaiannya dengan senyuman. Dia berlari ke arahku.

I Fall in the Autumn (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang